Nusa Dua- Bali- Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
masyarakat Indonesia tentunya berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan energi
tidak terkecuali gas, dihadapan para peserta Gas Information Exchange in Asia
Pasific (GASEX 2012) dari 15 negara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
kembali meminta investor untuk mulai menanamkan investasinya dalam pengembangan
energi baru terbarukan (EBT) dan menegaskan bahwa kebutuhan gas domestik
selamanya tetap merupakan prioritas utama.
”Ada tiga hal didunia yang harus selalu dijaga karena diperkirakan akan bisa menjadi langka, pertama ketersediaan pangan, kedua ketersediaan energi dan ketiga ketersediaan air. semua negara harus menghitung kembali ketersediaan energi di negaranya masing-masing dan apa yang bisa dikontribusikan untuk dunia,” ujar Menteri ESDM, Selasa, (9/10/2012).
Ekonomi Indonesia lanjut Menteri tumbuh cukup baik, setiap tahun kita tumbuh lebih dari 6%, suatu pertumbuhan dimasa sekarang sesuatu yang patut kami syukuri. tidak mudah negara itu tumbuh diatas 6% dan Indonesia dengan kerja keras kami semua di Indonesia dan bantuan dari investor yang menanamkan uangnya di Indonesia, kami semua dapat meraih pertumbuhan 6,4, 6,5, 6,3% setiap tahun. pertumbuhan dan kemajuan ekonomi itu membawa konsekuensi terhadap kebutuhan energi, mengundang semua orang, perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia.
”Kami di Indonesia memiliki hampir semua sumber-sumber energi dunia. saya melihat, akhir-akhir ini perhatian dunia dan keinginan para kebutuhan energi Indonesia, tentu akan mengikuti perkembangan ekonomi itu.kebutuhan listrik, kebutuhan gas dan lain-lain dibutuhkan dan terus bertambah di Indonesia karena itu maka kami investor untuk berinvestasi di Indonesia makin lama makin besar. beberapa bulan lalu kami melakukan konferensi Indonesia Petroleum association yang menyangkut minyak dan gas, pesertanya dari seluruh dunia yang hadir banyak sekali, pamerannya besar sekali, ini menunjukkan bahwa industri-industri minyak dan gas diduania makin serius memperhatikan dan menanamkan modalnya di Indonesia, beberapa bulan yang lalu diruangan ini, saya meresmikan coaltrans pertemuan penjual, pembeli, penambang batubara dan itu juga pesertanya banyak dan besar sekali”, tutur Menteri.
Ditambahkannya, ”hari ini pertemuan gas, saya mendapatkan laporan dari panitia lebih dari 500 peserta asing dari 15 negara yang hadir, ini menunjukkan potensi Indonesia dibidang gas menjadi perhatian dunia minggu depan akan adalagi pertemuan internasional di Bali tentang kelistrikkan yang juga menyangkut energi pada waktu yang lalu gas Indonesia sebagian besar kami ekspor karena dalam negeri dimasa yang lalu tidak memerlukan gas, kami masih terbuai dengan minyak bumi, kami masih punya minyak yang cukup besar”.
Selanjutan Menteri mengatakan, “tetapi masa itu sudah liwat, sekarang minyak meurun karena itu maka kebutuhan kami terhadap gas makin naik dimasa kini kebutuhan kami terhadap gas makin banyak, untuk pembangkit listrik, untuk industri dan juga untuk kendaraan bermotor, ini akan membawa konsekuensi terhadap perdagangan gas.
”Bagi saya sebagai Menteri Energi Indonesia dan juga menteri-menteri energi didunia tentu, kepentingan negaranya adalah nomor 1, bagi saya kepentingan Indonesia adalah nomor 1. Gas, batubara dan energi lainnya yang kami hasilkan pertama harus kami abdikan untuk kepentingan Indonesia. Tentu, kontrak-kontrak yang sudah ada tidak akan kami langgar begitu saja, kami ingin terus menjalin hubungan kerja dengan semua investor dari seluruh dunia dibidang energi dan sumber daya mineral. tentu kita harus mengadakan pembicaraan dengan cara-cara yang baik jika ada perubahan-perubaha yaang mendasar dalam iklim investasi di Indonesia”.
