(foto : Bisnis.com) |
NUSA DUA, BALI - PLN dan General Electric International Operation Company
Inc (GE) menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk bersama-sama mengembangkan
pusat listrik tenaga biomass berbahan bakar serpihan kayu di pulau Sumba NTT
atau pulau lainnya. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PLN Nur
Pamudji dan CEO GE Indonesia Handry Satriago 15 Oktober pada saat pembukaan
acara Conference on Electric Power Supply Industry (CEPSI) di Denpasar Bali.
Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Menteri ESDM Jero Wacik.
Penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari Memorandum of Understanding (MoU)
yang telah ditandatangani kedua belah fihak pada tanggal 7 Mei 2012 yang
meliputi kerja sama pengembangan pembangkit listrik dengan energi terbarukan,
pengembangan pembangkit peaker, layanan suku cadang dan transfer ilmu atau
knowledge sharing (http://www.pln.co.id/?p=5784).
Sebagai pilot poject akan dilakukan pengembangan PLT Biomass sebesar 1 Mega Watt (MW) di pulau Sumba atau pulau lainnya. Dalam hal ini PLN akan bekerja sama dengan fihak Pemerintah Daerah untuk menyiapkan lahan seluas sekitar 100 hektar dan ditanami tanaman organik untuk keperluan pengembangan pembangkit sebesar 1 MW tersebut. GE akan menyiapkan teknologi dan memastikan implementasi proyek ini berjalan dengan baik, termasuk perencanaan teknik, model keuangan, sumber dana.
“PLN sangat concern dalam pengembangan energi terbarukan untuk pembangkit listrik. Kerja sama ini akan meningkatkan komposisi pembangkit berbahan bakar energi terbarukan di Indonesia. Sedangkan Sumba sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai iconic island dimana semua kebutuhan listrik akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan” kata Nur Pamudji.
PLTU Peranap
Disamping itu pada saat yang sama Nur Pamudji juga menandatangani Joint Development Agreement (JDA) dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk untuk pengembangan, desain, keuangan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan PLTU Mulut Tambang Peranap di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau dan pembangunan jaringan interkoneksi (high voltage dirrect current/HVDC 250 kilo Volt) Sumatra - Semenanjung. Fihak TNB diwakili oleh CEO Datu’ Ir. Azman Mohd. dan PT BA diwakili oleh Direktur Utama Milawarman. JDA ini merupakan kelanjutan dari MoU yang telah ditandatangani ketiga fihak pada tanggal 18 Juni 2012 di Jakarta.
PLTU Mulut Tambang Peranap direncanakan berkapasitas 1000 MW ini akan secara signifikan memperkuat pasokan listrik ke sistem interkoneksi Sumatra. Setelah pasokan di dalam negeri cukup maka dimungkinkan untuk jual beli listrik antara Indonesia dan Malaysia melalui HVDC yang menghubungkan Garuda Sakti, Sumatra Indonesia dan Teluk Gong, Malaka Malaysia. Rencana jual beli listrik antar kedua negara ini dinilai sangat menguntungkan kedua belah fihak karena waktu beban puncak di kedua negara ini berbeda. Beban puncak di Sumatra terjadi pada malam hari jam 17.00 - 22.00 WIB. Sedangkan beban puncak di Semenanjung Malaysia terjadi pada siang hari jam 10.00 - 14.00 waktu setempat. Pada saat Sumatra mengalami beban puncak pada malam hari maka di Semenanjung Malaysia beban sedang rendah sehingga bisa mengirim tenaga listrik ke Sumatra. Begitu pula sebaliknya, saat Semenanjung Malaysia sedang mengalami beban puncak di siang hari maka Sumatra yang bebannya sedang rendah bisa mengirim tenaga listrik ke Malaka.
Di pembukaan CEPSI itu juga ditandatangani power purchase agreement (PPA) antara anak perusahaan PLN yaiti bright PLN Batam dengan PT Universal Batam Energi untuk pembangunan PLTG Tanjung Uncang 2x35 MW. Selain itu juga antara bright PLN Batam dengan PT Mitra Eenergi Batam perihal penambahan kapasitas PLTG Panaran 1 dengan combine cycle dan chiller. (esdm)
Sebagai pilot poject akan dilakukan pengembangan PLT Biomass sebesar 1 Mega Watt (MW) di pulau Sumba atau pulau lainnya. Dalam hal ini PLN akan bekerja sama dengan fihak Pemerintah Daerah untuk menyiapkan lahan seluas sekitar 100 hektar dan ditanami tanaman organik untuk keperluan pengembangan pembangkit sebesar 1 MW tersebut. GE akan menyiapkan teknologi dan memastikan implementasi proyek ini berjalan dengan baik, termasuk perencanaan teknik, model keuangan, sumber dana.
“PLN sangat concern dalam pengembangan energi terbarukan untuk pembangkit listrik. Kerja sama ini akan meningkatkan komposisi pembangkit berbahan bakar energi terbarukan di Indonesia. Sedangkan Sumba sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai iconic island dimana semua kebutuhan listrik akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan” kata Nur Pamudji.
PLTU Peranap
Disamping itu pada saat yang sama Nur Pamudji juga menandatangani Joint Development Agreement (JDA) dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk untuk pengembangan, desain, keuangan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan PLTU Mulut Tambang Peranap di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau dan pembangunan jaringan interkoneksi (high voltage dirrect current/HVDC 250 kilo Volt) Sumatra - Semenanjung. Fihak TNB diwakili oleh CEO Datu’ Ir. Azman Mohd. dan PT BA diwakili oleh Direktur Utama Milawarman. JDA ini merupakan kelanjutan dari MoU yang telah ditandatangani ketiga fihak pada tanggal 18 Juni 2012 di Jakarta.
PLTU Mulut Tambang Peranap direncanakan berkapasitas 1000 MW ini akan secara signifikan memperkuat pasokan listrik ke sistem interkoneksi Sumatra. Setelah pasokan di dalam negeri cukup maka dimungkinkan untuk jual beli listrik antara Indonesia dan Malaysia melalui HVDC yang menghubungkan Garuda Sakti, Sumatra Indonesia dan Teluk Gong, Malaka Malaysia. Rencana jual beli listrik antar kedua negara ini dinilai sangat menguntungkan kedua belah fihak karena waktu beban puncak di kedua negara ini berbeda. Beban puncak di Sumatra terjadi pada malam hari jam 17.00 - 22.00 WIB. Sedangkan beban puncak di Semenanjung Malaysia terjadi pada siang hari jam 10.00 - 14.00 waktu setempat. Pada saat Sumatra mengalami beban puncak pada malam hari maka di Semenanjung Malaysia beban sedang rendah sehingga bisa mengirim tenaga listrik ke Sumatra. Begitu pula sebaliknya, saat Semenanjung Malaysia sedang mengalami beban puncak di siang hari maka Sumatra yang bebannya sedang rendah bisa mengirim tenaga listrik ke Malaka.
Di pembukaan CEPSI itu juga ditandatangani power purchase agreement (PPA) antara anak perusahaan PLN yaiti bright PLN Batam dengan PT Universal Batam Energi untuk pembangunan PLTG Tanjung Uncang 2x35 MW. Selain itu juga antara bright PLN Batam dengan PT Mitra Eenergi Batam perihal penambahan kapasitas PLTG Panaran 1 dengan combine cycle dan chiller. (esdm)
No comments:
Post a Comment