Wednesday 15 February 2017

Rekam Jejak PROPER Di Pertamina EP Rantau, Pangkalansusu Dan Lirik

[caption id="attachment_1116" align="aligncenter" width="419"]PROPER EMAS idaman setiap perusahaan PROPER EMAS idaman setiap perusahaan[/caption]

Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Pendahuluan

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan program pengawasan terhadap industri yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup.

Selain itu PROPER juga bertujuan mendorong perusahaan industri untuk menerapkan prinsip ekonomi hijau dengan kriteria penilaian kinerja sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, 3R ( limbah B3 dan limbah padat Non B3 serta mengurangi kesenjangan ekonomi dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat.

Peringkat PROPER dibagi menjadi 5 yaitu EMAS, HIJAU,BIRU, MERAH, dan HITAM. Peringkat tertinggi adalah EMAS dan peringkat terburuk adalah HITAM. Perusahaan yang memperoleh peringkat EMAS adalah perusahaan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi, melaksanakan bisnis yang beretika, dan bertanggungjawab terhadap masyarakat.

Rekam jejak PROPER

Satu hal yang membanggakan jajaran PT Pertamina EP khususnya Asset 1 dan lebih khusus lagi Pertamina EP Rantau Field akhirnya 2 kali berturut-turut berhasil menggondol predikat tertinggi dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang digelar oleh Ditjen Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada setiap tahun.

Menurut data yang dipublikasikan Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dapat diketahui bahwa setelah 2 tahun berturut-turut Rantau Field dapat predikat PROPER BIRU di periode 2008-2009 dan periode 2009-2010, namun berkat kesungguhan untuk memperbaiki Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) akhirnya sejak tahun 2011 hingga 2014 PT Pertamina EP Rantau Field secara berturut-turut berhasil meraih predikat PROPER HIJAU, dan sejak itu predikat PROPER PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field terus meroket hingga mendapatkan penghargaan tertinggi pada periode penilaian PROPER era tahun 2014-2015 (SK Menteri LHK RI nomor SK.557/MenlhkSetjen/2015) hingga periode tahun 2015-2016 (SK Menteri LHK RI nomor SK.892/Menlhk/Setjen/STD.0/12/2016) yaitu PROPES EMAS.

Selamat dan sukses selalu PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Aceh Tamiang, NAD. Semoga pada penilaian PROPER periode 2016-2017 PROPER EMAS masih melekat di Rantau Field.

Kini bagaimana pula dengan kondisi PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field Indragiri Hulu - Riau ?

Menurut rekam jejak yang penulis kumpulkan dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa Lirik Field masih harus berjuang keras untuk mencapai mimpinya memperoleh predikat PROPER EMAS. Pasalnya predikat PROPER PEP Lirik Field masih berfluktuasi alias “jatuh-bangun”. Contoh ketika Field Lirik masih berstatus Unit Bisnis (UBEP) kinerja PROPER nya sejak tahun 2009 hingga 2010 berada pada level tidak aman yaitu PROPER BIRU dan di tahun 2011 jadi bertambah gawat lagi ketika UBEP Lirik dianugerahkan PROPER MERAH.

Penganugerahan PROPER MERAH kepada Unit Bisnis Pertamina EP Lirik pada tahun 2011 diduga keras akibat terjadinya peristiwa kebakaran di Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Ukui Kabupaten Pelalawan, Riau pada Sabtu, 22 Januari 2011 pukul 11:30 WIB. Akibat peristiwa tersebut, satu unit tanki penampung minyak mentah (Tanki No.1) dengan kapasitas 10.000 barel milik Pertamina UBEP Lirik yang dialokasikan untuk operasional Medco E&P Indonesia di Lirik sesuai FSA (Facility Sharing Agreement), mengalami rusak berat.

Satu hal yang menggembirakan pada tahun 2012 predikat PROPER UBEP Lirik terkoreksi jadi PROPER BIRU, dan pada tahun 2013 hingga 2014 terkoreksi lagi ke level aman, yaitu PROPER HIJAU, tapi sayangnya ketika di tahun 2015 drop kembali ke PROPER BIRU.

