Tuesday 17 August 2021

Sepekan Kelola Rokan, Pertamina Kapalkan 350.000 Barel Minyak

 

PT Pertamina Hulu Rokan kapalkan minyak perdana dari dermaga Dumai (dok PHR)

Jakarta, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan, Riau telah melakukan dua kali pengapalan minyak mentah dengan jumlah 350.163 barel minyak pada Sabtu (14/08/2021), atau enam hari setelah resmi mengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021. Nantinya minyak mentah ini akan diolah di kilang bahan bakar minyak (BBM) Pertamina.

Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin mengatakan, pengapalan perdana minyak mentah ini menunjukkan bahwa alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR berjalan dengan lancar.

"Pengapalan untuk penggunaan domestik ini juga merupakan wujud dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri," paparnya melalui keterangan resmi perusahaan, dikutip Senin (16/08/2021).

Pengapalan dilakukan dari Dermaga Dumai yang merupakan terminal utama untuk lifting minyak mentah di Blok Rokan. Pengapalan minyak mentah ini dilakukan kedua kapal secara bersamaan.

Pengapalan pertama berupa Sumatran Light Crude, dengan volume mencapai 199.777 barel, menggunakan kapal tanker MT Bull Damai 1 dengan tujuan kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah.

Sedangkan pengapalan kedua berupa Duri Crude, dengan volume 150.386 barel, menggunakan kapal tanker MT Amarin Indah, dengan tujuan kilang Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

Sumatran Light Crude (SLC) adalah minyak mentah yang diproduksi dari lapangan-lapangan seperti Minas, Bangko, Bekasap, dan Kota Batak. SLC memiliki karakteristik minyak ringan dengan kadar belerang rendah.

Sedangkan Duri Crude (DC) adalah minyak mentah yang diproduksi dari Lapangan Duri yang memiliki karakteristik minyak berat (heavy oil). Minyak berat memiliki sifat kental dengan tingkat kepekatan tinggi sehingga diperlukan teknologi injeksi uap (steam flood) untuk mengangkat lebih banyak minyak dari perut bumi.

Produksi minyak mentah dari Blok Rokan akan dialokasikan ke kilang-kilang minyak dalam negeri milik Pertamina, seperti RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan dan RU VI Balongan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyebut transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina ini berjalan mulus dan tidak mengganggu produksi minyak.

Dengan demikian, tak ayal proses pengalihan operator Blok Rokan ini akan dijadikan model panutan (role model) untuk skema pengalihan operator blok migas lainnya di masa mendatang.

Tutuka mengatakan, sembilan isu utama dari proses transisi blok ini berjalan baik hingga 100%. Hal ini juga termasuk proses pengalihan Teknologi Informasi (IT), perizinan, serta lebih dari 2.000 tenaga kerja yang dipindahkan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PHR. Seperti diketahui, Pertamina menyebut 2.689 karyawan Chevron telah bergabung menjadi karyawan PHR.

"Sampai proses transisi kemarin berjalan mulus karena kedua belah pihak melaksanakan transisi dengan seamless (mulus), kita lihat berjalan mulus. Tapi menuju sana banyak hal yang dilakukan, ada sembilan item yang dibahas dan alhamdulillah berjalan lancar," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/08/2021).

Hingga akhir Juli 2021 rata-rata produksi minyak di Blok Rokan mencapai sekitar 160,5 ribu barel per hari (bph). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan produksi minyak di Blok Rokan hingga akhir tahun ini bisa mencapai 166 ribu bph.

Pada 2030, produksi minyak di Blok Rokan bahkan ditargetkan bisa memproduksi 400 ribu bph atau sekitar 40% dari target produksi minyak nasional 1 juta bph. (CNBC Indonesia)