Friday 23 November 2012

Enam Langkah D8 untuk Memainkan Peran Vital Internasionalnya


Islamabad, Pakistan: Merujuk pada laporan PBB tahun 2012 mengenai MDGs, kemiskinan ekstrim menurun di setiap wilayah. Namun, dunia juga masih mendapat tantangan yang dapat membuat bangsa mengalami kemunduran pembangunan dan kemiskinan. D8 dapat memainkan peran vitalnya dengan melakukan enam langkah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini ketika menyampaikan pandangan Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D8 di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr, Islamabad, Pakistan, kemarin (22/11).

"Merujuk pada laporan PBB tahun 2012 mengenai MDGs, kemiskinan ekstrim telah menurun di setiap wilayah. Proporsi orang yang hidup dengan kurang dari 1,25 dolar AS per hari turun menjadi 24 persen dari 47 persen di tahun 1990," kata Presiden SBY. Meski demikian, lanjut SBY, komunitas internasional terus mendapat tantangan yang dapat membuat bangsa mengalami kemunduran pembangunan dan kemiskinan.

"Saya percaya D8 dapat memainkan peran vital dalam merespon tantangan dengan mengambil langkah dalam skala nasional, regional, dan global," Kepala Negara menambahkan.

Presiden kemudian mengemukakan enam langkah yang dapat diambil D8 untuk menghadapi tantangan tersebut. Penguatan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi adalah langkah pertama yang dapat dilakukan. "Perdagangan dan investasi dapat menciptakan aktivitas ekonomi di tingkat domestik, dan akan menciptakan kesempatan kerja," SBY menjelaskan.

D8 juga perlu mengeksplorasi kerja sama membangun konektivitas yang lebih besar. Selain itu, negara-negara D8 juga harus memperkuat kerja sama di bidang proteksi sosial. "Ini penting untuk mencegah orang jatuh ke dalam lingkaran kemiskinan yang baru," ujar Presiden SBY.

Penguatan kerja sama dalam membangun kapasitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga harus ditingkatkan, dalam mendukung UKM juga dibutuhkan inklusi keuangan melalui keuangan mikro.

Selanjutnya, Presiden menginginkan kerja sama D8 di bidang ketahanan pangan dan energi terus dikembangkan. Langkah terakhir adalah, D8 membutuhkan kolaborasi yang lebih intensif dalam mencapai MDGs.

Terkait kerangka pembangunan global pasca MDGs 2015 nanti, Presiden SBY --bersama PM Inggris dan Presiden Liberia sebagai ketua bersama-- berkomitmen kuat untuk membuat panel tersebut sukses. "Saya senang karena beberapa negara anggota panel datang dari negara D8," kata SBY.

Dalam membangun kerja sama menuju penciptaan perdamaian dan kesejahteraan yang stabil, dibutuhkan kesetaraan dan ekuitas. "Saya percaya bahwa human-centered development adalah fondasi penting dalam perdamaian dan kesejahteraan yang stabil," ujar Presiden. Human-centered development ini membutuhkan stabilitas politik dan kemajuan ekonomi.

KTT ke-8 D8 bertemakan 'Membangun Persahabatan untuk Perdamaian dan Kemakmuran'. KTT diiukti delapan negara berkembang dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, yakni Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, Turki, Mesir, Bangladesh, dan Nigeria.

Populasi warga muslim kedelapan negara tersebut mencapai 1 miliar orang atau 60 persen dari jumlah orang Islam di dunia. Nilai perdagangan negara-negara D8 tahun 2011 sekitar 130 millar dolar AS. Rata-rata pertumbuhan negara D8 adalah 6 persen.

Presiden SBY dan delegasi sendiri akhirnya tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (23/11) pukul 08.30 WIB. Penerbangan Islamabad-Jakarta ditempuh dalam 7,5 jam. (www.presidenri.go.id)

No comments:

Post a Comment