Yogyakarta – Nilai komitmen pengadaan barang dan jasa
kontraktor kontrak kerja sama (KKS) minyak dan gas bumi (Migas) sepanjang
Januari-Agustus 2012 mencapai US$9,04 miliar. Persentase tingkat kandungan
dalam negeri (TDKN) mencapai 61,36 persen.
Hal ini diungkapkan Deputi Perencanaan BPMIGAS,
Widhyawan Prawiraatmadja dalam Pra Seminar Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) tentang Pengelolaan Energi dan Desentralisasi Fiskal DI
Yogyakarta, Selasa (2/10). Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur
Riau, H.R Mambang dan anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran.
Dia menjelaskan, belanja barang dan jasa di sektor
hulu migas terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011,nilai komitmen
pengadaan barang dan jasa di sektor hulu migas mencapai US$ 11,815 miliar.
Tahun sebelumnya, angkanya sebesar US$ 10,787 miliar.
“Angka TKDN pun menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya,” katanya.
Dicontohkan, tahun 2006 persentase TKDN masih berkisar
43 persen. Tahun 2009 angka meningkat menjadi 49 persen. Dia menjelaskan,
dengan kenaikan persentase TKDN, penyerapan dan pemanfaatan investasi di sektor
hulu migas oleh stakeholder dapat lebih maksimal dan memberi kontribusi uang
lebih besar terhadap perekonomian nasional.
BPMIGAS, kata Widhyawan, mendorong pemberdayaan
potensi daerah penghasil migas. Untuk memberdayakan komponen lokal, BPMIGAS
mewajibkan agar kontraktor KKS memberi kesempatan dan mendidik pengusaha
daerah.
Selain itu, pihaknya mendukung penguasaan participating
interest (PI) di wilayah-wilayah kerja yang memiliki kewajiban PI.
BPMIGAS mengusulkan agar PI benar-benar dikuasai oleh daerag, sehingga pada
jangka panjang akan menguntungkan daerah.
“Kami mendorong
supaya BUMD masuk dalam capital market sehingga mendapatkan
akses pendanaan yang murah,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan atau industri di
daerah penghasil, BPMIGAS memberikan hak khusus bagi daerah untuk mendapatkan
gas tanp melalui proses tender. Tentunya, syarat telah ditetapkan secara
transparan.
Mambang menyambut baik upaya-upaya yang dilakukan
BPMIGAS. Dia berharap, kebijakan ini dapat dengan baik terimplementasikan di
lapangan. Menurutnya, selama ini timbul anggapan ada gap antara industri hulu
migas yang “wah” dengan masyarakat sekitarnya yang miskin.
“Mari bekerja sama untuk memberdayakan masyarakat,”
kata dia. (bpmigas)
No comments:
Post a Comment