Menteri ESDM dalam sambutannya menuturkan, dengan beroperasinya PLTU Cirebon 1 ini akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali. PLN melaporkan, PLTU Cirebon akan menambah pasokan listrik hingga 5.500 GWh per tahunnya.
"Kebutuhan energi saat ini semakin besar, untuk mengimbanginya setiap bulan kami harus ada tindakan tandatangan kontrak dan groundbreaking pembangkit," ujar Jero Wacik.
Jero Wacik menuturkan investasi untuk PLTU Cirebon ini mencapai USD 877 juta. "Menurut laporan yang saya terima, investasinya USD 877 juta, dan lapangan pekerjaan yang diciptakan ketika proyek 1.500 orang, saat jalan 300 orang," ungkapnya.
Menteri ESDM mengajak pengusaha untuk terus mengembangkan Cirebon, karena Cirebon merupakan salah satu sentra industri dan berpotensi dalam hasil perikanan. "Owner PLTU Cirebon 1 mengatakan, sudah ada niat untuk melanjutkan membangun PLTU Cirebon 2 yang berkapasitas 1.000 MW," tutur Jero Wacik.
PLTU Cirebon ini dibangun dengan skema Independent Power Producer (IPP) oleh konsorsium Indika Energy Tbk, Marubeni Corporation, Korea Midland Power Company, dan Santan Co. Ltd.
PLTU Cirebon dibangun di atas lahan seluas 150 ha. Dari sisi teknologi, proyek ini merupakan pioner dalam penggunaansupercritical boiler technology yang mampu mengolah batubara kalori rendah yang banyak tersebar di Indonesia secara efisien. Emisi buang yang dihasilkan PLTU Cirebon juga jauh di bawah ambang batas. Dengan teknologi sistem pendingincooling tower, sistem sirkulasi airnya juga lebih ramah lingkungan. (esdm)
No comments:
Post a Comment