Sunday 31 July 2016

Heboh Misteri Pengakuan Freddy Budiman Kepada Haris Azhar

[caption id="attachment_986" align="alignnone" width="600"]Alm Freddy Budiman Alm Freddy Budiman[/caption]

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA

Empat dari 14 terpidana mati sudah dieksekusi mati di kawasan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia pada Jumat, 29 Juli 2016 dini hari sekitar pukul 00.46 WIB.

Menurut Sindonews.com dalam berita berjudul “Empat Terpidana Mati Sudah Dieksekusi, Termasuk Freddy Budiman” (Jum'at, 29 Juli 2016 − 02:17 WIB) menulis, mereka yang telah dieksekusi mati itu adalah Freddy Budiman, Michael Titus, Humprey Ejike dan Cajetan Uchena Onyeworo Seck. Eksekusi dilakukan di lapangan tembak Limus Buntu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dalam berita itu juga ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak Kejaksaan Agung dan pihak berwenang terkait pelaksanaan eksekusi mati ini.

Yang jadi pertanyaan publik, kenapa hanya almarhum Freddy Budiman (40) saja yang digadang-gadang oleh media nasional sehingga menjadi top news? Kenapa pers “meninggalkan” tiga tereksekusi mati lainnya ?

Menurut prakiraan penulis, almarhum Freddy Budiman (lahir di Surabaya, Jawa Timur 19 Juli 1976) yang dieksekusi mati pada Jumat, 29 Juli 2016 atau 10 hari menjelang Ulang Tahunnya yang ke 40 telah menjadi semacam “Mr. Blower” atas pengakuannya kepada Kontras Haris Azhar.

Penulis jadi teringat dengan kasus Nazaruddin yang juga jadi Mr.Blower terkuaknya kasus Hambalang dan beberapa kasus lainnya sehingga menyeret beberapa penyangkal masuk ke jaring KPK dan dijebloskan ke penjara.

Kisah “misteri” pengakuan si pemilik 1.412.476 butir ekstasi itu juga bukan hanya menyedot perhatian pers tapi juga jadi perhatian Kapolri dan beberapa anggota Komisi III DPR RI termasuk jadi perhatian publik setelah dipublikasikan oleh media (elektronik dan cetak) mengenai pengakuan Freddy Budiman, terpidana mati karena menjadi gembong narkoba atau pebisnis narkoba yang berawal dari hasil perbincangan antara Haris Azhar (Koordinator Komisi Nasional untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) dengan Freddy Budiman yang diposting di dinding akun Facebook dan Twitter Kontras pada Kamis, 28 Juli 2016 yang kemudian disebarluaskan oleh Sindonews.com melalui berita berjudul “Diusut, Curhat Freddy Budiman Beri Rp90 M kepada Pejabat Polri” pada Jum'at, 29 Juli 2016 pukul 21:22 WIB dan beberapa media nasional lainnya.

Buntutnya, publik dibuat kaget dengan adanya pernyataan Freddy kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar bahwa dia mengaku kerap menjadi 'perahan' oknum aparat hukum. Pernyataan itu disampaikan kepada Haris saat berkunjung ke Lapas Nusakambangan pada medio 2014.

Walaupun belum ada bukti otentik dengan apa yang dicurhatkan oleh mantan model majalah dewasa itu, testimoninya melalui Haris bisa dimanfaatkan pemerintah terutama aparat penegak hukum untuk menyelidiki kebenaran hal itu. Kalau ternyata benar, sikat yang terbukti dengan hukuman seberat-beratnya karena yang bersangkutan sudah ikut andil dalam memarakkan peredaran narkoba di Tanah Air.

Dikabarkan oleh Sindonews: Kepada Kontras Haris Azhar, Freddy buka-bukaan soal oknum Polri, BNN, hingga Bea Cukai yang ikut menikmati gurihnya bisnis narkoba."Cerita itu confirm (benar) dituturkan saat 2014 lalu," kata Haris saat dihubungi Sindonews, Jumat (29/7/2016).