Menyadari sudah berada di level tidak aman (artinya bisa drop kembali ke level Proper Merah) maka berkat kerja keras pada tahun 2016 PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field berhasil memperoleh predikat PROPER HIJAU level aman untuk menuju Proper Emas. Semoga impian Lirik Field untuk bisa meraih PROPER EMAS di tahun 2017 dapat terwujud jadi kenyataan. Amin. Bravo Lirik Field.

Sementara bagaimana pula dengan kinerja Proper PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field Langkat, Sumatera Utara sejak tahun 2009 hingga tahun 2016 ?

Kalau kita telusuri rekam jejak PROPER PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 masih dapat dibilang “kurang bagus” karena secara terus menerus pada era itu menyandang PROPER BIRU yang merupakan level menengah dan rawan bila salah mengelola Proper akan jatuh ke level Merah, dan kalau mampu melakukan peningkatan mutu Proper, maka bisa naik peringkat sebagai peraih PROPER HIJAU.

Namun berkat kerja keras para “penggiat pengejar” PROPER HIJAU di Pangkalansusu Field, maka akhirnya sejak tahun 2013 hingga tahun 2016 mereka bisa membuktikan bahwa kami telah berubah menjadi lebih baik dengan pembuktian secara berturut-turut PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field telah berhasil menggondol PROPER HIJAU sebanyak 4 kali berturut-turut.

Penganugerahan PROPER HIJAU secara berturut-turut oleh Menteri KLHK adalah atas dasar penilaian dari Dewan Pertimbangan PROPER yang menilai bahwa pihak PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field sudah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan (melampaui kepatuhan) dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik sehingga patut mendapatkan PROPER HIJAU atas kerja keras PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field.

Mengacu pada perolehan predikat PROPER HIJAU sebanyak 4 kali berturut-turut (tanpa terputus) oleh PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam sejak tahun 2010 hingga tahun 2014, maka PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field Langkat, Sumatera Utara juga mempunyai peluang besar untuk meraih PROPER EMAS karena Pertamina EP Pangkalansusu secara konsisten telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan (melampaui kepatuhan) dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik.

Pertanyaannya, apakah pihak PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field Langkat, Sumatera Utara sudah menunjukkan usaha atau kegiatan yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, dan melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggungjawab terhadap masyarakat ? Itu terpulang pada hasil penilaian Tim yang melakukan pengumpulan data primer dengan jalan melakukan pengawasan langsung ke lapangan secara rutin yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH), dan hasilnya akan dipelajari oleh Tim Teknis PROPER.

Setelah itu hasilnya dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan, dan Dewan akan memberikan pendapat terakhir mengenai status kinerja perusahaan sebelum dilaporkan kepada Menteri. Selanjutnya Menteri memeriksa, memberikan kebijakan dan menetapkan status peringkat kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan laporan dari Dewan Pertimbangan. Setelah semua proses dilewati maka pengumuman peringkat kinerja perusahaan disampaikan kepada publik dan juga kepada perusahaan dan pemerintah daerah.

Penutup

Setelah menelusuri jejak perolehan peringkat PROPER di PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field Aceh Tamiang Nanggroe Aceh Darussalam, PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field Langkat Sumatera Utara dan PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field Indragiri Hulu Riau sejak tahun 2009 hingga tahun 2016, maka tergambar ada semacam “persaingan ketat” antara Pertamina EP Pangkalansusu dengan Pertamina EP Lirik.

Menurut penilaian penulis berdasarkan hasil rekam jejak peringkat PROPER sejak tahun 2009 hingga tahun 2016 antara PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field Indragiri Hulu Riau dengan PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field dapat disimpulkan bahwa peluang besar untuk meraih PROPER EMAS tahun 2017 lebih mengarah ke PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field yang secara berkelanjutan telah 4 kali menyandang PROPER HIJAU secara berturut-turut (tidak terputus) sejak tahun 2013 hingga 2016.

Sementara perolehan peringkat PROPER di PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field masih berfluktuasi alias “jatuh-bangun” sejak tahun 2009 hingga tahun 2016.

Contoh ketika Field Lirik masih berstatus Unit Bisnis (UBEP) kinerja PROPER nya sejak tahun 2009 hingga 2010 berada pada level tidak aman yaitu PROPER BIRU dan di tahun 2011 jadi bertambah gawat lagi ketika UBEP Lirik dianugerahkan PROPER MERAH.

