Monday 20 September 2010

Elpiji dan Petronas Goyang Pertamina

Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Akhir-akhir ini tanker Pertamina telah diterjang gelombang arus balik LPG (elpiji) sebagai ekses munculnya elpiji kemasan 3 kilogram ketika diberlakukannya program konversi minyak tanah ke bahan bakar ramah lingkungan dan murah, yaitu LPG yang masih awam bagi konsumennya yang sebagian besar adalah warga masyarakat ekonomi lemah.

Pada awal digulirkan elpiji dalam kemasan tabung ukuran 3 kilogram, laut masih lenang, dan tanker Pertamina masih dapat berlayar dengan smooth membelah permukaan samuder. Tetapi ketika puluhan jutaan elpiji kemasan tabung 3 kilogram mulai dimanfaatkan masyarakat bawah, terjadilah arus balik gelombang elpiji yang mengantam kiri kanan lambung tanker Pertamina sehingga bergetar dan membuat sang nakhoda dan awak kapal jadi kaget. Kenapa ini bisa terjadi ?! Gumam sang nakhoda.

Masyarakat yang tadinya bergembiraria saat menerima hadiah gratis satu set kompor lengkap dengan elpiji kemasan tabung 3 kilogram jadi terhentak dan kaget ketika hadiah gratis dari pemerintah telah menimbulkan korban. Konsumen hadiah gratis itupun jadi geger dan bertambah panik ketika menonton televisi dan membaca berbagai berita koran dengan aneka judul. “Kompor elpiji meledak” atau “ Rumah hangus terbakar akibat tabung LPG meledak. 1 tewas, 2 luka parah”

Niat baik pemerintah untuk menyelamatkan kocek masyarakat bawah dan mengurangi subsidi BBM khususnya minyak tanah berbalik menjadi bumerang. Sebagian masyarakat pemakaian elpiji kemasan 3 kilogram justeru jadi korban kebakaran. Rumah sudah tidak dapat lagi dihuni, masuk rumah sakit pula, dan bahkan ada yang sampai masuk ke liang lahat. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…….

Blantika media massa mulai ramai mengisi kolomnya dengan peristiwa kebakaran akibat “meledaknya” tabung elpiji 3 kilogram yang menelan korban luka bakar dan juga korban yang meninggal dunia. Media elektronik menayangkan gambar TKP (tempat Kejadian Perkara) yang berantakan, juga tidak luput disorot tabung bulat hijau yang hangus di dapur. Tabung elpiji 3 kilogram itu masih utuh ! Tetapi diberitakan kebakaran akibat ledakan tabung elpiji ! Aneh bukan ? Pada hal kebakaran terjadi akibat ada kebocoran pada regulator tabung elpiji 3 kilogram. Informasi beritapun jadi ngaur alias tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

Ironisnya, para pembicarapun ikut angkat bicara di media massa, dan kebanyakan di antara mereka yang menyalahi Pertamina. Sementara adalah pula yang berupaya mencari “kambing hitam” bukan "angsa hitam" (black swan).

Menyadari bahwa musibah itu bukan sebuah kebetulan, tetapi faktor human error dan adanya aksesoris yang tidak memenuhi persyaratan beredar di pasaran, maka Pertamina-pun mencari pembenaran dengan menurunkan “tim pencari fakta” untuk mengetahui apakah benar bahwa kebakaran yang terjadi akibat ledakan tabung elpiji kemasan 3 kilogram ? Ternyata tidak benar !

Kepala Divisi Humas Markas Besar POLRI, Irjen Pol Edward Aritonang angkat bicara disela-sela acara Syukuran HUT Bhayangkara ke-64 di Surabaya, Kamis (1/7’10) bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium forensik POLRI, penyebab kecelakaan elpiji bukan diakibatkan oleh tabung, tapi karena kebocoran gas yang terjadi pada aksesoris tabung elpiji seperti rubber seal, selang dan regulator. Sementara pihak PT Pertamina (Persero) melalui Vice President Communications Korporat Pertamina, B. Trikora Putra menjamin bahwa semua tabung elpiji kemasan 3 kilogram yang sudah diisi, 100 persen bebas dari kebocoran. Tegasnya, semua tabung elpiji isi 3 kilogram sudah terjamin keberadaannya karena sebelum keluar dari depot pengisian, kondisi tabung berada dalam keadaan baik.

Sementara menurut Menteri Energi & Sumber Daya Mineral, Darwin Z. Saleh, kasus kecelakaan elpiji 3 kilogram pada tahun 2010 ini, disebabkan karena komponen aksesoris elpiji yang sudah seharusnya diganti. Selain itu banyak disebabkan kurang bagusnya komponen aksesoris tabung elpiji. (MP no.25/Thn XLVI 21 Juni 2010) Akibat dari musibah terjadinya kebakaran yang telah merenggut korban luka bakar serius dan korban jiwa karena kecelakaan gas elpiji, sejak tahun 2007 sampai 2010 Pertamina telah mengeluarkan dana klaim gantikerugian sekitar 2,5 miliar rupiah. Dan sebagai rasa kepedulian terhadap korban kecelakaan elpiji 3 kilogram, Pertamina akan memberi santunan sebesar Rp 25 juta untuk korban meninggal dunia, ditambah biaya pemakaman Rp 2 juta. Sedangkan jika mengalami luka-luka, Pertamina akan menanggung biaya penggantian pengobatan selama di rumah sakit. (MP no.25/Thn XLVI 21 Juni 2010)

Kebijakan tersebut di atas pantas kita acungkan jempol untuk Pertamina, karena walaupun Pertamina merugi ketika menangani penjualan elpiji 3 kilogram, tetapi perusahaan plat merah itu masih mau mengeluarkan dana untuk para korban kecelakaan elpiji 3 kilogram.

Salah satu hal yang membanggakan, yaitu mengenai kepedulian Pertamina kepada para korban kecelakaan elpiji kemasan 3 kilogram, walaupun secara langsung maupun tidak langsung, musibah tersebut bukan mutlak kesalahan Pertamina, tetapi orang nomor satu di perusahaan plat merah itu dengan segala kerendahan hati bahkan menyampaikan permohonan maaf kepada para korban insiden elpiji 3 kilogram. “Saya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kejadian yang menimpa keluarga korban baik meninggal maupun luka, serta keprihatinan yang mendalam atas insiden pada pengguna tabung elpiji 3 kg yang akhir-akhir ini terjadi,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan dalam acara penyerahan santunan dan asuransi korban insiden elpiji 3 kg di Kemayoran, Jakarta Pusat, (17/6). MP No.26/Thn XLVI/28 Juni 2010.

Sebagai warga masyarakat yang peduli dengan Pertamina dan para konsumen elpiji kemasan tabung 3 kilogram, maka penulis melalui Freddyilhamsyah’s Blog merasa perlu untuk ikut mensosialisasikan kembali mengenai keberadaan Tim Nasional LPG yang terdiri atas sejumlah tenaga ahli dari Kementerian Koordinator Kesra, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepolisian Republik Indonesia, Badan Standarisasi Nasional, Pemerintah Daerah, dan Pertamina yang masing-masing anggota tim memiliki tugas dan tanggungjawab sesuai kewenangannya sebagai berikut : 1. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai Koordinator Tim Nasional Koordinasi Pengawasan dan Pembinaan Masyarakat. 2. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bertanggungjawab terhadap penyediaan dan Pendistribusian komoditi elpiji. 3. Kementerian Perindustrian bersama Pertamina bertanggungjawab terhadap pengawasan produk pendukung program (tabung, kompor, selang, katub dan regulator) termasuk untuk melakukan kontrol kualitas terutama terhadap perangkat paket perdana pada saat pengadaan. 4. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertanggungjawab dalam pengawasan terhadap produk tabung elpiji. 5. Kementerian Perdagangan bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan barang yang beredar di pasaran khususnya produk konversi minyak tanah ke elpiji mulai dari tabung, kompor, selang, katub, dan regulator. 6. Badan Standarisasi Nasional bertanggungjawab dalam perumusan dan penetapan SNI untuk rubber seal. 7. Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk mensosialisasikan cara penggunaan elpiji yang aman di daerahnya masing-masing. 8. Pertamina bersama dengan Kementerian Perindustrian melakukan kontrol kualitas terutama terhadap perangkat paket perdana pada saat pengadaan dan tetap melanjutkan usaha sosialisasi bekerjasama dengan semua pihak.

Selain para pihak tersebut di atas, POLRI sebagaimana tanggungjawabnya dalam pengawasan terhadap perilaku pidana/kriminal akan mengawasi perilaku pidana/kriminal terkait dengan pemanfaatan elpiji. Sumber MP no.29/Thn XLVI/19 Juli 2010.

Dengan adanya tugas dan tanggungjawab antar kementerian dan lembaga yang kini sedang bekerja secara serempat di berbagai sektor, maka diharapkan tidak ada lagi upaya mencari “kambing hitam” untuk dipersalahkan apabila dikemudian hari masih marak terjadi insiden akibat pemanfaatan elpiji kemasan tabung 3 kilogram. Semua pihak harus bertanggungjawab, tetapi kadar tanggungjawabnya berbeda-beda. Namun yang pasti paling berat tanggungjawabnya adalah Kementerian Perdangangan karena instansi ini yang paling bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan barang yang beredar di pasaran khususnya produk konversi minyak tanah ke elpiji.

Sedangkan Pertamina dan Kementerian Perindustrian hanya bertanggungjawab terhadap perangkat paket perdana. Artinya, sebelum beredar di pasaran adalah tanggungjawab Pertamina dan Kementerian Perindusterian, tetapi begitu ke luar dan beredar di pasaran adalah merupakan tanggungjawab Kementerian Perdagangan.

Terkait dengan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram hendaknya pihak Badan Standarisasi Nasional diharapkan jangan sembarangan membubuhi label SNI terhadap perangkat elpiji 3 kilogram.

Dengan terbentuknya Tim Nasional LPG, maka diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk media massa, LSM, DPR/DPRD dan para pihak yang selalu mengatasnamakan kepentingan rakyat sudah tahu siapa yang akan dijadi “sasaran tembak” bila suatu ketika masih terjadi musibah akibat pemanfaatan elpiji khususnya elpiji kemasan tabung 3 kilogram. Sementara secara internal, Pertamina juga telah melakukan pemasangan striker tanda bahaya yang ditempelkan di tabung elpiji 3 kilogram, mengganti dengan memberikan secara gratis 6 juta rubber seal sesuai standar SNI.

