Friday 6 January 2023

Kontrak Bagi Hasil WK ONWA dan OSWA Ditandatangani, Total Komitmen Pasti US$30.000.000

Foto: Ditjen Migas

Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif didampingi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyaksikan penandatanganan Kontrak Bagi Hasil untuk 2 Wilayah Kerja (WK) Hasil Lelang Penawaran Langsung Tahap I Tahun 2022 antara Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/1). Total investasi komitmen pasti dari penandatanganan ini senilai US$30.000.000 dengan bonus tandatangan sebesar US$100.000.

Kedua WK yang ditandatangani tersebut merupakan Wilayah Kerja Eksplorasi yaitu WK Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Offshore South West Aceh (Singkil), yang ditawarkan Pemerintah melalui Lelang Penawaran Langsung Tahap I Tahun 2022 periode Juli – September 2022 dan telah diumumkan pemenangnya pada tanggal 3 November 2022.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan, kedua Kontrak Bagi Hasil WK Eksplorasi tersebut berjangka waktu 30 tahun. “Sebelum penandatanganan kontrak, KKKS telah menyelesaikan kewajiban finansial yaitu pembayaran bonus tanda tangan dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku,” katanya.

Rincian Kontrak Kerja Sama sebagai berikut:

 

Kedua kontrak bagi hasil yang ditandatangani ini menggunakan skema Cost Recovery, dengan split minyak 60% (Pemerintah) dan 40% (KKKS), serta gas 55% (Pemerintah) dan 45% (KKKS). Potensi sumber daya ONWA (Meulaboh): minyak  sebesar 800 MMBO dan gas  4,8 TCF, sedangkan OSWA (Singkil): minyak  sebesar  1,4 BBO dan gas 8,6 TCF.

Penandatanganan kontrak ini dihadiri oleh  Pj. Gubernur Aceh  Achmad Marzuki,     Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal, Sekretaris Jenderal KESDM  Rida Mulyana,  serta Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Noor Arifin Muhammad.  (Ditjen Migas/TW)  

ICP Desember 2022 Ditetapkan US$76,66 per Barel


Jakarta, Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Desember 2022 ditetapkan sebesar  US$76,66 per barel, turun US$10,84 per barel dari US$87,50 per barel pada November 2022.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Desember 2022 ditetapkan sebesar US$76,66 per barel," demikian bunyi Kepmen ESDM Nomor 2.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Desember 2022 yang ditetapkan tanggal 2 Januari 2023.

Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain Kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global yang diindikasikan oleh:

 

a.     Federal Reserve AS melanjutkan kebijakan peningkatan suku bunga untuk mengatasi inflasi.

b.     Bank Sentral Eropa memutuskan untuk meningkatkan suku bunga di pertengahan Desember 2022.

 Penurunan harga minyak juga terkait pasokan minyak mentah dunia yaitu:

 

a.       OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kuota pemotongan produksi minyak mentah akibat ketidakpastian pasokan minyak mentah dari Rusia, hal ini di luar ekspektasi pasar yang mengharapkan peningkatan pemotongan produksi dari OPEC+.

b.       Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan Desember 2022, pasokan minyak mentah Non OPEC naik sebesar 420 ribu barel per hari di kuartal IV 2022 dibandingkan kuartal sebelumnya.

 

Terkait permintaan minyak mentah dunia :

 

a.    Berdasarkan laporan OPEC bulan Desember 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 0,01 juta barel per hari menjadi 99,56 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

b.    IHS Markit dalam Laporan bulan Desember 2022, permintaan minyak mentah dunia bulan Desember 2022 turun sebesar 600 ribu barel per hari menjadi 99,8 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Selain itu, berdasarkan Laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration), terdapat peningkatan stok, terutama stok produk minyak Amerika Serikat pada bulan Desember 2022:

 

a.     Gasoline naik sebesar 9,2 juta barel menjadi 223,0 juta barel, dibandingkan bulan sebelumnya.

b.      Distillate naik sebesar 7,6 juta barel menjadi 120,2 juta barel, dibandingkan bulan sebelumnya.

 “Faktor lainnya adalah menguatnya nilai tukar Dollar AS dibandingkan mata uang lainnya terutama terhadap Euro,” demikian dikutip dari Exsum tersebut.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kasus baru Covid-19 di China setelah pelonggaran kebijakan pembatasan diterapkan sehingga menimbulkan kekhawatiran pasar turunnya permintaan minyak mentah dari negara tersebut.

Berikut ini perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Desember 2022 dibandingkan November 2022:


·       Dated Brent turun sebesar US$10,55 per barel  dari US$91,67 per barel menjadi US$81,12 per barel.

·      WTI (Nymex) turun sebesar US$7,87 per barel  dari US$84,39 per barel  menjadi US$76,52 per barel.

·       Brent (ICE) turun sebesar US$9,51 per barel  dari US$90,85 per barel  menjadi US$81,34 per barel.

·       Basket OPEC turun sebesar US$10,55 per barel  dari US$89,73 per barel  menjadi US$79,18 per barel. (Ditjen Migas/TW) 

 

Harga minyak mentah jenis NSC/KATAPA turun

Sementara untuk minyak mentah jenis NSC/KATAPA yang diproduksi oleh PT Pertamina Hulu Rokan Rantau Field Aceh dan PT Pertamina Hulu Rokan Pangkalan Susu Field Sumatera Utara juga ikut turun US$10,21 per barel  dari US$85.66/bbl pada November 2022 menjadi US$75.45/bbl pada Desember 2022. (fipa)