Saturday, 24 November 2012

KAPASITAS MRO NASIONAL TERBATAS, PERAWATAN PESAWAT LARI KE LUAR NEGERI


JAKARTA - Kapasitas dan kapabilitas perusahaan Maintenance Repair and Overhaul (MRO) di Indonesia masih sangat terbatas.  Akibatnya hanya sekitar 30-40 persen pasar perawatan pesawat nasional yang mampu dilayani oleh MRO Nasional, sisanya dinikmati oleh MRO asing.

Wakil Menteri Perhubungaan Bambang Susantono saat membuka seminar dan rapat Indonesian Aircraft Maintenance Shop Associationn (IAMSA) di Jakarta, Senin (21/11) mengatakan, pada tahun 2011, biaya perawatan pesawat milik maskapai penerbangan nasional sebesar USD 850 juta.

Dengan hanya mampu menyerap sekitar 30 persen dari pangsa pasar yang tersedia berarti hanya sekitar USD 26 juta yang dinikmati oleh MRO dalaam negeri. Dari jumlah tersebut sekitar 70 persennya diserap oleh PT GMF AeroAsia.

Bambang mengatakan, banyak peluang dan tantangan di depan. Peluang yang ada harus diraih dengan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dalam pelayanan serta harga yang kompetitif.  Sedangkan tantangan yang ada harus sama-sama dibenahi untuk meningkatkan daya saing industri, guna mendukung angkutan udara nasional yang aman, handal dan efisien.

"Dengan sinergi yang solid dan penambahan kapasitas eksisting dua kali lipat, dalam 5 tahun ke depan, MRO nasional. Diharapkan dapat menyerap sekitar 50-60 persen dari pasar perawatan pesawat nasional," kata Bambang.

Untuk bisa menyerap sekitar 50-60 persen dari pasar perawatan pesawat nasional dalam 5 tahun ke depan, maka paling tidak tambahan jumlah teknisi perawatan pesawat sebanyak 5000 orang. Saat ini jumlah teknisi dan tenaga ahli pendukung perawatan pesawat baru sekitar 3000 orang.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, institusi pendidikan penerbangan dan industri MRO nasional harus secara konsisten melakukan pengembangan untuk meningkatkan jumlah teknisi penerbangan.

Selain perlu dikembangkannya sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia, juga perlu dibangun Aerospace Park, kawasan industri terpadu sebagai pusat kegiatan industri perawatan pesawat terbang.

Disebutkan oleh Bambang, saat ini nilai pasar perawatan pesawat komersial telah mencapai USD 40,1 miliar dan angka ini terus berkembang. Pasar ini bertumbuh. 3,6 persen dan pada tahun 2016 diharapkan mencapai USD 58 miliar. Dua per tiga dari pasar MRO saat ini dikuasai oleh Amerika Utara dan Eropa Barat.

Namun demikian dalam 20 tahun mendatang, pusat armada pesawat udara dunia akan bergeser ke wilayah Asia Pasifik. Pada saat itu diproyeksikan 40 persen dari lalu lintas udara akan berasal dari Asia Pasifik. Perkembangan pasar MRO terpesat diprediksi akan terjadi di Asia, dengan pertumbuhan senilai lebih dari USD 5,6 miliar.
(www.dephub.go.id)

No comments:

Post a Comment