Selain itu Pertamina juga telah melakukan antisipasi dalam penggunaan kompor dan tabung elpiji 3 kilogram dengan tindakan meningkatkan quality control terhadap material konvensi, mulai penerimaan dari pabrik sampai ke saat pembagian termasuk mekanisme penukaran material rusak yang diterima selama masa garansi. Meningkatkan kontrol terhadap tabung elpiji di seluruh jalur distribusi di tingkat agen dan SPPBE, serta melakukan inspeksi dan pemberian sanksi pada jalur distribusi yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap tataniaga elpiji 3 kilogram. Realisasi dan implementasinya ditunggu.

Petronas

Masalah elpiji 3 kilogram belum sepenuhnya tuntas, kini muncul pula kasus SPBU DODO (Dealer Own, Dealer Operate) yang merupakan milik swasta, yaitu Petronas yang berada di depan gerbang pintu masuk Bandara Polonia Medan yang dikabarkan ada menjual BBM bersubsidi dengan oktan tinggi (oktan 92 ?) sehingga bensin Petronas terasa lebih unggul dan laris manis karena konsumen merasa lebih nyaman dengan bensin Petronas yang cepat pembakarannya.

Isu bahwa BBM bersubsidi Petronas memakai oktan yang lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku telah membuat gerah Pertamina dan berbagai kalangan di Sumatera Utara, misalnya Hiswana Migas, DRPD dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sangat menyesalkan persaingan yang tidak sehat tersebut.

Yang jadi tanda tanya besar, kenapa perusahaan asing diberi kesempatan untuk menjual BBM bersubsidi. Ini artinya sama dengan bahwa pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin menggoyang Pertamina. Media Pertamina (Tabloit internal Pertamina) ikut angkat bicara dalam editorialnya “ Saat Medan Diserbu”, (mengutip judul berita harian Medan Bisnis “ Sumut Kehilangan Rp 60 miliar Beli BBM Subsidi dari Petronas”) menyebutkan,….Apakah serbuan perusahaan asing akan dibiarkan dengan mudah merampas market share SPBU pribumi di daerah “basah” sementara daerah-daerah “kering”, sulit dan terpencil tetap tugas Pertamina ? Adilkah ? (MP edisi no. 25/Thn XLVI/21 Juni 2010)

Dari pemilihan isi/materi editorial tersebut terkesan bahwa Pertamina juga ikut gerah terhadap SPBU Petronas yang dipermasalahkan. Kalau tidak “gerah” dan “berang”, tentu kasus tersebut tidak diangkat sampai 4 (empat) kali dalam editorial Media Pertamina yaitu di MP no. 25/Thn XLVI/21 Juni 2010, MP no.26/Thn XLVI/28 Juni 2010, MP no.29/Thn XLVI/19 Juli 2010, dan MP no.34/Thn XLVI/23 Agustus 2010. Dalam editorial MP no.29/Thn XLVI/19 Juli 2010 ditulis, ” Kenapa BBM bersubsidi diberikan kepada perusahaan asing. Apakah SPBU Pertamina ini tidak sanggup mendistribusikan ? ”

Selanjutnya juga ditulis : Perdagangan bebas yang kita hormati adalah perdagangan bebas yang menjunjung persaingan murni dengan mengukur kekuatan, kemampuan, kelebihan, kelemahan, bukan privilege bentuk baru yang merusak fairness dan mengesankan justeru keistimewaan itu diberikan kepada badan usaha yang bukan milik pemerintah. Yang jadi pertanyaan, siapa yang memberikan izin penjualan BBM bersubsidi kepada perusahaan asing, dan siapa pula yang terkesan memberi keistimewaan kepada SPBU DODO Petronas, Pemerintah Malaysia atau Pemerintah Indonesia (instansi terkait) ?

Seharusnya kita tetap berlapang dada dalam menyikapi permasalahan tersebut dan jangan terseret emosional, karena semua ada mekanisme pengaturannya. Penulis yakin bahwa Petronas menjual BBM bersubsidi setelah perusahaan tersebut mengikuti mekanisme lelang. Bukankah pada alinea awal editorial MP no.29/Thn XLVI/19 Juli 2010 telah memberi sinyal bahwa pengadaan dan pendistribusian BBM PSO dilakukan melalui sistem tender. Artinya, siapa menang tender, go ahead dan yang kalah tender mundur.

Pelaksanaan pengadaan dan pendistribusian BBM bersubsudi atau dikenal sebagai BBM PSO untuk jenis Premium dan Solar, tahun 2011, siap diperebutkan. Sudah ada lima badan usaha yang sudah terseleksi untuk diseleksi lebih lanjut. Kelima badan usaha adalah PT Aneka Kimia Raya Corporindo, Tbk (AKR), PT Elnusa, Tbk. PT Petronas Niaga Indonesia, PT Shell Indonesia dan PT Total Oil Indonesia, (editorial MP no.29/Thn XLVI/19 Juli 2010) tanpa menyebutkan, Pertamina juga telah berkomitmen untuk mengikuti tender distribusi BBM bersubsidi di seluruh Indonesia untuk tahun 2011. Kini tinggal bagaimana kita mengatur strategi agar Petronas terjungkal dalam arena lelang.

Apakah gencarnya pemberitaan mengenai “pembukaan borok” Petronas akhir-akhir ini termasuk dalam trik tersebut ? Hanya pihak terkaitlah yang tahu.

Seharusnya Pertamina tidak perlu terlampau merasa “gerah” dan “berang”, bukankah Direktur Utama Pertamina Retail, Giri Santoso pernah mengatakan, “ Jangan takut kita dengan pesaing, pesaing belum tentu punya standar seperti kita yang sudah world class. Tetapi sebetulnya bisnis seperti ini kan bisnis generik, kayaknya nanti pasar yang akan menentukan. Dimana mereka puas di SPBU A akan tetap di A, atau ketika mereka puas di SPBU B, ya tetap di B……..,” ketika diwawancarai oleh Nandang Suherlan, anggota Tim Redaksi Media Pertamina seperti tertuang dalam rubrik Pojok Manajemen dalam tulisan berjudul “ Siap Bersaing, Hilangkan Kesan “Disuapi” (MP no. 25/Thn XLVI/21 Juni 2010).

Apakah dengan berdirinya 54 SPBU COCO (Company Own, Company Operate) milik Pertamina yang serba lengkap dengan konsep one stop service itu tidak “menghantam” ribuan SPBU DODO milik bangsa sendiri yang belum mampu bersaing dan kalah “kinclong” dengan SPBU COCO milik Pertamina ?

Satu hal lagi yang perlu jadi catatan, kalau memang benar bahwa masyarakat Indonesia memiliki rasa nasionalisme yang kental, pasti SPBU DODO Petronas akan ambruk sendiri. Sebab para konsumen pasti tidak akan membeli BBM di SPBU DODO milik perusahaan asing itu. Bukankah kalau Pertamina untung kita juga untung ? Kemana larinya, aku cinta produk Indonesia ? Apakah di sini pasti pas, di situ justeru lebih pasti pasnya ? Di sini tidak ada BBM jenis “premium” berkualitas Pertamax, tetapi di situ ada dijual bensin jenis “premium” yang menghasilkan pembakaran secepat bensin berjenis Pertamax dengan RON 92. Konsumenpun menyerbu SPBU DODO Petronas untuk membeli “premium” berkualitas Pertamax karena harganya subsidi. Mekanisme pasarpun terjadi. Masalah Fuel Pump akan rusak akibat pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai peruntukannya, urusan nanti.

Kabarnya, berdasarkan standar internasional, Premium itu RON-nya 88, dan apakah premium yang dijual SPBU DODO Petronas berada di atas RON 88 ? Kalau memang benar, segel SPBU-nya, dan tangkap pemiliknya karena telah melakukan “subversi ekonomi Indonesia”. Siapa berani !? Terkait dengan hal ini, hendaknya jangan sampai muncul istilah, “Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu”. Kita ngomel ngalor ngidul, SPBU DODO Petronas tetap eksis dengan praktek persaingan dagang yang kotor.

Memang harus kita sadari bahwa munculnya semua permasalahan itu sebagai dampak hadirnya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang telah mempreteli monopoli Pertamina di sektor hulu dan hilir, sehingga Pertamina terkesan “dikebiri”. UU itu kita sendiri yang buat. Apa yang mau dikatakan lagi, lakoni saja sesuai aturan mainnya.

Untuk menjadi perhatian, kalau memang benar SPBU DODO Petronas (PT Petronas Niaga Indonesia) sudah menyalahi aturan main, dan katanya Hiswana Migas, DPRD dan Pemprov Sumatera Utara juga sudah tahu, kenapa tidak ditindak oleh pihak yang berkompeten padahal sudah ada Undang-undang No. 5 Tahun 1999 yang mengantur tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ?

Pangkalansusu, 20 September 2010

Wednesday 15 September 2010

Selayang Pandang Pelsus Migas Dan Dock Yard Pangkalansusu

[caption id="attachment_836" align="aligncenter" width="600"]Dua kapal tanker LPG sedang bongkar buatan di Pelsus Pangkalansusu Dua kapal tanker LPG sedang bongkar buatan di Pelsus Pangkalansusu[/caption]
Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Pendahuluan



Sebagai salah satu wilayah yang terluas kawasan perairannya di Provinsi Sumatera Utara bahkan mungkin di pulau Sumatera, Pangkalansusu di Kabupaten Langkat boleh bangga karena di daerahnya terdapat Teluk Aru yang di pintu muaranya terdapat Pulau Sembilan dan Pulau Kampai yang sudah terkenal sejak jaman prakemerdekaan Republik Indonesia.