Di bagian lain berita itu juga ditulis pengakuan Freddy kepada Haris sbb.: Freddy melanjutkan lagi. “Dan kenapa hanya saya yang dibongkar? Kemana orang-orang itu. Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp450 miliar ke BNN. Saya sudah kasih Rp90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri. Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun.”

Pertemuan antara Haris Azhar dan Freddy di Lapas Nusakambangan terjadi pada medio 2014 lalu. Di tengah-tengah masa kampanye Pilpres 2014, Haris memperoleh undangan dari sebuah organisasi gereja yang aktif melakukan pendampingan rohani di Lapas Nusakambangan.

Kata-kata yang disampaikan Freddy kepada Haris seperti tersebut di atas tentu saja menimbulkan semacam tandatanya besar bagi sementara kalangan, apakah benar cerita Freddy seperti yang disampaikan Haris kepada Sindonews ? Ini perlu penyelidikan lebih mendalam baik oleh aparat penegak hukum terkait atau wartawan Sindonews untuk menggali lebih dalam lagi melalui indeep investigation reporting agar cerita Freddy kepada Haris bisa jadi terang-benderang.

Tandatanya besar di sementara kalangan harus segera terjawab dengan cara mengungkapkan siapakah ”mistery guest” di bawah ini

  1. Saya sudah memberi uang Rp450 miliar ke BNN.

  2. Saya sudah kasih Rp90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri.

  3. Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun.

  4. Ketika ditanya Haris, dimana saya bisa dapat cerita ini ? Kenapa anda tidak bongkar cerita ini ? Freddy menjawab: “Saya sudah cerita ke lawyer saya, kalau saya mau bongkar, ke siapa? Makanya saya penting ketemu Pak Haris, biar Pak Haris bisa menceritakan ke publik luas, saya siap dihukum mati, tapi saya prihatin dengan kondisi penegak hukum saat ini. Coba Pak Haris baca saja di pleidoi saya di pengadilan, seperti saya sampaikan di sana.”


Lalu Haris mengaku mencari pleidoi Freddy Budiman di internet yang kaya data, tetapi pledoi tersebut tidak ada di website Mahkamah Agung, yang ada hanya putusan yang tercantum di website tersebut. Dalam putusan tersebut juga tidak mencantumkan informasi yang disampaikan Freddy, yaitu adanya keterlibatan aparat negara dalam kasusnya.

Kami di Kontras mencoba mencari kontak pengacara Freddy, tetapi menariknya, dengan begitu kayanya informasi di internet, tidak ada satu pun informasi yang mencantumkan di mana dan siapa pengacara Freddy. Dan kami gagal menemui pengacara Freddy untuk mencari informasi yang disampaikan, apakah masuk ke berkas Freddy Budiman sehingga bisa kami mintakan informasi perkembangan kasus tersebut.

Yang penulis anggap masih “misterius” yaitu:

  • Siapakah oknum petugas BNN yang menerima uang sebesar Rp450 miliar dari Freddy Budiman?

  • Siapakah oknum pejabat tertentu di Mabes Polri yang menerima uang Rp90 miliar dari Freddy Budiman ?

  • Siapakah oknum Jenderal TNI bintang 2 yang memberi fasilitas mobil kepada Freddy Budiman ?

  • Selain itu perlu digali, kenapa pihak BNN berkeberatan adanya kamera yang mengawasi Freddy Budiman ? Bukankah status Freddy Budiman sebagai penjahat kelas “kakap” justru harus diawasi secara ketat ? (seperti diungkapkan Haris kepada Sindonews).

  • Siapakah Hakim dan Jaksa yang menangani kasus Freddy Budiman ?

  • Siapakah ketika itu sebagai pengacaranya Freddy Budiman ?

  • Kenapa pengakuan Freddy Budiman kepada Haris Azhar yang diperoleh pada medio 2014 baru di-posting di dinding akun Facebook dan Twitter Kontras, pada Kamis, 28 Juli 2016 sehari menjelang eksekusi dilaksanakan ?