Menteri Mencontohkan, industri penambangan eksplorasi gas di Tangguh Papua yang dikelola British Petroleum (BP), Trank 1 dan 2 yang sudah menghasilkan semula 100% untuk ekspor sebagian ke Fujian dan sebagian lagi ke Sempra Amerika. 100% untuk ekspor dengan penjelasan seperti saya tadi dengan kebutuhan Indonesia seperti saat ini saya melakukan negosiasi dengan BP, saya terangkan bagaimana kebutuhan Indonesia terhadap Gas, dan saya gembira karena BP mengerti situasi Indoensia dan BP mau merubah perjanjian yang sudah ada, tentu ini adalah untuk kepentingan Indonesia dan juga menjaga kepentingan BP train 1 dan 2, BP sudah mulai mengalokasikan untuk Indonesia sejumlah 230 juta kubik feet per day dan sekarang sedang dipersiapkan trank 3, saya berterima kasih karena dalam trank 3 BP sudah mau mencantumkan dalam kontrak yang baru nanti 40% dari hasilnya itu untuk kepentingan domestik Indonesia.
”Perusahaan asing dapat untung tetapi kepentingan Indoensia, rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, negara Indonesia harus juga menjadi kepentingan kita bersama”, ujar Menteri. ”Sekarang, tiba saatnya kita harus memikirkan, kalau gas Indoensia akan diperlukan banyak didalam negeri maka bagaimana solusinya untuk kepentingan negara-negara lain, tentu kita harus mencari solusi, solusinya adalah kami merencanakan untuk mengembangkan energi baru terbarukan, geothermal kami mempunyai jumlah yang cukup besar, paling tidak yang sudah ada dekat adalah program percepatan 10.000 MW. sumber energi lain seperti, air, matahari,, biomasa dan banyak sumber-sumber energi baru terbarukan,” imbuh Menteri lagi.
Selanjutnya hubungannya antara EBT dengan gas dijelaskan Menteri, ”kalau pengembangan energi baru terbarukan tidak berhasil maka mohon maaf dengan berat hati produksi gas yang selama ini kami ekspor kami harus gunakan untuk membangun energi didalam negeri, batubara juga akan kami orientasikan didalam negeri, sebaliknya jika pengembangan energi baru terbarukan ini berhasil dilaksanakan maka tentu gas yang kita dapatkan bisa terus kita ekspor malah lanjut Menteri jika ada penemuan-penemuan gas yang baru makin banyak gas yang akan dieskpor”.
”Saya sangat optimis para investor akan berdatangan terus ke Indonesia kami buka pintu lebar-lebar kepada saudara-saudara sekarang tiba saatnya saudara-saudara untuk investasi lagi ditambah lagi di Indonesia, terjunlah di energi baru terbarukan ajaklah sahabat-sahabat kalian untuk berinvestasi di Indonesia dibidang energi baru terbarukan, kalau itu sukses dan saya yakin akan sukses karena saya berikan kemudahan-kemudahan untuk itu maka ekspor gas akan tetap dapat diperbanyak,” pungkas Menteri. (esdm)
”Ada tiga hal didunia yang harus selalu dijaga karena diperkirakan akan bisa menjadi langka, pertama ketersediaan pangan, kedua ketersediaan energi dan ketiga ketersediaan air. semua negara harus menghitung kembali ketersediaan energi di negaranya masing-masing dan apa yang bisa dikontribusikan untuk dunia,” ujar Menteri ESDM, Selasa, (9/10/2012).
Ekonomi Indonesia lanjut Menteri tumbuh cukup baik, setiap tahun kita tumbuh lebih dari 6%, suatu pertumbuhan dimasa sekarang sesuatu yang patut kami syukuri. tidak mudah negara itu tumbuh diatas 6% dan Indonesia dengan kerja keras kami semua di Indonesia dan bantuan dari investor yang menanamkan uangnya di Indonesia, kami semua dapat meraih pertumbuhan 6,4, 6,5, 6,3% setiap tahun. pertumbuhan dan kemajuan ekonomi itu membawa konsekuensi terhadap kebutuhan energi, mengundang semua orang, perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia.
”Kami di Indonesia memiliki hampir semua sumber-sumber energi dunia. saya melihat, akhir-akhir ini perhatian dunia dan keinginan para kebutuhan energi Indonesia, tentu akan mengikuti perkembangan ekonomi itu.kebutuhan listrik, kebutuhan gas dan lain-lain dibutuhkan dan terus bertambah di Indonesia karena itu maka kami investor untuk berinvestasi di Indonesia makin lama makin besar. beberapa bulan lalu kami melakukan konferensi Indonesia Petroleum association yang menyangkut minyak dan gas, pesertanya dari seluruh dunia yang hadir banyak sekali, pamerannya besar sekali, ini menunjukkan bahwa industri-industri minyak dan gas diduania makin serius memperhatikan dan menanamkan modalnya di Indonesia, beberapa bulan yang lalu diruangan ini, saya meresmikan coaltrans pertemuan penjual, pembeli, penambang batubara dan itu juga pesertanya banyak dan besar sekali”, tutur Menteri.