Sebagai kawasan bahari yang tersohor sejak jaman kerajaan/kesultanan sampai di masa pemerintahan Hindia Belanda, Pangkalansusu tercatat sebagai daerah pertama di Indonesia yang memiliki pelabuhan pengekspor minyak mentah (crude oil).
[caption id="attachment_840" align="aligncenter" width="600"]Pelabuhan Khusus Migas Pangkalansusu. Pelabuhan Khusus Migas Pangkalansusu.[/caption]
Pelabuhan Khusus Migas

Pelabuhan ini dikenal sebagai Pelabuhan Khusus Migas yang pertama di Indonesia yang didukung oleh lima dermaga berkasitas 1500 sampai 3000 DWT. Dermaga tersebut masing-masing adalah ; Dermaga GPLL berlantai papan sepanjang 40,8 meter, lebar 3,8 meter yang ditumpang oleh tiang baja. Kapasitas dermaga sebesar 1500 DWT dengan kekuatan 6 ton dan kondisinya sekitar 60%. Sedangkan dermaga C & D (Cargo) memiliki panjang 200 meter dan lebar 10,27 meter berlantai beton didukung oleh tiang baja dan beton. Dermaga berkapasitas 3000 DWT dan berkekuatan sebesar 30 ton itu masih berada dalam kondisi baik (50%) yang secara rutin melayani kapal tanker bermuatan LPG trayek Tanjung Uban/Dumai – Pangkalan Susu PP. Dermaga eks Japex memiliki ukuran; panjang 100 meter (lantai papan 3” x 9” sepanjang 85 meter dan lantai betong sepanjang 16 meter), lebar 9,45 meter, konstruksi tiang baja, kapasitas 1500 DWT, kekuatan 10 ton, kondisi berkisar antara 30 - 40%, ambang luar 6 meter dan kolam 5 – 10 meter. Dan dermaga Landing eks Mobil Oil. Draft maksimum 5,5 meter. Akses keluar-masuk wajib pandu dan hanya dilakukan pada siang hari..
[caption id="attachment_838" align="aligncenter" width="600"]Kapal tanker Gas Patra dan Gas Arjuna keluar dari Pelsus Pangkalansusu. Kapal tanker Gas Patra dan Gas Arjuna keluar dari Pelsus Pangkalansusu.[/caption]
Selain itu di Pangkalan Brandan juga terdapat 2 pelabuhan berkapasitas 1500 DWT, masing-masing adalah dermaga minyak memiliki ukuran 2,3 x 64 meter dengan konstruksi tiang baja, lantai papan, kekuatan 10 ton, draft maksimum 3,5 meter, kondisi 75%. Sedangkan dermaga cargo memiliki ukuran 94,5 (A-B-C) x 8 meter, konstruksi terdiri dari tiang baja dan beton, lantai beton dan papan, kekuatan 10 ton dan kondisinya sekitar 80%. Saat ini dermaga tersebut dipergunakan oleh TAC Pertamina-Salamander.

Dock Yard Pertamina Pangkalansusu
[caption id="attachment_842" align="aligncenter" width="600"]Galangan terapung Pertamina DOK Pangkalansusu Galangan terapung Pertamina DOK Pangkalansusu[/caption]
Seiring dengan perkembangan Pertamina sebagai salah satu industri besar yang strategis di negara bahari ( Indonesia ), maka berdampak kepada peningkatan armada milik Pertamina yang digunakan untuk mendistribusikan BBM sampai ke seluruh negeri dari Sabang sampai  ke Merauke.

Untuk mendukung kelancaran operasi armada perkapalan, pada tahun 1967 berdiri Pertamina DOK PB/PS (Pangkalan Brandan/Pangkalan Susu) yang kini disebut dengan nama PT Pertamina (Persero) Dock Yard PB/PS.

Menurut Head of Dock Yard PB/PS, Chairul Anwar, sejak tahun 1972, Dock Yard PB/PS mulai melakukan pengembangan sarana dan tenaga skill di Pangkalan Susu, mulai dari perluasan areal dock, rehabilitasi perkantoran dan bengkel, pembangunan baru bengkel mekanik, workshop, bengkel listrik, bengkel plat/las, bengkel pipa, bengkel perkayuan, gudang logistik, power house lengkap dengan jaringan listriknya. Sedangkan di DOK Pangkalan Brandan dibangun dan dioperasikan 3 slipway dock untuk melayani perbaikan kapal berbobot 50 sampai 250 ton, dan 1 floating dock di Pangkalan Susu yang mampu mendukung/ mengangkat kapal berbobot 750 ton dengan ukuran panjang kapal 60 meter, lebar 14 meter dan tinggi 6 meter.
[caption id="attachment_843" align="aligncenter" width="600"]Floating Dock Pangkalansusu. Floating Dock Pangkalansusu.[/caption]
Fasilitas yang tersedia di Bengkel Plat dan Las meliputi mesin gunting plat kapasitas sampai 16 mm x 3000 mm, mesin press plat kapasitas sampai 200 ton x 3000 mm x 1000 mm, dan mesin roll plat kapasitas sampai 16 mm x 3000 mm.

Sedang di Bengkel Mekanik tersedia mesin bubut kapasitas sampai panjang 12 meter x Ø 0,5 meter, mesin bor horisontal kapasitas Ø 750 mm, mesin bor vertikal kapasitas sampai Ø 75 mm, mesin sekrap kapasitas sampai 800 mm, alat balancing statis sampai Ø 3 meter, dan mesin frais kapasitas sampai 1000 mm x Ø 3.00 mm.

Selain itu Chairil juga menjelaskan bahwa kemampuan produksi di DOK PB/PS ( Pangkalan Brandan/Pangkalansusu ) khusus untuk docking repair, yaitu memperbaiki permesinan kapal kapasitas sampai 2500 HP, perbaikan sistem propulsi kapasitas sampai panjang 12 meter x Ø 3 meter, replating sampai 500 kg/hari ( juru las bersertifikat BKI ), perbaikan instalasi pipa, listrik dan perbaikan sistem navigasi dll.

Penutup

Mengingat bahwa armada tanker sungai sekelas MT Raharja dan MT Slamet sudah lenyap dari peredarannya karena sudah jadi besi tua, dan lumer di dapur pabrik besi, maka saat ini DockYard PB/PS yang berkedudukan di Pangkalansusu, selain melakukan docking repair kapal tagboat milik Pertamina juga melayani perbaikan kapal tagboat milik PT Arun dan kapal tanker sekelas MT Raharja dan kapal pejeberangan milik swasta serta instansi pemilik kapal lainnya.

Sebelum terjadi pergolakan politik di Aceh, kegiatan operasional DOK PB/PS cukup ramai dan padat. Tetapi ketika maraknya aksi perompakan di perairan Kabupaten Langkat dan sekitarnya, maka berdampak terhadap operasional DOK PB/PS jadi sepi karena tidak ada kapal yang mau melakukan perbaikan kapalnya (docking) di Pangkalansusu. Para pemilik kapal lebih memilih untuk docking ke Belawan atau ke Singapura.

Setelah situasi sudah kondusif, denyut nadi Dock Yard PB/PS mulai berjalan walaupun terasa masih lamban. Namun Alhamdulillah, kini kami sudah bisa mendapatkan untung dan tidak perlu lagi disubsidi oleh pusat hanya untuk membayar gaji karyawan dan tenaga kerja kontrak (outsourching) sekitar 80 orang.

Chairul Anwar optimis bahwa kiprah Dock Yard PB/PS akan berjaya kembali, mengingat fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh Dock Yard  Pangkalansusu adalah yang terlengkap bila dibandingkan dengan usaha sejenis di Sumatera Utara. Ungkapnya mengakhiri wawancara dengan penulis di ruang kerjanya, Rabu (15/9’10).

Sunday 12 September 2010

TERPIKAT KEMILAU DUNIA PESONA SURGA HILANG

TERPIKAT KEMILAU DUNIA, PESONA SURGA HILANG

Oleh : Someone Who Loves Jesus Very Much

Pada suatu ketika di tahun 1988, dikisahkan ada seorang pria berkebangsaan Iran bernama Merhan Karimi Nasseri, dicabut kewarganegaraannya ketika menaiki pesawat terbang menuju Paris. Paspornya diambil. Tanpa bukti kewarganegaraan, setiba di Paris ia tidak diizinkan meninggalkan bandara. Selama 11 tahun dia tinggal di terminal, mandi di toilet bandara dan hidup dari bantuan staf bandara.

Pada tahun 1999, pemerintah Prancis akhirnya memberinya izin untuk tinggal dan bekerja di Paris. Sekarang dia menjadi orang bebas pergi ke manapun. Namun anehnya, ia tetap memilih tinggal di terminal bandara karena sudah terlanjur betah tinggal di situ. Setelah dibujuk selama beberapa hari akhirnya dia baru mau beranjak dari terminal bandara.

Sebab, sebesar dan sebagus apapun terminal bandara itu, jelas bukan rumah. Begitu juga dunia ini bukan rumah masa depan yang abadi. Kita tinggal di dunia hanya sementara yang kalau diibaratkan sebagai sebuah rumah, kita cuma menumpang di rumah tersebut yang berarti setiap saat bisa diusir, sebab bukan milik kita.Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini ” ( 1 Petrus 1: 17 ).

Berkaitan dengan hal itu, Rasul Paulus mengingatkan, bahwa kita adalah warga surga. Kita tinggal di dunia hanya sementara. Oleh sebab itu kita jangan sampai terjerat dengan daya tarik dan kenikmatan atau lebih mementingkan kehidupan duniawi yang sifatnya hanya sementara ketimbang kepentingan surgawi. Yang kita kejar hanya soal makanan, keuntungan, kenikmatan, kemewahan, kehormatan dan jabatan. Padahal semuanya itu tidak kekal. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya “ ( 1 Yohanes 2:15-17 ).

“ Karena kewargaan kita ada di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya ” ( Filipi 3:20-21 )

Sebagai warga surga, seharusnya cara hidup kita harus berbeda, bukan hanya mengejar hal-hal yang bersifat sementara. Akan tetapi kita harus fokus pada hal-hal yang bersifat kekal, seperti kasih sayang, kebenaran dan keadilan. Orang-orang yang  terlalu dekat dengan hal-hal duniawi akan takut meninggalkan dunia ini, apabila saatnya tiba.

Sebab segala hal keduniawian yang telah terlanjur digenggam erat akan sangat sulit dilepaskan. Oleh sebab itu, bersyukurlah jika Tuhan izinkan kita mengalami kehilangan, baik hartabenda, kenikmatan, kemewahan dan jabatan ataupun orang yang kita kasihi. Peristiwa itu seharusnya menyadarkan kita bahwa kesemuanya itu bukanlah milik kita dan dunia juga bukan rumah kita. Semuanya fana dan akan lenyap dalam seketika atas kuasa Tuhan. Saat hati terpikat oleh silaunya dunia, maka surga tidak lagi tampak mempesona.

Alangkah bahagianya kita setelah mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Juru Selamat umat manusia. Artinya apa ? Jelas bahwa kita masih berpeluang untuk diselamatkan oleh Tuhan Yesus, seperti Merhan Karimi Nasseri yang telah diselamatkan oleh staf terminal bandara.

Pada suatu ketika kita pasti akan berada dalam ketakutan yang tersembunyi, dan celakanya lagi justru yang ditakuti itu menimpa diri kita. Itu tidak lebih hanya sebagai cobaan yang harus kita hadapi. Hal itu sudah dijelaskan dalam surat Ayub 3:25-26  “ Karena yang kutakutkan itulah yang menimpaku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman ; aku tidak mendapat istirahat, tapi kegelisahanlah yang timbul.”