  • Kenapa ada oknum pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusakambangan minta kepada Sitinjak (Kepala Lapas Nusa Kambangan (NK) saat itu, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut ?


Seharusnya pada tahun 2014 pengakuan Freddy Budiman diungkapkan ke media dan kalau kawatir mengungkapkannya ke aparat penegak hukum terkait (karena diduga ada yang terlibat), paling tidak dikoordinasikan atau disampaikan kepada presiden secara terang-benderang bahwa ada oknum-oknum tertentu (nama-namanya ini – kalau memang ada disebutkan nama) yang “main-mata” dengan terpidana mati Freddy Budiman agar kegiatan operasinya (Freddy) bisa berjalan lancar.

Terkait mengenai pledoi Freddy Budiman, kenapa tidak dimuat di website Mahkamah Agung, kecuali hasil keputusan Mahkamah Agung. Dalam putusan tersebut juga tidak mencantumkan informasi yang disampaikan Freddy, yaitu adanya keterlibatan aparat negara dalam kasusnya. Ungkap Haris.

Menurut Haris (seperti yang diberitakan Sindonews) Kami di Kontras mencoba mencari kontak pengacara Freddy, tetapi menariknya, dengan begitu kayanya informasi di internet, tidak ada satu pun informasi yang mencantumkan dimana dan siapa pengacara Freddy. Dan kami gagal menemui pengacara Freddy untuk mencari informasi yang disampaikan, apakah masuk ke berkas Freddy Budiman sehingga bisa kami mintakan informasi perkembangan kasus tersebut.

Permasalahannya menurut pendapat penulis, kalau sekiranya pengakuan Freddy Budiman segera ditindaklanjuti, paling tidak, dan atau mungkin presiden bisa mempertimbangkan pelaksanaan eksekusi mati terhadap terpidana (Freddy) agar dapat ditunda untuk membongkar jaringan narkoba yang boleh dikatakan sudah “menggurita” di Indonesia. Contohnya, 10 orang terpidana eksekusi mati lainnya bisa ditunda dengan berbagai alasan. Kenapa ada yang sudah divonis hukum mati lebih lama dari Freddy Budiman bisa ditunda pelaksanaan eksekusinya ?

Sementara Freddy Budiman yang divonis hukuman mati pada tahun 2013 karena menjadi gembong narkoba atau pebisnis narkoba sudah dieksekusi mati pada 29 Juli 2016 padahal waktu vonis hukuman mati itu baru berjalan 3 tahun. Ini tentu menimbulkan tandatanya besar di sementara kalangan. Ada apa ini ?

Pertanyaan lain muncul atas pernyataan Jampidum Kejaksaan Agung Noor Rachmad yang mengatakan, rencana awal jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi berjumlah 14 orang. Namun dengan berbagai pertimbangan, hanya 4 terpidana yang akhirnya dieksekusi.

"Sementara ada 4 terpidana yang dieksekusi. Pertimbangannya keempat-keempatnya sudah mengajukan PK dua kali dan ditolak," kata Noor di dermaga Wijaya Pura, Jumat (29/7/2016).

Menurutnya, pertimbangan lain eksekusi hanya dilakukan pada empat terpidana adalah karena keempatnya merupakan pemasok. Sedangkan 10 terpidana lainnya tidak seluruhnya pemasok.

Kalau menurut penulis, yang namanya sudah terpidana mati ya....harus dihukum mati. Apalagi sudah dipublikasikan bahwa pelaksanaan eksekusi mati pada Jum’at, 29 Juli 2016 ada sebanyak 14 orang. Kalau tidak ya....jangan diumumkan. Kalau pertimbangannya adalah itu, kenapa tidak diumumkan saja bahwa yang bakal dieksekusi mati pada hari itu adalah 4 orang ?

