Friday 9 November 2012

Pertamina Tetapkan PT Rekayasa Industri Sebagai Pemenang Tender EPC Revitalisasi Arun

Ilustrasi kawasan Kilang LNG Arun (Foto PedomanNEWS)

JAKARTA - PT Rekayasa Industri memenangkan tender kontraktor pelaksana engineering, procurement, and construction (EPC) proyek revitalisasi Kilang LNG Arun menjadi Receiving and Regasification LNG Terminal.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan tender EPC untuk proyek tersebut telah digelar mulai April 2012 yang diikuti oleh lima perusahaan . Setelah melalui beberapa tahapan, Rekayasa Industri terpilih sebagai kandidat terbaik sebagai pelaksana EPC proyek.

"Kami telah menetapkan Rekayasa Industri sebagai pemenang tender dengan penawaran terbaik pada pekan lalu. Rekayasa Industri juga telah berkomitmen untuk menuntaskan pekerjaan dengan tepat waktu dan kualitas," kata Ali.

Proyek Revitalisasi KIlang LNG Arun menjadi Receiving and Regasification LNG Terminal direncanakan memiliki kapasitas total 400 MMscfd. Pasokan gas tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh industri pupuk, bahan bakar listrik, dan industri di Aceh dan Sumatera Utara. Sejauh ini, proyek tersebut belum mendapatkan kepastian alokasi gas yang bersifat final secara kontraktual.

Rencana pasokan sebanyak 140 MMscfd untuk PLN dari LNG Tangguh yang rencananya akan dipasok melalui Receiving and Regasification LNG Terminal Arun juga masih dalam pembahasan mengenai harga di pemerintah. Pertamina, tuturnya, juga telah menyatakan minat untuk membeli LNG domestik bagi keperluan proyek tersebut kepada produsen LNG Tangguh, BPMigas dan pemerintah.

Proyek revitalisasi Kilang LNG Arun diharapkan dapat menghidupkan kembali denyut industri diAceh, menjaga keberlanjutan Pupuk Iskandar Muda, serta menjaga pasokan listrik di provinsi ujung Barat Indonesia tersebut. Selain itu, melalui proyek pipa yang akan menghubungkan Arun dan Belawan, pasokan gas untuk terminal penerima dan regasifikasi Arun akan meningkatkan ketahanan pasokan energi dan juga bahan baku industri di Sumatera Utara.

Selanjutnya Ali mengatakan bahwa Pertamina belum dapat melakukan penandatangan kontrak pelaksanaan proyek dengan pihak Rekayasa Industri karena masih bergantung pada kepastian alokasi gas. Untuk itu, Pertamina sangat mendukung upaya pemerintah untuk melakukan finalisasi kepastian pasokan gas bagi proyek yang strategis bagi ketahanan energi nasional tersebut. (www.Pertamina.com)

No comments:

Post a Comment