Ditambahkannya, ”hari ini pertemuan gas, saya mendapatkan laporan dari panitia lebih dari 500 peserta asing dari 15 negara yang hadir, ini menunjukkan potensi Indonesia dibidang gas menjadi perhatian dunia minggu depan akan adalagi pertemuan internasional di Bali tentang kelistrikkan yang juga menyangkut energi pada waktu yang lalu gas Indonesia sebagian besar kami ekspor karena dalam negeri dimasa yang lalu tidak memerlukan gas, kami masih terbuai dengan minyak bumi, kami masih punya minyak yang cukup besar”.
Selanjutan Menteri mengatakan, “tetapi masa itu sudah liwat, sekarang minyak meurun karena itu maka kebutuhan kami terhadap gas makin naik dimasa kini kebutuhan kami terhadap gas makin banyak, untuk pembangkit listrik, untuk industri dan juga untuk kendaraan bermotor, ini akan membawa konsekuensi terhadap perdagangan gas.
”Bagi saya sebagai Menteri Energi Indonesia dan juga menteri-menteri energi didunia tentu, kepentingan negaranya adalah nomor 1, bagi saya kepentingan Indonesia adalah nomor 1. Gas, batubara dan energi lainnya yang kami hasilkan pertama harus kami abdikan untuk kepentingan Indonesia. Tentu, kontrak-kontrak yang sudah ada tidak akan kami langgar begitu saja, kami ingin terus menjalin hubungan kerja dengan semua investor dari seluruh dunia dibidang energi dan sumber daya mineral. tentu kita harus mengadakan pembicaraan dengan cara-cara yang baik jika ada perubahan-perubaha yaang mendasar dalam iklim investasi di Indonesia”.
Menteri Mencontohkan, industri penambangan eksplorasi gas di Tangguh Papua yang dikelola British Petroleum (BP), Trank 1 dan 2 yang sudah menghasilkan semula 100% untuk ekspor sebagian ke Fujian dan sebagian lagi ke Sempra Amerika. 100% untuk ekspor dengan penjelasan seperti saya tadi dengan kebutuhan Indonesia seperti saat ini saya melakukan negosiasi dengan BP, saya terangkan bagaimana kebutuhan Indonesia terhadap Gas, dan saya gembira karena BP mengerti situasi Indoensia dan BP mau merubah perjanjian yang sudah ada, tentu ini adalah untuk kepentingan Indonesia dan juga menjaga kepentingan BP train 1 dan 2, BP sudah mulai mengalokasikan untuk Indonesia sejumlah 230 juta kubik feet per day dan sekarang sedang dipersiapkan trank 3, saya berterima kasih karena dalam trank 3 BP sudah mau mencantumkan dalam kontrak yang baru nanti 40% dari hasilnya itu untuk kepentingan domestik Indonesia.
”Perusahaan asing dapat untung tetapi kepentingan Indoensia, rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, negara Indonesia harus juga menjadi kepentingan kita bersama”, ujar Menteri. ”Sekarang, tiba saatnya kita harus memikirkan, kalau gas Indoensia akan diperlukan banyak didalam negeri maka bagaimana solusinya untuk kepentingan negara-negara lain, tentu kita harus mencari solusi, solusinya adalah kami merencanakan untuk mengembangkan energi baru terbarukan, geothermal kami mempunyai jumlah yang cukup besar, paling tidak yang sudah ada dekat adalah program percepatan 10.000 MW. sumber energi lain seperti, air, matahari,, biomasa dan banyak sumber-sumber energi baru terbarukan,” imbuh Menteri lagi.
Selanjutnya hubungannya antara EBT dengan gas dijelaskan Menteri, ”kalau pengembangan energi baru terbarukan tidak berhasil maka mohon maaf dengan berat hati produksi gas yang selama ini kami ekspor kami harus gunakan untuk membangun energi didalam negeri, batubara juga akan kami orientasikan didalam negeri, sebaliknya jika pengembangan energi baru terbarukan ini berhasil dilaksanakan maka tentu gas yang kita dapatkan bisa terus kita ekspor malah lanjut Menteri jika ada penemuan-penemuan gas yang baru makin banyak gas yang akan dieskpor”.
”Saya sangat optimis para investor akan berdatangan terus ke Indonesia kami buka pintu lebar-lebar kepada saudara-saudara sekarang tiba saatnya saudara-saudara untuk investasi lagi ditambah lagi di Indonesia, terjunlah di energi baru terbarukan ajaklah sahabat-sahabat kalian untuk berinvestasi di Indonesia dibidang energi baru terbarukan, kalau itu sukses dan saya yakin akan sukses karena saya berikan kemudahan-kemudahan untuk itu maka ekspor gas akan tetap dapat diperbanyak,” pungkas Menteri. (esdm)
No comments:
Post a Comment