[caption id="attachment_989" align="aligncenter" width="600"]Masinton-Pasaribu1 Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu[/caption]

Anggota Komisi III DPR RI juga bertanya

Alasan Kejaksaan Agung (Kejagung) menunda eksekusi 10 terpidana mati kasus narkotika juga dipertanyakan anggota Komisi III DPR Nasir Djamil.

Nasir menilai Kejagung tidak menjelaskan tentang pertimbangan aspek yuridis dan non-yuridis alasan penundaan eksekusi 10 terpidana mati.

Dia khawatir penundaan eksekusi sepuluh terpidana mati ‎itu lebih karena ada tekanan atau instruksi dari pihak tertentu. "Kalau empat orang yang sudah dieksekusi itu bisa bangun, mereka akan tanya, kok sepuluh orang itu enggak ditembak seperti aku, enggak adil dong, kenapa?" ujar Nasir saat dihubungi wartawan, Jumat (29/7/2016).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini berpendapat, seharusnya Jaksa Agung Muhammad Prasetyo menjelaskan penundaan eksekusi sepuluh terpidana mati itu secara utuh termasuk menjelaskan aspek yuridis dan non-yuridis.

Sementara anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menyatakan, tertundanya eksekusi mati ini menggambarkan sikap Kejagung yang dinilai plin-plan. "Ya itu berarti plin-plan," kata Masinton saat dihubungi Sindonews, Minggu (31/7/2016).

Politikus PDIP ini mengungkapkan, seharusnya eksekusi ini tidak boleh ditunda. Karena semua sudah mengetahui dan sudah diumumkan bahwa sejumlah 14 terpidana mati akan dieksekusi.

"Penundaan eksekusi terhadap 10 terpidana mati kasus narkoba menampakkan bahwa pelaksanaan eksekusi yang sudah memiliki putusan hukum tetap menjadi rapuh dan tidak jelas," ucap Masinton.

[caption id="attachment_990" align="aligncenter" width="600"]jaksa-agung-muda-pidana-umum-noor-rachmad_20160105_140829 Jaksa Agung Muda Pidana Umum Noor Rachmad[/caption]

Jampidum Kejaksaan Agung menjawab

Sindonews dalam berita berjudul “10 Terpidana Mati Batal Menghadapi Regu Tembak” yang dipublikasi pada Jum'at, 29 Juli 2016 pukul 03:05 WIB menulis, Jampidum Kejaksaan Agung Noor Rachmad mengatakan, rencana awal jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi berjumlah 14 orang. Namun dengan berbagai pertimbangan, hanya 4 terpidana yang akhirnya dieksekusi.‎

"Sementara ada 4 terpidana yang dieksekusi. Pertimbangannya keempat-keempatnya sudah mengajukan PK dua kali dan ditolak," kata Noor di dermaga Wijaya Pura, Jumat (29/7/2016).

Menurutnya, pertimbangan lain eksekusi hanya dilakukan pada empat terpidana adalah karena keempatnya merupakan pemasok. Sedangkan 10 terpidana lainnya tidak seluruhnya pemasok.

"Seck Osmani pemasok. Dia pemasok heroin. Humpret juga tampak kelicikannya, seolah-olah membuat warung," jelas Noor.

‎Terkait pelaksanaan eksekusi 10 terpidana mati lainnya, Noor menyebut eksekusi tetap akan dilakukan secara bertahap. Namun Noor tidak menyebut waktu pastinya. "Tentu untuk periode berikutnya," pungkasnya.

[caption id="attachment_987" align="aligncenter" width="600"]Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (Sindophoto) Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (Sindophoto)[/caption]

Kapolri Telusuri Pengakuan Kontras Haris Azhar

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan mandat kepada Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar untuk menemui Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar.

Boy diminta untuk meminta penjelasan Haris mengenai informasi yang menyebut Freddy Budiman, terpidana mati perkara narkoba yang mengaku pernah memberi uang Rp90 miliar kepada pejabat di Mabes Polri.

