Monday 5 November 2012

Inggris Investasikan USD 1 Miliar untuk REDD+



LONDON - Dalam pertemuan antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prince of Wales, Pangeran Charles, dibicarakan kontribusi Inggris dalam implementasi REDD+ (Reduction on Emission and Deforestration Degradation) senilai 1 miliar dolar AS tersebut.

"Pembicaraan dengan Pangeran Charles ini sangat detail dan nyata," ujar SBY dalam keterangan persnya di Hotel Grosvernor House, London, Sabtu (3/11/2012) pagi. "Inggris ingin menjadi bagian dari kerja sama Indonesia-Norwegia dalam konteks REDD+ ini," SBY menambahkan.

Dalam kunjungan ini juga dibahas kerja sama pengembangan mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car.

Selain hal tersebut, Presiden SBY menyebutkan arti penting kunjungan ke London kali ini, yang semuanya bermuara bagi kepentingan rakyat Indonesia.

"Setelah 33 tahun, baru kali ini Ratu Elizabeth II mengundang presiden Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Inggris," kata Presiden SBY. Ratu Elizabeth II, lanjut Presiden, mengikuti dan sangat paham perkembangan Indonesia.

Manfaat dari sisi ekonomi, dikatakan Presiden, ekspor mengalami penurunan akibat dampak krisis di Uni Eropa, yang akan mengancam target pertumbuhan ekonomi kita. "Oleh karena itu kita harus mencari komponen penting lainnya untuk menjaga pertumbuhan, yakni investasi," Presiden menjelaskan.

Dalam kunjungan kenegaraan ini juga dibahas kerja sama pendidikan. Pembangunan sumber daya manusia penting untuk menghadapi persaingan global di masa depan. Inggris dikenal memiliki perguruan tinggi dengan reputasi mendunia.

Yang tak kalah penting adalah transfer teknologi dan pengembangan industri pertahanan. Dalam kunjungan ini disepakati kerja sama pengembangan industri militer dengan Inggris.

Selama di Inggris, Presiden SBY bertemu dengan banyak pihak, termasuk dengan pemimpin oposisi, dan anggota parlemen dari berbagai partai. Dengan para tokoh politik ini, Presiden menyinggung juga soal isu Papua.

"Agar mereka tidak melihat seolah-olah kita masih seperti 20 atau 30 tahun lalu," Presiden SBY menegaskan.

Setelah memberikan keterangan pers ini, Presiden SBY dan Ibu Negara beserta rombongan langsung menuju Bandara Internasional Heathrow untuk bertolak ke Laos. Presiden akan tiba di Laos pada Minggu (4/11/2012) pagi, dengan transit terlebih dahulu di Dubai, Uni Emirat Arab. (esdm)

No comments:

Post a Comment