Yang kemudian jadi pertanyaan, kenapa kita mengalami pencobaan, ada yang ringan dan ada pula yang berat. Siapa yang mau kita salahkan ! Tuhan ? Jawabannya ada di bawah ini :

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata, percobaan ini datang dari Allah. Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan IA sendiri tidak mencobai siapapun, tetapi  tiap-tiap orang dicobai  oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya” ( Yakobus 1:13-14 )

“ Orang-orang muda menjadi lelah  dan lesu. Teruna-teruna jatuh tersandung, tapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru : mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka  berjalan dan tidak menjadi lelah, ” ( Yesaya 40:30-31 )

Keletihan fisik tidak sulit untuk ditanggulangi, tapi letih dan lesu secara rohani / jiwa sungguh-sungguh berbahaya.

Amsal 24:10 “ Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu ” Mungkin kita berkata “ Ah, saya sudah berdoa dan nunggu selama 10 tahun tapi tidak ada perubahan. Suami saya tetap seorang pemabuk, kasar dan suka menganiaya saya.” Ada lagi yang bilang, “ Saya sudah berdoa selama 6 tahun, tapi tidak melihat adanya jalan ke luar dalam keuangan saya dan juga keluarga saya. Bisnis saya hancur ! Untuk apa saya percaya dan berharap lagi ? Semua sudah buntu, sia-sia dsbnya. Tuhan ingin kita bertekun dan percaya sampai akhir, sekalipun kita BELUM melihatnya. (Yohanes 20:29.) Tuhan ingin kekuatan kita diperbaharui setiap hari. Kekuatan itu hanya kita jumpai saat kita menantikan DIA dan mengalami perjumpaan dengan Nya. DIA lah jawaban atas semua persoalan dan kebutuhan kita. Pada Tuhan Yesus ada kasih, kekuatan, sukacita, dan damai sejahtera. Bagi orang yang belum sungguh-sungguh kepada Tuhan, apalagi yang belum percaya, goncangan dibiarkan supaya mereka mencari Tuhan dan diselamatkan.

Tidak ada lagi hal yang dapat kita andalkan yang dapat kita percayai selain Tuhan Yesus. Sebab firman-Nya berkata : “…maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman…” ( 2 Petrus 2 : 9 ). Betapa mengerikan kalau kita sampai menjadi orang yang disimpan untuk disiksa pada hari penghakiman.

Oleh sebab itu kita harus senantiasa berseru kepada Allah sebagaimana diterangkan dalam Mazmur 55:17-18 :“ Tetapi aku berseru kepada Allah, dan Tuhan akan menyelamatkan aku di waktu petang, pagi dan tengah hari; aku cemas dan menangis ; dan Ia mendengar suaraku.”

Yesus adalah Tuhan atas segalanya. “ Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku ? ” ( Yesaya 66:1 )

Akhir kata, saudara-saudari sekalian marilah kita terus berpegang pada janji-NYA :

“ Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya “ . ( Wahyu 3 : 21 ) Amen.

Note : COOL/PA setiap hari sabtu pukul 17.00 di rumah keluarga Edward, Inge S. Purwita dan Bryan di Jalan Pinang Merah V/6, Pondok Indah – Jakarta Selatan.

Pintu terbuka lebar bagi yang ingin bergabung.

Saturday 4 September 2010

Mengenang Peristiwa Brandan Bumihangus 63 Tahun Lalu

Catatan : Freddy Ilhamsyah PA

Untuk mengenang kembali peristiwa bumihangus di Pangkalan Brandan yang terjadi pada tanggal 13 Agustus 1947 yang setiap tahun diperingati di Pangkalan Brandan, penulis kembali menurunkan tulisan yang pernah dimuat setahun yang lalu di harian Medan Bisnis, koran Medan yang mengutamakan berita ekonomi dan keuangan. Tujuan penulis, supaya generasi muda Indonesia jangan sampai melupakan sebagian dari sejarah bangsanya.

Masalah ini pernah jadi pembicaraan Ketua DPRD Langkat ketika berlangsungnya peringatan 62 tahun peristiwa Brandan bumihangus yang berlangsung di Stadion Petrolia Pangkalan Brandan, Kamis (13/8’09) H. Syafruddin Basyir berharap agar Pemerintah Pusat menetapkan Brandan Bumihangus sebagai Hari Bersejarah Nasional.

Menurut Ucok Basyir, panggilan akrab untuk H. Syafruddin Basyir, khasanah sejarah, nilai-nilai kejuangan dan cinta tumpah darah yang terkandung dalam Brandan Bumihangus ketika itu jauh lebih hebat ketimbang Bandung Lautan Api. Ungkap Ucok kepada pers seusai memberi kata sambutan pada acara tersebut.

Pada masa itu, yang dipertahankan para pejuang adalah ladang-ladang minyak dan sumur-sumur gas yang ingin direbut kembali oleh pihak penjajah Belanda.

Ucok Basyir menggarisbawahi, bahwa hingga kini hasil bumi dari Kota Pangkalan Brandan berupa minyak dan gas bumi telah dikuras habis guna menghidupi program pembangunan di negeri ini. Namun masyarakat Langkat khususnya Pangkalan Brandan dari dulu hingga saat ini masih hidup dibawah garis kemiskinan, pengangguran kian meningkat, terlebih setelah Pertamina dinyatakan tidak beroperasi. Pernyataan ini sudah disebarluaskan oleh beberapa media massa terbitan Medan.

Berkaitan dengan hal di atas, penulis coba mengilasbalikkan beberapa peristiwa aksi bumihangus baik yang dilakukan oleh penjajah Belanda maupun oleh para pejuang kita di masa lalu yang tidak rela untuk menyerahkan secara utuh kilang minyak dan fasilitas produksi lainnya kepada pihak musuh.

Meletus Perang Dunia ke II

Menyadari bahwa minyak bumi adalah merupakan bahan baku sumber energi yang sangat penting bagi penggerak roda perekonomian dan roda-roda mesin perang, maka setelah meletus PD (Perang Dunia) II dan Pearl Harbour diluluhlantakkan oleh ratusan pesawat tempur kamikaze jenis Zero milik Kerajaan Dai Nippon, dalam sandi operasi “Tora Tora Tora” selama tiga jam pada tanggal 7 Desember 1941, Indonesia yang ketika itu masih dijajah oleh Belanda mendapat giliran diserang oleh Jepang, sebagai jembatan untuk penyerbuan selanjutnya ke Australia, dan pada tanggal 8 Desember 1941, Amerika dan sekutunya menyatakan perang terhadap Jepang.

Sedangkan di Indonesia, ketika masih dikenal dengan nama Nederlands Indies, Pemerintah Hindia Belanda yang merasa sudah tidak mampu lagi untuk menahan serbuan tentara Jepang yang sedemikian cepatnya ke Indonesia, apalagi setelah mengetahui bahwa armada laut Belanda dapat dilumpuhkan oleh Jepang dalam pertempuran laut yang dahsyat di perairan Laut Jawa, maka Belanda melakukan taktik bumihangus terhadap semua sarana dan fasilitas industri perminyakan di Pangkalan Berandan dan sekitarnya.

Dari himpunan data intelijen, Belanda mengetahui bahwa Bala Tentara Jepang yang telah mengobarkan Perang Dunia II berkeinginan untuk menguasai Asia Raya, dan Belanda yang bercokol di Indonesia menyadari bahwa kekuatan angkatan bersenjatanya terbilang “minim” bila dibandingkan Jepang. Jangankan Belanda, Amerika saja nyaris lumpuh dihajar Jepang. Jadi tidak ada kata lain bagi Belanda, dari pada seluruh instalasi dan fasilitas produksi minyak dikuasai secara utuh oleh Jepang, maka aksi bumihangus terhadap seluruh instalasi kilang BBM dan fasilitas produksi di Tarakan dilakukan oleh Belanda pada tanggal 13 Januari 1942, di Balikpapan tanggal 28 Januari 1942. Di Plaju, tanggal 15 Februari 1942 tapi Belanda hanya berhasil membakar lokasi, pembangkit listrik dan cadangan air karena tentara Jepang sudah menduduki Kota Plaju.

Pembumihangusan dan perusakan fasilitas produksi di Aceh Tamiang (Rantau) dan Langkat (Pangkalan Brandan dan Pangkalansusu) dilakukan Belanda selama tiga hari (9-11 Februari 1942). Pada tanggal 12 Maret 1942 Jepang masuk ke Kuala Simpang melalui pantai Kuala Beukah, dan Pangkalan Brandan pada tanggal 13 Maret 1942.

Penyerbuan balatentara Dai Nippon yang sangat cepat itu akhirnya berhasil menguasai industri perminyakan di Pangkalan Berandan dan sekitarnya termasuk yang terdapat di Aceh Timur, dan pengoperasiannya diserahkan dibawah pengawasan komandan militer setempat.

Untuk mengatasi kebutuhan BBM yang sangat mendesak demi kelancaran operasi militer Kerajaan Jepang yang ambisius menjadi penguasa tertinggi di Asia Timur Raya, maka segera dilakukan perbaikan lapangan dan kilang minyak dengan mempergunakan tenaga kerja Romusha dan para pekerja bekas BPM/Shell.

Berkat kerja keras para pekerja bangsa Indonesia dibawah pimpinan tenaga ahli berkebangsaan Jepang yang khusus dibawa dari negeri Sakura, dalam waktu yang relatif singkat Jepang telah berhasil memperbaiki kembali tambang minyak berikut kilang BBM peninggalan BPM di Pangkalan Berandan.

Untuk kepentingan militer dan industri di negerinya, Jepang telah pula berhasil meningkatkan produksi dan kapasitas kilang secara paksa. Contohnya, kilang BBM di Pangkalan Berandan yang berkapasitas produksi sebesar 300 ton/hari telah dipaksa produksinya menjadi 10.000 ton/hari.

Bukan hanya itu saja, pada tahun 1943 Jepang juga telah mendirikan kilang BBM yang berlokasi tersembunyi di kebun karet Paya Buyok agar tidak diketahui oleh pihak Sekutu yang sedang berseteru dengan Jepang. Kilang ini dipimpin oleh tiga orang pegawai berkebangsaan Jepang, yang dikepalai oleh seorang militer berpangkat Letda. dari Angkatan Darat Jepang dibantu tiga orang lulusan Nampo Sekyu Gakko (Sekolah Tambang Minyak), Pangkalan Berandan.

Peristiwa keberhasilan Jepang membangun kembali kilang BBM berikut fasilitas pendukungnya, baik yang terdapat di Pangkalan Berandan maupun di Aceh, telah menjadi perhatian serius dan incaran penyerbuan Sekutu untuk membombardir industri perminyakan di Pangkalan Berandan dengan maksud agar kekuatan Jepang di Asia Raya dapat dilumpuhkan.