"Kalau kita lihat yang beredar viral itu informasinya kan enggak jelas, ada polisi, ada disebut-sebut nama BNN. Ingin tahu, apakah Pak Haris mendapat informasi itu, ada enggak nama-nama yang jelas berikut buktinya," kata Tito di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Tito menjelaskan, jika benar ada data yang menyatakan hal tersebut maka Polri akan menindaklanjutinya. "Tapi kalau hanya data seperti viral saja, ini bisa diterjemahkan," ujar mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar selaku penerima mandat dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian akan menemui Koordinator Komisi Nasional untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

Boy akan menanyakan kepada Haris terkait pernyataannya mengenai pengakuan terpidana mati Freddy Budiman yang pernah memberi uang kepada pejabat di Mabes Polri sebesar Rp90 miliar.

"Ada janji sama beliau (Haris), kita mau tahu seperti apa. Apa benar, agar tidak jadi fitnah," kata Boy Rafli di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Cerita tentang pengakuan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman soal banyaknya oknum pejabat negara dalam bisnis narkotika menjadi perhatian publik pasca eksekusi yang dilakukan Kejaksaan Agung pada Jumat, 29 Juli 2016, dini hari.

Pejabat BNN keberatan adanya dua kamera pengawas ?

Pada bagian lain (cerita Haris kepada Sindonews) disebutkan: Saya patut berterima kasih pada Bapak Sitinjak, Kepala Lapas Nusa Kambangan (NK) saat itu, yang memberikan kesempatan bisa berbicara dengannya dan bertukar pikiran soal kerja-kerjanya.

Menurut saya, Pak Sitinjak sangat tegas dan disiplin dalam mengelola penjara. Bersama stafnya beliau melakukan sweeping dan pemantauan terhadap penjara dan narapidana.

Pak Sitinjak hampir setiap hari memerintahkan jajarannya melakukan sweeping kepemilikan HP dan senjata tajam. Bahkan saya melihat sendiri hasil sweeping tersebut, ditemukan banyak sekali HP dan sejumlah senjata tajam.

Tetapi malang Pak Sitinjak, di tengah kerja kerasnya membangun integritas penjara yang dipimpinnya, termasuk memasang dua kamera selama 24 jam memonitor Freddy budiman. Beliau menceritakan sendiri, beliau pernah beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusakambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut.

“Saya mengangap ini aneh, hingga muncul pertanyaan, kenapa pihak BNN berkeberatan adanya kamera yang mengawasi Freddy Budiman ? Bukankah status Freddy Budiman sebagai penjahat kelas “kakap” justru harus diawasi secara ketat ? Pertanyaan saya ini terjawab oleh cerita dan kesaksian Freddy Budiman sendiri,” kata Haris kepada Sindonews.

Sementara yang mengeluarkan pernyataan “aneh” juga muncul dari Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) yang mensinyalir cerita Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengenai pengakuan terpidana mati Freddy Budiman menjelang eksekusi sebagai upaya pelemahan Badan Narkotika Nasional (BNN)

"Ini ada upaya melemahkan upaya pemberantasan narkoba oleh BNN," tegas Ketua Dewan Presidium Jari 98 Willy Prakarsa di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Willy mempertanyakan sikap Haris yang baru menceritakan tentang keterlibatan aparat penegak hukum menjelang eksekusi terpidana mati. Cerita itu diposting di media sosial.

"Kalau mau punya niat baik, harusnya Haris buka dari awal," ujarnya.

Dia juga mendesak Kontras untuk membuka nama oknum TNI yang disebut-sebut tersebut agar tidak menimbulkan saling curiga antara sesama bintang dua TNI.