Satu hal yang menggembirakan pada tahun 2012 predikat PROPER UBEP Lirik terkoreksi dari MERAH menjadi BIRU, dan pada tahun berikutnya (2013 sd 2014) PROPERnya terkoreksi lagi ke level aman, yaitu PROPER HIJAU, tapi sayangnya ketika di tahun 2015 drop kembali ke PROPER BIRU.

Menyadari sudah berada di level tidak aman (artinya bisa drop kembali ke level Proper Merah) maka berkat kerja keras pada tahun 2016 PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field berhasil memperoleh predikat PROPER HIJAU atau level aman.

Atas dasar itu, maka menurut penilaian penulis, peluang untuk memperoleh PROPER EMAS di tahun 2017 adalah PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field, kecuali ada pertimbangan lain dari pihak Dewan Pertimbangan PROPER Kementerian KLHK.

Sementara untuk PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, apakah mampu untuk memecahkan record di lingkungan Pertamina sebagai penerima penghargaan PROPER EMAS untuk ketiga kalinya di tahun 2017 setelah 2 kali berturut-turut memperoleh PROPER EMAS di tahun 2015 dan tahun 2016 ?

Pertanyaan lainnya, apakah Pertamina mampu untuk meningkatkan perolehan PROPER EMAS pada tahun 2017 dari 7 di tahun 2016 menjadi di atas 7 PROPER EMAS atau malah justeru jadi berkurang ? Kita tunggu saja jawabannya di tahun 2018.

Tujuan penulis menyampaikan rekam jejak PROPER ini kepada publik diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kesadaran, kepedulian serta komitmen perusahaan tersebut terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan program terkait lainnya serta mendorong agar perusahaan itu dapat lebih meningkatkan lagi penilaian kinerja PROPER di lingkungannya masing-masing.***

Pangkalansusu, 15 Februari 2017

Wednesday 8 February 2017

ICP Januari 2017 Naik Tipis Jadi US$ 51,88 per Barel

Kegiatan lifting minyak bumi. Foto Ist

JAKARTA, Berdasarkan perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Januari 2017 mencapai US$ 51,88 per barel, naik tipis US$ 0,79 per barel dari  ICP bulan Desember 2016 yang mencapai US$ 51,09 per barel.

ICP SLC bulan Januari 2017 juga mengalami kenaikan sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 52,62 per barel pada bulan Desember 2016 menjadiUS$ 53,11 per barel .

Sementara perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Januari 2017 dibandingkan bulan Desember 2016, mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
  • Brent (ICE) naik  sebesar US$ 0,53 per barel dari US$ 54,92 per barel  menjadi US$ 55,45 per barel.
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,44 per barel  dari US$ 52,17 per barel menjadi US$ 52,61 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 0,67 per barel dari US$ 51,74 per barel  menjadi US$ 52,41 per barel.
Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga minyak mentah utama di pasar Internasional mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yakni:

1. Terdapat penurunan produksi minyak dunia pada Desember 2016 dibandingkan November 2016,-
  • Berdasarkan publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) pada Januari 2017 (OPEC MOMR Januari 2017), produksi minyak dunia turun 0,3 juta barel per hari  menjadi 96,92 juta  barel per hari.
  • Berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan Januari 2017, suplai minyak dunia turun hingga 0,63 juta barel per hari menjadi 97,63 juta barel per hari.
2. Proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun 2017 direvisi naik dari proyeksi bulan sebelumnya sebesar 40 ribu barel per hari menjadi 95,6 juta barel per hari. (OPEC MOMR Januari 2017)
 
3. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2017 pada publikasi OPEC Januari 2017 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,1% menjadi 3,2%. (OPEC MOMR Januari 2017)
 
4. Stok komersial Negara – Negara OECD bulan November 2016 mengalami penurunan sebesar 34,3 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2.993 juta barel. (OPEC MOMR Januari 2017)
 