Walaupun mendapat perlawanan yang sengit dari tentara Jepang, akan tetapi Amerika yang telah mendapat pukulan telak di Pearl Harbour mengajak sekutunya terus berupaya menghancurkan pertahanan lawan dengan dukungan ratusan pesawat pembom. Peristiwa 4 januari 1945 ini tidak berhasil menaklukkan tentara Kerajaan Dai Nippon yang dikenal sebagai pasukan berani mati. Namun ketika Amerika menusuk langsung ke “jantung Jepang“ dengan bom atom “Little Boy“ di Hiroshima tanggal 15 Agustus 1945 dan “Fat Man“ untuk Nagasaki (9 Agustus 1945) yang dibawa pesawat pembom B-29 “Enola Gray” milik Amerika Serikat. Akhirnya Jepang bertekuk-lutut setelah Kaisar Mikado Hirohito menyatakan menyerah kalah tanpa syarat.

Perjuangan merebut Tambang Minyak Pangkalan Brandan

Setelah balatentara Kerajaan Dai Nippon berhasil dilumpuhkan oleh Sekutu, orang Belanda yang telah memperoleh angin segar atas kemenangan Sekutu dalam pertempuran Asia-Pasifik, berusaha keras untuk menguasai kembali perusahaan tambang minyak di Pangkalan Berandan dan Aceh Timur, tapi sayang niat Belanda tidak kesampaian karena secara defenitif Pemerintah Negara Republik Indonesia (NRI) telah berkuasa di kawasan yang berada di luar daerah pendudukan tentara Sekutu.

Menyadari bahwa pihak Tentara Jepang tetap ngotot tidak mau menyerahkan tambang minyak Sayutai kepada Laskar Minyak (eks. Pegawai BPM/Sayutai) yang mendapat dukungan sepenuhnya dari Komite Nasional Indonesia Teluk Haru dari Barisan Pemuda Indonesia, maka pada tanggal 8 Oktober 1945 beberapa pemuda BPI secara mengendap-endap di kegelapan malam berhasil menerobos masuk ke kompleks tambang minyak Pangkalan Berandan.

Adalah Bedul yang memanjat menara Pretoping setinggi 50 meter untuk mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Pretoping sebagai tanda bahwa tambang minyak Pangkalan Berandan telah dikuasai oleh Laskar Minyak Pangkalan Berandan.

Sejak itu para pegawai Sayutai berkebangsaan Indonesia tidak bersedia lagi menjalankan perintah-perintah atasannya yang berkebangsaan Jepang dan tetap menduduki tambang minyak tersebut dengan aksi mogok kerja. Dengan demikian sejak pertengahan Oktober 1945 secara praktis kegiatan produksi tambang minyak Sayutai terhenti total.

Tambang minyak Pangkalan Berandan yang telah dikuasai oleh para Laskar Minyak, diganti namanya dari Sayutai menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI). Penggantian nama ini dilakukan secara sepihak, sedangkan Tentara Jepang dan pegawai Sayutai yang berkebangsaan Jepang tidak dapat berbuat banyak karena memang posisi mereka sangat terjepit akibat kalah perang ditambah lagi dengan adanya penekanan dari pihak Laskar Minyak yang telah menduduki Sayutai dan penekanan dari Sekutu.

Sementara Pemerintah NRI sendiri belum berhasil menguasai sepenuhnya perusahaan tambang minyak Sayutai eks BPM/Shell karena pihak Sekutu atas permintaan Kerajaan Belanda, menekan tentara Jepang yang masih berada di kompleks kilang minyak Pangkalan Berandan agar tetap mempertahankan status quo perusahaan tersebut.

Karena adanya perjuangan yang gigih dari para insan perminyakan dan dukungan dari pejuang Kemerdekaan RI, akhirnya pihak Sekutu yang diwakili oleh tentara Inggeris, Mayor Fergusson atas nama Komando Tertinggi Tentara Sekutu di Sumatera, menyerahkan tambang minyak di Pangkalan Berandan dan Aceh Timur kepada Pemerintah NRI yang diterima oleh Residen Sumatera, Abdul Karim M.S. mewakili Gubernur Sumatera Utara, Mr. Teuku Mohammad Hasan dengan disaksikan oleh dua orang petugas dari Badan Komisi Dewan Keamanan, Residen Sumatera Timur, Mr. Luat Siregar, Bupati Langkat, Adnan Nur Lubis, Wedana Teluk Haru, Basir Nasution, Ketua Komite Nasional Indonesia Wilayah Teluk Haru merangkap anggota Dewan Sumatera, Amin Sutarjo, Sekretaris KNI Teluk Haru, Amiruddin Basir dan Komandan Keamanan Wilayah Teluk Haru, Letda. M. Hayar.

Seusai acara serah-terima itu, pada tanggal 20 Juni 1946 Gubernur Sumatera memberi mandat kepada Amin Sutarjo untuk mengatur dan menertibkan susunan organisasi serta mengangkat pengurus baru di perusahaan minyak eks Sayutai/BPM yang telah dirobah dan ditetapkan namanya menjadi Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan singkatan PTMRI, yang merupakan cikal bakal PT PERTAMINA (PERSERO) seperti yang dikenal saat ini.

Brandan Bumihangus

Tanggal 21 Juli 1947 diterima informasi dari pihak intelijen pejuang kemerdekaan RI, bahwa tentara Kerajaan Belanda telah melancarkan agresi militer terhadap kedaulatan Negara Republik Indonesia termasuk niatnya untuk merebut kembali perusahaan pertambangan minyak di Pangkalan Berandan dan sekitarnya.

Sebelum menyerbu ke Pangkalan Berandan, pihak Kerajaan Orange dengan dukungan Brigade “Z“ telah mengerahkan Batalyon IV/VI KNIL dan Batalyon 4-2 RI.KL untuk melakukan ofensif ke kawasan sektor Barat dan Utara Medan Area, yang dikabarkan telah berhasil melumpuhkan kota Medan pada tanggal 29 Juli 1947.

Setelah mematahkan perlawanan para pejuang Kemerdekaan R.I. di kota Medan, Sunggal, Binjai, Stabat dan Tanjung Pura, Belanda yang telah mengingkari Perjanjian Linggarjati (8 Maret 1947), terus bergerak maju ke arah Barat dengan tujuan Pangkalan Berandan.

Pasukan yang dipimpin oleh Letkol. H. Kroes yang khusus ditugaskan untuk menduduki Langkat, telah mendapat perlawanan sengit dari para pejuang kita yang tergabung dalam Batalyon Istimewa Divisi X TRI pimpinan Kapten Agus Husin. Pasukan musuh yang telah memasuki Securai berhasil dipukul mundur sampai ke batas demarkasi Gebang. Untuk memperingati peristiwa tersebut, di Gebang telah didirikan Tugu Demarkasi.

Beberapa hari setelah dipukul mundur oleh para pejuang kita, diperoleh informasi bahwa pasukan Belanda akan melakukan serangan secara besar-besaran untuk merebut instalasi industri perminyakan di Pangkalan Berandan. Hal ini dapat diketahui dari mata-mata Belanda yang berhasil di tangkap, yaitu Tengku Karma bin Tengku Sulaiman, kontelir Belanda di Tanjung Pura.

Melihat situasi yang sudah tidak menguntungkan lagi bagi keamanan dan keselamatan instalasi dan fasilitas industri perminyakan di Pangkalan Berandan, maka perintah Panglima Komando Divisi X TRI, Kolonel Husin Yusuf kepada Komandan KSBO (Komando Sektor Barat dan Oetara) Medan Area, Letkol Hasballah Hadji untuk membumihanguskan seluruh instalasi industri perminyakan berikut objek-objek vital lainnya baik yang terdapat di Pangkalan Berandan maupun di Pangkalan Susu harus segera dilaksanakan.

Surat Perintah yang sudah dipersiapkan oleh perwira operasi KSBO, Kapten Sudirman, Segera ditanda-tangani oleh Komandan KSBO pada tanggal 12 Agustus 1947. Surat tersebut diberikan kepada para komandan pioner pembumihangusan Pangkalan Berandan, yaitu Lettu. Usman Amir (mantan Ka. Djawatan Persendjataan Divisi Gajah I), Tengku Nurdin (mantan Danyon V RIMA/ Pesindo Divisi Rencong), Umar Husin (mantan perwira Pesindo Divisi Rencong) dan M. Yusuf Sukony (mantan perwira Divisi Rencong). Sedangkan tembusannya disampaikan kepada pemimpin PMC (Plaatselijk Militair Commando) Pangkalan Berandan, Mayor Nasaruddin yang bertanggungjawab penuh atas keamanan umum dan keselamatan penduduk kota itu.

Tepat pada pukul 03.00 dini hari tanggal 13 Agustus 1947, peristiwa pembumihangusan seluruh instalasi dan fasilitas industri perminyakan di Pangkalan Berandan dan sekitarnya telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan pembumihangusan kota Pangkalan Berandan berlangsung pada pukul 04.00.

Akibat dari aksi tersebut, secara praktis kota Pangkalan Berandan berikut kompleks industri perminyakan telah berubah wujud jadi lautan api dan gerak roda perekonomian jadi macet total. Itulah konsekuensi yang harus diterima oleh bangsa Indonesia.

Menurut catatan sejarah, bumi hangus di Pangkalan Berandan telah dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama pada tanggal 9 Maret 1942 dilakukan oleh Vernielinkcorps (tentara Belanda) sebelum penyerbuan tentara Jepang, tetapi karena dilakukan secara tergesa-gesa, kerusakannya tidak separah bumi hangus yang kedua.

Bumi hangus kedua dilakukan pada tanggal 13 Agustus 1947 oleh pasukan PMC yang mengakibatkan seluruh instalasi dan fasilitas industri perminyakan di Pangkalan Berandan termasuk ruko dan rumah penduduk jadi porak-poranda.

Bumi hangus ketiga dilakukan oleh bangsa kita pada tanggal 19 Desember 1948 ketika Belanda yang masih penasaran, melakukan agresi militer kedua di bumi Indonesia. Akibatnya, seluruh pertambangan minyak di Pangkalan Berandan jadi puing-puing yang berserakan dan ditinggalkan begitu saja untuk beberapa waktu lamanya.

Sedangkan tambang minyak di Rantau dan Langsa, Aceh Timur dapat diselamatkan dari taktik bumihangus karena pertahanannya diperkuat oleh pasukan Bateri II Arteleri dibawah pimpinan Kapten Nukun Sanany dibantu oleh TPR II Aceh Divisi Sumatera pimpinan Lettu. TN. Basyir Abdullah dan Letda. Syarif Agus.