"Kalau tidak membuka, berarti (Haris) menyebarkan berita bohong. Juga mencemarkan institusi TNI yang kita cintai. Itu buktikan jika tidak Haris perlu digugat oleh pihak TNI," tuturnya. ***

Sumber data: sindonews.com dan harianterbit.com

Thursday 28 July 2016

Badai Tropis Mirinae Sudah Menyapu Hanoi, Vietnam



Foto: Google Earth/THNews

Telukharunews.com, Dari hasil pengamatan pada Kamis,28 Juli 2016 pukul 05:14 WIB melalui layar komputer dengan mempergunakan fasilitas Google Earth dapat terlihat bahwa Badai Tropis Mirinae sudah menyapu Kota Hanoi, Vietnam.

Sementara menurut data yang dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi Jepang-Informasi Siklon Tropis (Japan Meteorological Agency Tropical Cyclone Information) yang dikeluarkan pada Rabu, 27 Juli 2016 pukul 21:45 UTC atau Kamis, 28 Juli 2016 pukul 04:45 WIB berdasarkan hasil analisis pada pukul 21:00 UTC atau pukul 04:00 WIB disebutkan posisi pusat Badai Tropis Mirinae berada di koordinat 20°20'(20.3°) Lintang Utara dan 106° 00' (106.0°) Bujur Timur.

Mirinae yang memiliki tekanan di pusat pusaran 990 hPa (Hektopascal) bergerak ke arah barat-BaratLaut dengan kecepatan 10 km per jam (6 knot).

Sedangkan kecepatan angin maksimum dekat pusat 23 meter per detik (45 knot) dan maksimum kecepatan hembusan angin 35 meter per detik (65 knot).

Editor: Freddy Ilhamsyah PA

Tuesday 26 July 2016

Harga Minyak Mentah Dunia Terus Turun - Apa Kabar Indonesia ?

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA

Para penggiat industri perminyakan di Indonesia maupun mancanegara baru mulai “bernafas lega” pada awal Juli 2016 dengan merangkak naiknya harga minyak mentah dunia, tapi akhirnya harus menelan “pil pahit” karena kenaikannya hanya bertahan selama hampir tiga pekan, dan merosot lagi menjelang pekan terakhir Juli 2016.

Sejak melorotnya harga minyak mentah dunia jenis Brent yang pada penutupan 20 Juli 2016 tercatat sebesar USD 47,17 per barel telah anjlok 2.10% menjadi USD 46.20 per barel pada penutupan 21 Juli 2016. Hal serupa juga terjadi pada minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) dari USD 44.94 per barel menjadi USD 44.75 per barel, turun 2.23%.

Brent dan WTI terus mengalami penurun hingga pada penutupan 25 Juli 2016 harga minyak mentah Brent berada di angka USD 44.72 per barel dan WTI tercatat USD 43.13 per barel.

Gambaran di atas jelas tidak “menggoyang” Indonesia terkait dengan harga minyak mentah Indonesia, karena dalam Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (13/7/2016) telah menetapkan Indonesian Crude Price (ICP) atau Harga Minyak Mentah Indonesia sebesar USD 40 hingga USD 55 per barel. Jadi, fluktiasi harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini masih “aman” bagi Indonesia.

Sebagai contoh walaupun pada bulan Juni 2016 berdasarkan perhitungan Formula ICP mengalami penurunan dari US$ 44,68 per barel menjadi US$ 44,50 per barel atau turun US$ 0,18 per barel dari bulan Mei 2016. Namun harga itu masih berada dalam koridor angka hasil Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (13/7/2016)

[caption id="attachment_975" align="alignnone" width="1152"]Menara bor sumur migas Kegiatan pemboran sumur migas di WKP Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field[/caption]

Apakah bergejolaknya penurunan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini akan mempengaruhi kinerja PT Pertamina EP dalam upaya memburu dan meningkatkan produksi minyak mentah di dalam negeri ?

Jawaban yang telah disepakati oleh insan permigasan PT Pertamina EP sudah pasti, yaitu walaupun kondisi harga minyak mentah dunia sedang fluktuasi dan cenderung rendah, dan beberapa waktu lalu para pejabat energi kita mendesak perusahaan minyak memotong biaya, tetapi PT Pertamina EP tetap berkomitmen tinggi untuk terus mengenjot produksi.

