Friday 2 November 2012

Diperlukan Kerja Sama Global untuk Kurangi Kemiskinan


Presiden SBY bersama PM Inggris dan Presiden Liberia memberi keterangan pers bersama tentang hasil pertemuan HLP on Post 2015, di Downing Street 10 London, Kamis (1/11) sore. (foto: rusman/presidensby.info)

London, Inggris: Agenda pembangunan pasca 2015 mendatang akan menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan. Diperlukan pula kerja sama global untuk mengurangi angka kemiskinan yang ekstrim.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers dengan ketua bersama Panel Tingkat Tinggi untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 atau High Level Panel on Development Agenda Post 2015 di Kantor Perdana Menteri Inggris, Jalan Downing 10, London, Inggris, Kamis (1/11) pukul 17.00 waktu setempat atau 24.00 WIB. Presiden SBY memberi keterangan pers bersama PM Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.

"Kami menekankan pentingnya pertumbuhan berkelanjutan dengan ekuitas di tengah meningkatnya kesadaran di kalangan pembuat kebijakan dan ahli pembangunan bahwa pertumbuhan ekonomi saja tidak dapat menjamin kesejahteraan dan stabilitas," kata Presiden SBY. "Kita perlu memastikan bahwa pertumbuhan akan dibagi sama rata," SBY menambahkan.

Sebelumnya, dalam pengantarnya, tuan rumah PM David Cameron menjelaskan bahwa generasi sekarang memiliki kesempatan unik untuk memberantas kemiskinan ekstrim, Apa yang sedang dilakukan ketiga ketua bersama ini adalah dalam rangka itu.

"Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan mengakhiri kemiskinan ekstrim," kata Cameron.

Menurut Cameron, ketiga ketua bersama semua menekankan pentingnya mendengarkan masyarakat sipil, sektor swasta dan orang-orang muda dalam upaya untuk mencapai konsensus seluas mungkin sebagai tindak lanjut Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Golas (MDGs) yang akan berakhir pada 2015 mendatang.

Tadi pagi, ketiga ketua bersama bertemu di Malborough House, London. Diskusi yang dilakukan setelah pertemuan di New York, Amerika Serikat, pada akhir September lalu, ini fokus membahas tiga persoalan utama. Pertama, mendefinisikan dan mengentaskan kemiskinan rumah tangga. Kedua, pentingnya hak-hak perempuan, kebebasan pers, dan penegakan hukum. Ketika, perlunya tata ekonomi dunia yang berkeadilan. (
http://www.presidenri.go.id)

No comments:

Post a Comment