Aksi bumihangus lainnya yang tidak kalah hebatnya juga terjadi di kompleks PTMN (Perusahaan Tambang Minyak Nasional) Kawenangan/Wonosari Cepu. Pasukan yang berjumlah 12 orang terlatih di bawah pimpinan Nandika selaku Kepala Tim Pelaksanaan Pembumihangusan Kilang Cepu, Perkantoran dan Kompleks perumahan karyawan pada tanggal 19 Desember 1948 sekitar pukul 17.00 WIB segera membakar dan meledakkan Kilang Minyak Cepu beserta seluruh fasilitas produksi seperti sumur minyak, tangki penimbun minyak yang berada di kawasan instalasi perindustrian minyak di Cepu.

Tercemar setetes nila ?

Banyak kalangan dan elemen tokoh masyarakat dan pemuda di Sumatera Utara, khusus Kabupaten Langkat dan lebih khusus lagi di Pangkalan Brandan yang mengakui bahwa aksi bumihangus di Pangkalan Brandan dan sekitarnya merupakan peristiwa heroik yang pantas diagendakan dan dicatat sebagai Hari Sejarah Nasional seperti yang dicetuskan oleh H. Syafruddin Basyir, Ketua DPRD Langkat yang juga adalah tokoh generasi muda didampingi H. Yan Syahrin, SE dan Zainal AK, bahwa sejak 62 tahun silam sampai saat ini, Brandan Bumihangus belum mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat sebagai Hari Bersejarah Nasional.

Menurut perkiraan penulis, belum diakuinya Brandan Bumihangus sebagai Hari Bersejarah Nasional karena dalam aksi bumihangus yang terjadi pada tanggal 13 Agustus 1947 telah “tertetes setitik nila” yang dibuat oleh segelintir anggota tentara dan laskar melalui aksi perampokan dengan kekerasan senjata terhadap para pengungsi keturunan Tionghoa. Perampokan terhadap warga Tionghoa terjadi lagi pada tanggal 15 Agustus, dan tanggal 16 Agustus 1947 malam terjadi lagi perampokan terhadap pengungsian Tionghoa lainnya yang sedang berkemah ditempat agak terpencil. Tiga orang anak gadis para pengungsi tersebut diperkosa oleh sekelompok anggota laskar.

Persoalan warga turunan Tionghoa yang jadi korban seperti tersebut di atas jadi berekor panjang ketika Konsulat Republik Tiongkok (Nasionalis), berkedudukan di Medan, mengajukan protes keras kepada Pemerintah Republik Indonesia di Bukit Tinggi mengenai perlakuan yang tidak wajar serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, dan kesengsaraan yang diderita oleh bangsa Tionghoa di kota Pangkalan Brandan. Hal ini ditanggapi secara positif oleh Wapres/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia nota kepada Panglima Divisi X TRI mengenai hal di atas.

Hasan Basrie Z.T. dalam buku “Fakta Sejarah Lengkap Pangkalan Brandan Dibumihanguskan” yang diterbitkan oleh Biro Sejarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 13 Agustus 1983 menyebutkan, setelah menerima Nota Wakil Presiden / Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, Panglima Divisi X TRI lalu mengutus para petugas khusus untuk melakukan penyelidikan yang seksama mengenai peristiwa pembumihangusan kota Pangkalan Brandan.

Dari hasil investigasi dan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim petugas khusus dari Komisi Militer yang diketuai Zainal Arifin Abbas dengan anggotanya Mayor Abdullah Muzakir, Muhammad Yusuf MS, M. Soegoed dan M. Siddik Saleh pada tanggal 10 sampai 11 September 1947 dapat diketahui bahwa pembakaran kota Pangkalan Brandan dilakukan dengan sengaja oleh PMC (Plaatselijk Militair Commandant) Pangkalan Brandan atas inisiatif Mayor Nazaruddin, bukan perintah dari Komandan Komando Sektor Barat dan Oetara. Selain itu juga terungkap kenyataan bahwa dalam situasi yang kacau, saat dilakukan pembakaran kota Pangkalan Brandan, terjadi pula perampokan terhadap penduduk Tionghoa yang sedang mengungsi ke luar kota. Semua kejadian tersebut menjadi tanggungjawab Mayor Nazaruddin selaku Komandan PMC Pangkalan Brandan.

Setelah mendapatkan laporan lengkap dari hasil interogasi terhadap orang-orang yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam aksi pembumihangusan Kota Pangkalan Brandan, maka Panglima Divisi X, Kolonel Husin Yusuf mengeluarkan perintah yang cukup keras serta mencabut hak Mayor Nazaruddin sebagai Komandan.

Konsekuensi lainnya, yaitu Plaatselijk Militair Commandant  Pangkalan Brandan termasuk Batalyon TPKA dan TM (Tentara Pengawal Kereta Api dan Tambang Minyak) dibubarkan. Semua anggotanya yang bersenjata, dimutasikan ke bawah komando langsung KSBO pimpinan Letkol Hasballah Hadji. Sedangkan anggota yang tidak bersenjata ditarik ke Bireuen.

Kalau kita membaca beberapa fakta di atas, maka sulit rasanya harapan sementara elemen masyarakat yang menginginkan agar peristiwa Aksi Brandan Bumihangus dapat diakui sebagai Hari Bersejarah Nasional. Sebab kegiatan aksi membumihanguskan kota Pangkalan Brandan adalah “illegal”, bukan atas perintah komandan KSBO maupun Panglima Divisi X.

Tegasnya, Komando Divisi X TRI, yang merupakan instansi militer resmi untuk mengatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia, tidak pernah memerintahkan PMC Pangkalan Brandan atau TPKA dan TM untuk membumihanguskan kota Pangkalan Brandan yang dihuni penduduk sipil.

Sebenarnya, Pemerintah Republik Indonesia tidak memerintahkan untuk membakar dan musnahkan seluruh isi kota dan desa yang dihuni oleh penduduk sipil. Akan tetapi yang harus dibumihanguskan adalah seluruh objek vital termasuk fasilitas lainnya yang dapat digunakan untuk kepentingan militer dari pihak lawan atau musuh. Sebab, pemusnahan kota dan desa hanya akan lebih menyengsarakan rakyat.

Kesimpulannya, memang harus diakui bahwa semangat heroik para pejuang kita yang tidak merelakan bumi nusantara tercinta ini dijajah kembali oleh Belanda, ketimbang dijajah kembali, lebih baik seluruh fasilitas penting di bumi nusantara ini dibakar sehingga menjadi abu. Ini pantas kita acungkan jempol.

Berpegang pada prinsip itu, tercermin semangat juang para pejuang kita adalah cukup tegar dalam satu kebulatantekad untuk memberikan pengorbanan yang lebih besar bagi kelanggengan kemerdekaan Bangsa dan Negara Republik Indonesia tercinta yang sudah terjajah selama 350 tahun. Ini pantas kita acungkan jempol. Namun sayangnya perinstiwa heroik itu telah dirusak oleh oknum-oknum tertentu yang mencari keuntungan perjuangan suci hanya untuk diri pribadinya.-

Pangkalansusu, 1 September 2010

Friday 3 September 2010

Sekilas Tentang Keberadaan Pipa Loading 30 Inci Jalur Terminal Pusat Penampungan Produksi - Teluk Kerang

Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Terkait dengan kemelut keberadaan pipa loading diameter 30 inci yang berada di tepi jalan jalur Simpang Sungai Siur sampai ke simpang crossing ke arah proyek PLTU, maka penulis coba menyampaikan riwayat singkat tentang keberadaan pipa loading 30 inci dimaksud sebagai bahan masukan untuk para pihak terkait sebagai berikut :

Sebagai salah satu daerah Eksplorasi dan Produksi minyak dan gas bumi yang tertua di Indonesia, peninggalan BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) yang diaktifkan kembali dari puing-puing besi tua sisa Perang Dunia-II, PT Permina yang dipimpin oleh dr. Ibnu Sutowo selaku Direktur Utama beserta Mayor Hariyono (staf urusan logistik), Mayor S.M. Geudong (staf urusan keuangan), Kapten Affan (staf urusan administrasi), Ir. Soediono (staf urusan produksi) dan Awan Sunarjo (urusan perkapalan). Dengan kelompok kecil inilah PT Permina mulai beroperasi walau belum secara maksimal.

Modal awal PT Permina selain yang diperoleh dari subsidi pemerintah sebesar Rp 10 juta, juga didapat dari hasil ekspor perdana minyak mentah pada tanggal 24 Mei 1958 melalui Pelabuhan Pangkalansusu (anno 1892) dengan mempergunakan kapal tanker MT Shozui Maru Minyak mentah yang diangkut MT Shozui Maru (3000 DWT) sebanyak 1.700 ton senilai sekitar US$ 30.000,- Kapal tanker ukuran ini dipergunakan karena ketidakpastian mengenai keadaan alur pelayaran di perairan Teluk Haru yang diperkirakan masih banyak terpendam benda-benda reruntuhan sisa Perang Dunia II.

Ketika produksi minyak mentah (crude oil) di lapangan Pangkalansusu dan sekitarnya terus meningkat dan mengingat bahwa Pelabuhan Khusus Pangkalansusu tidak dapat dimasuki oleh ocean tanker, maka pada tahun 1969 dibangun transmisi jalur pipa loading berdiameter 30 inci termasuk SBM (Single Bouy Mooring) di lepas pantai Teluk Aru selesai pembangunannya pada tahun 1970.

Sejak itu, pengiriman minyak mentah yang berasal dari lapangan Pangkalansusu (Langkat - Sumatera Utara) dan lapangan Rantau (Aceh Tamiang - Nanggroe Aceh Darussalam) untuk kilang BBM di Kalimantan (Lawi-lawi) atau kilang BBM lainnya di pulau Jawa dilakukan dengan mempergunakan kapal tanker ukuran besar melalui SBM.

[caption id="attachment_136" align="aligncenter" width="600"]Penggantian pipa loading berdiameter 30 inci yang berada di tepi badan jalan mulai dari Simpang Sei Siur sampai ke Teluk Kerang kondisi sebagian besar pipa tersebut sudah tua (anno 1969). Penggantian pipa loading berdiameter 30 inci yang berada di tepi badan jalan mulai dari Simpang Sei Siur sampai ke Teluk Kerang kondisi sebagian besar pipa tersebut sudah tua (anno 1969).[/caption]Dalam periode 1970 sampai tahun 2007, pipa berusia 39 tahun itu hanya beberapa kali mengalami perbaikan dan penyisipan pipa yang telah korosif (karatan & bopeng), dan dikawatirkan dapat berdampak terjadinya kebocoran serta pencemaran lingkungan hidup. Penggantian dan penyisipan pipa loading tersebut diantaranya dilakukan pada tahun 2003 di HM 07 sampai HM 11 sepanjang 500 meter. Tahun 2005, penyisipan di HM 104 sampai HM 109 sepanjang 600 meter, dan pada tahun 2007 juga telah dilakukan penggantian/penyisipan pipa yang korosif sepanjang 500 meter, yaitu di HM 84 sampai HM 87,5 (350 meter), HM 129 sampai HM 129,5 (50 meter), dan HM 131 sampai HM 132 (100 meter). Total pipa loading line yang sudah disisip adalah sepanjang 1.600 meter. Sementara jalur transmisi pipa loading line mulai dari Terminal Loading sampai ke tepi pantai Teluk Kerang tercatat sepanjang sekitar 13,2 km (13.200 meter). Dengan demikian berarti masih ada tersisa sepanjang 17.800 meter lagi pipa berusia 39 tahun (1970-2009).