Sementara yang berada di urutan kedua adalah Pertamina EP Asset 2 dengan capaian produksi minyak sebesar 19.662 BOPD, dan Asset 1 berada di urutan ketiga dengan produksi sebesar 16.192 BOPD, Asset 4 berada di urutan keempat dengan produksi sebesar 15.647 BOPD dan Asset 3 berada di urutan kelima dengan tingkat produksi sebesar 13.558 BOPD.

Bravo Pertamina EP khususnya Pertamina EP Asset 5 yang telah mampu menghasilkan produksi minyak rata-rata sebesar 23.491 BOPD (Barrels Oil Per Day/Barel Minyak Per Hari) pada tahun 2015 sehingga menempatkan Asset 5 berada di urutan pertama dari jumlah 5 Asset yang ada di jajaran PT Pertamina EP.

Total produksi minyak mentah PT Pertamina EP (own) pada tahun 2015 tercatat rata-rata sebesar 88.548 BOPD dan kalau dijumlahkan secara keseluruhan, yaitu PT Pertamina EP plus mitranya (TAC dan KSO) jadi sebesar 103.000 BOPD.

Pangkalansusu, 26 Juli 2016

Badai Tropis Mirinae Di Laut Tiongkok Selatan Dekat Pulau Hainan


Foto: Google Earth/THNews

Telukharunews.com, Dari hasil pengamatan pada Selasa, 26 Juli 2016 pukul 16:15 WIB melalui layar komputer dengan mempergunakan fasilitas Google Earth dapat diketahui ada Badai Tropis Mirinae berdiameter sekitar 871,51 km x 557,87 km di Laut Tiongkok Selatan dekat Pulau Hainan, Tiongkok Selatan.

Pada saat itu posisi pusat Mirinae berada di dekat koordinat 18°29'43.77"Lintang Utara dan 112°12'6.56"BujurTimur di atas Laut Tiongkok Selatan berjarak sekitar 729,50 km (111,71 derajat) sebelah timur-Tenggara dari Kota Hanoi atau sekitar 474,64km (205,20 derajat) sebelah selatan-BaratDaya dari Kota Hong Kong dan sekitar 432,50 km (199,23 derajat) sebelah selatan-BaratDaya dari Makau.

Menurut data yang dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi Jepang-Informasi Siklon Tropis (Japan Meteorological Agency Tropical Cyclone Information) yang dikeluarkan pada Selasa, 26 Juli 2016 pukul 06:50 UTC (13:50 WIB) berdasarkan hasil analisis pada pukul 06:00 UTC atau pukul 13:00 WIB disebutkan posisi pusat Badai Tropis Mirinae berada di koordinat 18°30'(18.5°) Lintang Utara dan 112° 10' (112.2°) Bujur Timur.

Mirinae yang memiliki tekanan di pusat pusaran 1000 hPa (Hektopascal) bergerak ke arah barat-BaratLaut dengan kecepatan 20 km per jam (10 knot).

Sedangkan kecepatan angin maksimum dekat pusat 18 meter per detik (35 knot) dan maksimum kecepatan hembusan angin 25 meter per detik (50 knot).
Peta prakiraan perjalanan Mirinae 26-29 Juli 2016 Peta: JMA-TCI
Berdasarkan peta prakirakan perjalanan Badai Tropis Mirinae yang dirilis JMA Tropical Cyclone Information pada Selasa, 26 Juli 2016 pukul 15:00 waktu standar Jepang atau pukul 13:00 WIB dapat diketahui badai itu akan menyentuh pesisir Tenggara Pulau Hainan pada Selasa, 26 Juli 2016 pukul 18:00 UTC atau Rabu, 27 Juli 2016 dini hari pukul 01:00 WIB.

Namun dalam catatan bawah diterangkan siklon tropis tidak selalu bergerak sepanjang garis menghubungkan pusat-pusat lingkaran probabilitas seperti yang ditampilkan dalam peta.