5. USD mengalami tren pelemahan selama Januari 2017 terhadap mata uang utama dunia lainnya. (Bloomberg Dollar Index)

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh:
  1. Meningkatnya permintaan minyak mentah Vietnamese Grade oleh Ampol Australia yang disebabkan oleh kebutuhan variasi suplai untuk kilang Australia. (RIM 27 Januari 2017)
  2. Meningkatnya pertumbuhan permintaan minyak Jepang secara signifikan hingga 0,17 juta barel per hari pada bulan November 2016 dibandingkan tahun lalu menjadi 3,8 juta barel per hari. (OPEC MOMR Januari 2017)
  3. Meningkatnya pertumbuhan permintaan minyak di India pada bulan November 2016 dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 0,5 juta barel per hari menjadi 4,67 juta barel per hari. (OPEC MOMR Januari 2017)
  4. Combined crude oil throughput kilang-kilang minyak di Taiwan pada akhir bulan Januari 2017 menjadi sebesar 880 ribu barel per hari, meningkat 3,5% dibandingkan pada awal bulan Januari 2017. (RIM 27 Januari 2017)
  5. Berdasarkan publikasi Caixin, composite output purchasing managers’ index (PMI) Cina pada Bulan Desember 2016 meningkat 0,6 poin dibandingkan Bulan November 2016 menjadi 53,5 poin dan merupakan pencapaian tertinggi dalam 45 bulan terakhir. (Ditjen Migas)

Saturday 4 February 2017

Pemerintah Masih Evaluasi Pemenang Lelang Kilang Minyak Mini Klaster VIII


Kemungkinan besar lokasi eks kilang aspal ini yang akan dibangun Kilang Mini berkapasitas 10.000 barel per hari. Foto THnews.

JAKARTA, Pemerintah masih mengevaluasi pemenang  lelang kilang minyak mini klaster VIII-Maluku dan rencananya akan diumumkan pada Mei mendatang.

“Lagi dievaluasi tim lelang. Targetnya harus dilihat dulu,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Senin (30/1).

Pekan lalu, Pemerintah telah mengumumkan perusahaan yang lulus dokumen kualifikasi yaitu PT Alam Bersami Sentosa, PT Tri Wahana Universal, KSO PT Remja Bangun Knecama Kontraktor-Changling Petrochemical Engineering Design Co. Ltd, PT Aliansi Lintas Teknologi dan KSO PT Harmoni Drilling Services-Oceannus Co. Ltd. Selanjutnya, kelima perusahaan tersebut dapat mengambil dokumen pemilihan.

Sementara itu untuk pelelangan  klaster lainnya, menurut Wirat, masih dalam tahap persiapan. “Lelang lainnya sedang dibahas kalau dokumen sudah siap kita sampaikan,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, terkait pembangunan kilang minyak mini, Pemerintah tanggal 25 Juli 2016 telah menetapkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 22 tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak Skala Kecil di Dalam Negeri.

Pembangunan kilang minyak mini yang akan dibangun di 8 klaster ini, antara lain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi lapangan-lapangan marjinal.  “Tempatnya  (lapangan) jauh dari mana-mana sehingga biaya angkutnya cukup mahal untuk dibawa ke kilang besar. Makanya kalau bisa dikilang langsung di sana dan bisa langsung didistribusikan di sekitar sana (lapangan) akan megurangi biaya transportasi,” kata Wirat beberapa waktu lalu.

Pembangunan kilang minyak mini ini akan dilakukan  8 klaster yaitu Klaster I-Sumatera Utara (Rantau dan Pangkalan Susu). Kluster II-Selat Panjang Malaka (EMP Malacca Strait dan Petroselat), Klaster III-Riau (Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, West Area, Kisaran), Klaster IV-Jambi  (Palmerah, Mengoepeh, Lemang dan Karang Agung), Klaster V-Sumatera Selatan (Merangin II dan Ariodamar), Klaster VI-Kalimantan Selatan (Tanjung), Klaster VII-Kalimantan Utara (Bunyu, Sembakung, Mamburungan dan Pamusian Juwata) dan Klaster VIII-Maluku (Oseil dan Bula).

Kilang minyak mini yang akan dibangun berkapasitas maksimal 20.000 barel per hari. Biaya investasi untuk kilang berkapasitas 10.000 barel per hari, sekitar Rp 2,5 triliun. Pembangunannya akan ditawarkan Pemerintah ke badan usaha.  . Apabila dalam lelang pembangunan kilang minyak mini ini tidak ada investor yang berminat, maka Pemerintah akan menugaskan PT Pertamina untuk membangunnya.  (Ditjen Migas)