Atas dasar tersebut, maka tidak berkelebihan apa bila PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu mempunyai perhatian dan kekuatiran khusus terhadap keselamatan dan keamanan pipa loading line berdiameter 30 inci yang berada di darat maupun yang berada di dasar laut perairan lepas pantai Teluk Aru (Aru Bay), Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.-

Pangkalansusu, akhir April 2009

Sindikat Cyber Crime Benua Hitam Gentayangan Cari Mangsa dari Dunia Maya

Hati-hati !


Sindikat Cyber Crime Benua Hitam Gentayangan Cari Mangsa dari Dunia Maya

Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Sejak beberapa tahun terakhir ini sebagian pemakai fasilitas email di manca negara khususnya Indonesia telah dikunjungi sindikat cyber crime dari Benua Hitam (Ouagadougou-Burkina Faso-Afrika Barat) yang berdalih mengajak berkerjasama untuk “menyelamatkan harta karun” berbentuk uang tunai dalam jumlah besar yang disimpan pemilik antaberanta di kas Bank of Afrika (BoA) Ouagadougou-Burkina Faso-Afrika Barat.

Menurut para tamu tak diundang yang mengaku sebagai pejabat berwenang di Bank of Afrika, uang tunai yang ngendap di BoA sudah tidak bertuan karena ditinggal mati oleh pemiliknya. Ada yang mati karena kecelakaan pesawat terbang dan ada pula yang tewas akibat kecelakaan lalulintas serta tewas ketika terjadi pergolakan politik di negara itu. Sedangkan ahli waris sipemilik uang tersebut tidak pernah datang ke BoA untuk mengajukan klaim atas uang tersebut.

Alasan yang disampaikan mereka, ketimbang disita oleh pemerintah yang korup, lebih baik uang itu di transfer ke luar negeri dengan bantuan orang asing yang mau diajak bekerjasama dalam bisnis tersebut. Mereka berjanji akan memberikan imbalan yang cukup menggiurkan, yaitu sebesar 20 sampai 40 persen dari jumlah belasan jutaan dollar Amerika Serikat yang tersimpan di BoA kepada orang yang bersedia membantu mereka.

Syaratnya tidak sulit, selain menjaga kerahasiaan jatidiri mereka, yang bersangkutan juga meminta biodata tamu yang dikunjunginya lengkap dengan pasfoto, copy KTP yang masih berlaku dan nomor rekening bank untuk memudahkan ketika dilakukan transfer uang tersebut ke rekening pihak yang mau diajak kerjasama. Tamu-tamu tak diundang itu ada yang mengaku bernama Salam Sudu, Josept Kabore, Alpha Ibrahim, Dugu Ibrahim dll.

Sementara ada pula yang mengaku dirinya bernama Amina Zakih (21), anak yatim-piatu, alamat email,  a_zakih@yahoo.com yang menyatakan memiliki warisan sebesar 5,1 juta dollar Amerika Serikat, peninggalan ayahnya, Late Zakih Suleman yang tewas ketika terjadi pergolakan bersenjata di Sudan. Semasa hidup ayahnya menjabat sebagai Deputy General Manager CNPC Oil Company di Khartoum Refinery Sudan. Uang tersebut direncanakan akan diinvestasikan di negara orang yang mau diajak kerjasama. Sebagai balas jasa untuk orang yang dapat mengeluarkan dia dari negeranya akan memperoleh imbalan sebesar 20 persen dari jumlah uang tersebut.

Selain Amina juga ada yang mengaku bernama Lawrence Dickson (19) alamat email "lawcynthia@cantv.net" yang menyeritakan bahwa dia memiliki warisan dari ayah, Dr. Mara Dickson, pemilik Cornerstone Pharmaceutical Company (C.P.C) di Sierra – Leone yang tewas dalam kecelakaan lalin seusai melakukan perjalanan bisnis ke Libya untuk berinvestasi di bidang eksplorasi migas. Ketika dalam keadaan kritis (sakratulmaut), ayahnya sempat membisikkan kepada Lawrence bahwa dia ada mendepositokan uang sebesar $ 5,5 juta di salahsatu perusahaan sekuritas (the Security Finance Company) di Côte d'Ivoire (Pantai Gading). Hal senada dengan versi lain juga disampaikan oleh orang yang mengaku bernama Mr. Karim Ahmed, alamat email karim.ahmed2000@gmail.com

Sementara ada pula tawaran lain yang menggiurkan dari beberapa orang yang mengaku bernama Joseph Kabore, alamat email josephkabore47@yahoo.com dan DR Issa Adamu, alamat email issaadamu55@gmail.com serta Salam Sudu, alamat email salamsudu6@yahoo.fr yang menyatakan diri sebagai Director Auditing and Accounting Department Bank of Africa (BoA) Ouagadougou, Burkina Faso. Sedangkan Mr. Dugu Ibrahim, alamat email mrdugu30@gmail.com mengaku menduduki jabatan Foreign Remittance Manager of Bank of African.

Para Sidikat Cyber Crime tersebut mengirim surat email kepada orang-orang tertentu yang sudah mereka lacak jatidirinya dari jejaringan internet kondang manca negara tentang keberadaan calon mangsanya. Kepada para calon mangsanya mereka menjanjikan akan membagi “harta karun” yang berasal dari warisan ataupun uang yang terpedam di Bank of Afrika dengan jumlah jutaan dollar Amerika Serikat, yaitu mereka akan memberikan imbalan sebesar 20 sampai 40 persen dari jumlah uang itu kepada orang yang bersedia membantu mereka. Pada hal tujuan utama mereka hanya ingin mendapatkan nomer rekening mangsanya agar dapat mereka kuras.

Melihat gelagat bahwa penulis sudah mulai masuk perangkap, merekapun sangat gencar masuk ke alamat penulis. Hampir sepuluh surat email berbahasa Inggeris yang penulis terima dari Ouagadougou, Burkina Faso Afrika Barat. Pada awalnya penulis balas dengan bahasa Inggeris dan ada juga yang berbahasa Indonesia, mereka kembali membalas email penulis.

Sebenarnya penulis sudah mengetahui trik-trik mereka untuk menjebak mangsanya agar masuk ke perangkap yang sudah dikonsep secara rapi. Hal itu penulis ketahui dari jaringan google. Tentu ada sidang pembaca bertanya, sudah tahu mereka adalah sindikat Cyber Crime, kenapa masih diladeni ? Ya, kalau tidak diladeni, tentu tulis ini tidak muncul di blog ini. Untuk itu penulis terus mengikuti irama gendang mereka agar dapat mengorek dan memperoleh data bagaimana cara mereka memerankan kegiatan operasionalnya.

Ketika penulis merasa sudah cukup mengumpulkan data bukti otentik yang dialami sendiri untuk bahan tulisan, maka akhirnya penulis balas email mereka dengan memakai bahasa Prancis yang merupakan bahasa pengantar/nasional di Burkina Faso. Dan menyatakan kepada mereka bahwa penulis pernah berkunjung ke kota/negara mereka sebelum meliput kegiatan sepak bola Piala Dunia 2010, bahkan penulis telah melakukan kontak dengan pejabat teras di Bank of Afrika ternyata pejabat tersebut tidak kenal dengan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai pejabat di BoA. Untuk pembuktian tentang kunjungan penulis ke negara mereka ada beberapa foto yang penulis lampirkan dalam surat email penulis (Lihat foto terlampir di kolom Media blog ini).

Selain itu penulis juga menyatakan mempunyai beberapa orang teman di kota mereka. Ada polisi dan wartawan. Sejak itu tidak ada lagi surat email dari mereka yang masuk ke alamat email penulis.

Tentu ada yang bertanya, apa benar penulis pernah berkunjung ke Burkina Faso ? Jawabannya BENAR penulis pernah ke ibukota Burkina Faso, yaitu Ouagadougou. Akan  tetapi kunjungan penulis ke negara tersebut bukan secara fisik, melainkan melalui fasilitas jejaringan Google/Google Earth. Mengenai teman-teman di Burkina Faso, penulis hanya mengikuti irama gendang dan tarian mereka.

Kesimpulan penulis, tampaknya ada beberapa anggota sindikat Cyber Crime tersebut sangat menguasai IT dan cara untuk menjebol rekening mangsanya. Oleh sebab itu mereka sangat gencar mencecar calon mangsanya. Untuk itu penulis mengimbau kepada para pengguna email agar berhati-hati, dan jangan sampai masuk ke dalam perangkap mereka. Yang terpenting untuk jadi perhatian, JANGAN DIGUBRIS ! Itu adalah EMAIL SAMPAH yang berasal dari Ouagadougou, Burkina Faso. Namun sejauh ini belum diketahui secara pasti apakah aksi mereka telah membuahkan hasil.

Sebagai contoh tentang rangkaian beberapa email dimaksud dapat anda baca di bawah ini, termasuk balasan akhir email dari penulis dalam bahasa Prancis. Wouuu…keren ! Kenapa tidak, itu berkat adanya fasilitas Google Translate. Kita tinggal ketik memakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemudian kita terjemahkan memakai bahasa yang kita inginkan. Bereskan !

Rangkaian beberapa email terkait dari Burkina Faso :

Kamis, 5 Agustus, 2010 02:55

Dari:

Pengirim ini DomainKeys-nya telah diverifikasi

"Amina Zakih" <a_zakih@yahoo.com>

Kepada:

Penerima tidak ditampilkan






Hello

How are you today? I Hope you are fine in good health. I saw your email searches and admire it, I deemed it necessary you immediately. I appreciate you to reciprocate to by dropping on my mail so that we will introduce ourself better and share the passionate of love. I will be waiting for your  email for more details because i have something  suitable to tell you. Have a nice day,

Best Regards.
Amina

Minggu, 8 Agustus, 2010 16:05

Dari:

Penulis

Kepada:

aminazakih@hotmail.com






Sorry Amina,
I have a bad English. Can you write your letter in Indonesian ?