Editor: Freddy Ilhamsyah PA

Sunday 24 July 2016

Badai Tropis LUPIT Di Atas Samudera Pasifik Barat


Foto: Google Earth/THNews

Telukharunews.com, Dari hasil pengamatan pada Minggu, 24 Juli 2016 pukul 13:42 WIB melalui layar komputer dengan mempergunakan fasilitas Google Earth dapat diketahui bahwa posisi pusat Badai Tropis Lupit berada di dekat koordinat 31°53'49.26"Lintang Utara dan 158°47'39.03"BujurTimur di atas Samudera Pasifik Barat berjarak sekitar 1.817,55 km (97,86 derajat) sebelah timur-Tenggara dari Kota Tokyo, Jepang.

Menurut data yang dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi Jepang-Informasi Siklon Tropis (Japan Meteorological Agency Tropical Cyclone Information) yang dikeluarkan pada Minggu, 24 Juli 2016 pukul 03:45 UTC (10:45 WIB) berdasarkan hasil analisis pada pukul 03:00 UTC atau pukul 10:00 WIB disebutkan posisi pusat Badai Tropis Lupit berada di koordinat 31°55 '(31,9°) Lintang Utara dan 158° 50' (158,8 °) Bujur Timur.

Lupit yang memiliki tekanan di pusat pusaran 1000 hPa (Hektopascal) bergerak ke arah utara-TimurLaut dengan kecepatan 35 km per jam (20 knot).

Sedangkan kecepatan angin maksimum dekat pusat 18 meter per detik (35 knot) dan maksimum kecepatan hembusan angin 25 meter per detik (50 knot).
Peta prakiraan perjalanan Badai Tropis Lupit
Berdasarkan peta prakirakan perjalanan Badai Tropis Lupit yang dirilis JMA Tropical Cyclone Information pada Minggu, 24 Juli 2016 pukul 06:00 UTC atau pukul 13:00 WIB dapat diketahui badai itu mengarah ke Kepulauan Kuril Selatan. Namun dalam catatan bawah diterangkan siklon tropis tidak selalu bergerak sepanjang garis menghubungkan pusat-pusat lingkaran probabilitas seperti yang ditampilkan dalam peta.

Editor: Freddy Ilhamsyah PA

Gempabumi Tektonik 5,6 SR Di BaratDaya Bengkulu Selatan


Data USGS-NEIC. Foto: Google Earth/THNews

JAKARTA, (Telukharunews.com) - Kepala Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Gempabumi dan Tsunami Jakarta, Drs.Eko Suyanto dalam rilis No.: 3747/InaTEWS/VII/2016 menyebutkan pada Sabtu, 23 Juli 2016 pukul 14:41:45 WIB telah terjadi gempabumi tektonik berkekuatan 5,6 Skala Richter berlokasi di koordinat 6.68° Lintang Selatan - 101.16° Bujur Timur.

Dikabarkan pusat gempa berada di dasar laut pada kedalaman 10 km berjarak 334 km BaratDaya Bengkulu Selatan. Gempa dirasakan di sekitar Kotabumi II MMI dan di Kepahyang I-II MMI. Gempa itu tidak berpotensi Tsunami.

Menurut pengamatan Telukharunews, pusat gempa berada sekitar 70,18 km (61,56 derajat) baratDaya di luar zona subduksi atau berjarak sekitar 183,10 km (218,07 derajat) sebelah selatan-BaratDaya dari Kabue, Pulau Enggano.

Sementara menurut data web site USGS-NEIC Amerika Serikat disebutkan gempa yang terjadi pada Sabtu, 23 Juli 2016 pukul 07:41:44 UTC atau pukul 14:41:44 WIB berkekuatan magnitude 5,4 SR berlokasi di koordinat 6.753°Lintang Utara dan 101.216°Bujur Timur berada di kedalaman 10 km di BaratDaya Sumatera.

Editor: Freddy Ilhamsyah PA