Amina membalas email penulis sbb,:






Senin, 9 Agustus, 2010 10:42

Dari:

"amina zakih" aminazakih@hotmail.com

Kepada:

freddy_ilhamsyah@yahoo.co.id

Email berisi lampiran

1 File (25KB)

amina.JPG

Nice  to meet you

I am Amina Zakih, 21 years old Medical student, my father of a blessed memory by name Late zakih suleman who was the deputy general manager with CNPC oil company at the Khartoum refinery in Sudan was killed alongside with my beloved mother and our family house burnt down by the rebels during the last crisis in my country when Janjaweed militias came to our house, and this sent me away to other country as I made my escape only by God's special grace and with the help of catholic missionaries because i was in the boarding house when this incident took place.

Actually in search of an honest and reliable person who will help me to relocate to western world for a better life; I have chosen to contact you after my prayers and i believe you will not try to cheat me but rather take me as your own people . Though you may wonder why I am so soon giving in to you without seeing you, well I will say that my instinct still tells that you could be true to me. Briefly, I will like to disclose much to you if you will help me to relocate to your country with the substance that i inherited from my parent.I have a substantial amount of $ 5.7 Million which I will like to invest in your country into any lucrative business venture which you are to advise and execute seeing that I have no business experience for now.

However, I shall forward you with the necessary documents on confirmation of your acceptance to assist me for the transfer and investment of the fund.As you will help me in an investment, and I will like to complete my studies, as I was in my 1st year in the university, when the crisis started. It is my intention to compensate you with 20% of the total money for your services and the balance shall be my investment capital. This is the reason why I decided to contact you. Please all communications should be through this email address only for confidential purposes.

As soon as I receive your positive response showing your interest I will put things into action immediately. In the light of the above, I shall appreciate an urgent message indicating your ability and willingness to handle this transaction sincerely. Awaiting your urgent and positive response. Please do keep this only to your self please I beg you not to disclose it till I come over, once the fund has been transferred.With due respect, I am pleading that you help me, I are giving all this detailed information with every transparency believing that you will have a clear picture of the base of help I need from you. I hope to hear from you soon, May truth and love be the guiding word in my refuge in you dear helper.

Sincerely yours,
Amina



Sabtu, 14 Agustus, 2010 17:46

Dari:

"Mr Dugu Ibrahim" <mrdugu30@gmail.com>

Kepada:

".." <..@yahoo.com>

Do  contact me immediately for more details
FROM:Mr.Dugu Ibarahim
FOREIGN REMITTANCE MANAGER.
BANK OF AFRICA (B.O.A)
OUAGADOUGOU BURKINA FASO.

Dear Friend,

Please I would like you to keep this proposal as a top secret and delete it if you are not interested

I know that this mail will come to you as a surprise as we never met before. I am the FOREIGN REMITTANCE MANAGER of B.O.A Bank of African, I Hoped that you will not expose or betray this trust and confident that I am about to repose on you for the mutual benefit of our both families. I need your urgent assistance in transferring the sum of ($18.5 million) Eighteen Million Five Hundred Thousand United States Dollars immediately to your account. The money has been dormant (in-active) for 10 years in our Bank here without any body coming for it.

I want to release the money to you as the nearest person to our deceased customer (the owner of the account) who died a long with his supposed next of kin in air crash since  2000. I don't want the money to go into our Bank treasury as an abandoned fund, so this is the reason why I contacted you, so that my Bank will release the money to you as the nearest person to the deceased cutomer. Again Please I would like you to keep this proposal as a top secret and delete it if you are not interested.

Upon receipt of your reply, I will send you full details on how the business will be executed and also note that you will have 40% of the above mentioned amount if you agree to help me execute this business.

Do contact me immediately for more details.

Best Regards
Mr.Dugu Ibarahim
FOREIGN REMITTANCE MANAGER
B.O.A BANK OF AFRICA,

Rabu, 18 Agustus, 2010 04:28

Dari:

"joseph kabore" <josephkabore47@yahoo.com>

Kepada:

".." ..@yahoo.com

Good day!

I am mr. Joseph kabore director auditing and accounting department" bank of Africa (boa) Ouagadougou, Burkina Faso .I discovered the sum of seven million, two hundred thousand dollars (usd7.2) belonging to a deceased customer of this bank the fund has been lying in a suspense account without anybody coming to put claim over the money since the account owner late, mr Salla khat from Lebanese who was involved in the December 28th 2006 Benin car crash.

it is therefore, upon this discovery that i decided to take this ultimatum and make this business proposal to you as the fund will be release to you as the next of kin or relation to the deceased for safety and subsequent disbursement since nobody is coming for it and i don't want this money to go into the bank treasury as unclaimed bill the banking rules here stipulates that if such money remained unclaimed after five years, the money will be transferred into the bank treasury as unclaimed fund. The request of foreigner as next of kin in this business is occasioned by the fact that the deceased customer was a foreigner and a Burkina be cannot stand as next of kin to a foreigner.

Therefore, I soliciting for your assistance to come forward as the next of kin. I have agreed that 40% of this money will be for you as the beneficiary respect of the provision of your account and service rendered, 60% will be for me. Then immediately the money transferred to your account from this bank, i will proceed to your country for the sharing of the funds.confidential respond call Nnmber +226 76705412 for more information.

Yours faithful,
Mr.Joseph kabore

Jumat, 27 Agustus, 2010 18:16

Dari:

"Issa Adamu" <issaadamu55@gmail.com>

Kepada:

Penerima tidak ditampilkan






FROM THE DESK OF DR.ISSA ADAMU
AUDITING AND ACCOUNTING MANAGER,
BANK OF AFRICA (B.O.A)
OUAGADOUGOU-BURKINA FASO.

Dear Friend,

I am the manager of auditing and accounting department of BANK OF AFRICA (B.O.A) here in Ouagadougou, Burkina Faso. In my department we discovered an abandoned sum of US$20.5m dollars (Twenty Million Five Hundred Thousand US dollars) in an account that belongs to one of our foreign customer (MR. RICHARD BURSON from Florida, U.S.A) who died along with his entire family on November 1999 in a plane crash.For more informations about the crash you can visit this site: http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/502503.stm

Since we got information about his death, we have been expecting his next of kin to come over and claim his money because we can not release it unless some body applies for it as next of kin or relation to the deceased as indicated in our banking guidlings and laws but unfortunately we learnt that all his supposed next of kin or relation died alongside with him at the plane crash leaving nobody behind for the claim. It is therefore upon this discovery that I now decided to make this business proposal to you,so that the money can be release to you as the next of kin or relation to the deceased for safety and subsequent disbursement since nobody will come for it and we don't want this money to go into the bank treasury as unclaimed dormant fund.

The banking law and guidline here stipulates that if such money remained unclaimed after eleven years the money will be transfered into the bank treasury as unclaimed dormant fund. The request of foreigner as next of kin in this business is occassioned by the fact that the customer was a foreigner and a Burkinabe like me can not stand as next of kin to a foreigner.

I agreed that 40% of this money will be for you as a respect to the provision of a foriegn account ,10% will be set aside for expenses incurred during the business and 50% would be for me.Thereafter, I will visit your country for disbursement according to the percentage indicated Therefore, to enable the immediate transfer of this fund to you arranged,you must apply first to the bank as relation or next of kin to the deceased customer with a text of application that i will send to you,but before i send to you the text of application form,I will like you to send me the following informatios

1.NAME IN FULL:................................
2.ADDRESS:.......................................
3.NATIONALITY:.................................. .
4.AGE:.............................................
5.Sex..............................................
6.OCCUPATION:......................................
7.MARITAL STATUS:..................................
8.PRIAVTE PHONE NO............................................
9.PRIVATE FAX NO:.............................................
10.ATTACH COPY OF YOUR IDENTIFICATION...........................

so i will like you to send to me those informations for easy and effective communication.Upon receipt of your reply, I will send to you by fax or email the text of the application form.I will not fail to bring to your notice that this transaction is hitch-free and that you should not entertain any atom of fear as all required arrangements have been made for the transfer. You should contact me immediately as soon as you receive this letter,if only you are intrested and ready to help. Trusting to hear from you immediately.

DR.ISSA ADAMU
MANAGER AUDITING AND ACCOUNTING DEPARTMENT
BANK OF AFRICA

Sabtu, 21 Agustus, 2010 10:18

Dari:

Penulis

Kepada:

mrdugu30@gmail.com






Mr. Dugu Iberahim,

Tout le contenu de vos lettres e-mail J'ai lu et compris tout le contenu serait particulièrement sur l'histoire de frères et de situation familiale. Mais je ne peux toujours pas vous aider comme vous le souhaitez. Pour cela, je m'excuse au maximum.

Pour plus d'informations:

J'ai fait le tour de votre ville, le Burkina Faso à Ouagadougou, y compris les 6 rue. Il s'est avéré que votre maison n'est pas trop loin du Burkina Faso, Ouagadougou aéroport et la banque centrale BCB. Quand je le tour et la votre ville que j'ai vu il ya plusieurs banques, par exemple BICIA  Zone Commerciale, Banque Centrale des E’tats de l’ Afrique de l Ouest, Banque Africola et commerciale des Burkina, Siège BICIA-B, le siège BCB, BIB, et d'autres. Si je ne me trompe pas, le Burkina Faso, il n'y avait que 10 banques.  Bank of Africa (BOA) Je ne vois pas. Preuve que je devais Voyage et la votre ville peut être vu la pièce jointe à cet e-mail.

Et remercie de votre attention.

Freddy I.

Dari : Penulis

Kepada: josephkabore47@yahoo.com

Cc: issaadamu55@gmail.com






Pour héberger Joseph Kaboré & Issa Adamu, cs

J'ai pris contact avec le Chargé de clientèle, la Banque de l'Afrique du Burkina Faso, Feshal Ayeva et M. José Espeillac, Directeur général de la BOA-BURKINA FASO, il s'avère qu'ils ne connaissaient pas ces messieurs ou les personnes qui lui-même indiqué que le directeur de l'audit et Service de la comptabilité à la Banque de l'Afrique (BoA) - Burkina Faso à Ouagadougou.

Je sais Ayeva quand j'ai visité Ouagadougou pour rencontrer mon ami qui a servi dans la gendarmerie nationale, Henry Zerbo. Soyez côtés c'est J'ai aussi quelques amis qui travaillent dans les médias Ouagadougou, à savoir Idrissa Kouyaté au Burkina Radiodiffusion-Télévision (RTB), David Sankara sur la radio La Voix du Paysan et Saye Yaméogo L'Observateur Paalga dans.

Pour les hommes connaissent bien, avant que je porte sur les activités d'un match de football en 2010 champion du monde, je me suis rendu Waga (Ouagadougou). Preuve dispositifs «Que je voyage et la ville Peut etre Votre Il colle rapide vu Piece à Cet e-mail.

Freddy I.

Journaliste indépendant