Thursday, 27 December 2012

TKDN Hulu Migas 2012 Capai US& 8,5 Miliar

Ist.
JAKARTA – Nilai komitmen pengadaan barang dan jasa di sektor hulu minyak dan gas bumi sampai dengan November 2012 sebesar US$ 13,74 miliar. Dari jumlah tersebut, nilai tingkat kandungan dalam negeri (TDKN) mencapai 63 persen atau diestimasikan sekitar US$ 8,5 miliar. Pencapaian ini meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2011, komitmen pengadaan barang dan jasa sebesar US$ 11,81 miliar dengan TKDN sebesar 61 persen.

Hal ini diungkapkan Deputi Umum, Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS), Gerhard M. Rumeser di Jakarta, Selasa (25/12).

Dia menjelaskan, penggunaan komponen dalam negeri untuk pengadaan jasa mencapai US$ 7,06 miliar, sedangkan untuk pengadaan barang sebesar US$ 1,53 miliar. “Kami terus berkomitmen meningkatkan TKDN setiap tahunnya,” katanya.

Gerhard mengatakan, pihaknya mendorong keterlibatan badan usaha milik Negara (BUMN). Terbukti, nilai pengadaan barang dan jasa melalui BUMN juga terus meningkat. Hingga November 2012 nilai pengadaan mencapai US$ 1,69 miliar. Angka ini meningkat dari tahun 2011 yang nilainya sebesar US$ 630 juta.

Untuk mendorong upaya ini, industri hulu migas telah menetapkan aturan pengadaan barang dan jasa yang hanya boleh dilakukan oleh perusahaan nasional, atau perusahaan asing yang bermitra dengan penyedia nasional. “Peraturan ini terbukti efektif memagari kepentingan nasional,” kata dia.

Selain komponen lokal, pada akhir 2008, industry hulu migas mewajibkan penggunaan jasa perbankan nasional dalam transaksi pengadaan barang dan jasa. Sejak kebijakan tersebut diberlakukan, nilai transaksi pembayaran pengadaan melalui perbankan nasional terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009, tercatat transaksi sebesar US$ 3,97 miliar. Tahun 2012, hingga November tercatat sebesar US$ 7,21 miliar. Secara total, mulai 2009 hingga November 2012, perbankan nasional sudah menangani transaksi pengadaan hulu migas sebesar US$ 22,15 miliar atau sekitar Rp 220 triliun.

Pemanfaatan perbankan nasional juga dilakukan melalui kewajiban kontraktor menyimpan dana cadangan untuk pemulihan kondisi lapangan setelah operasi (dana Abandonment and Site Restoration/ASR). Penambahan dana ASR yang disimpan di Bank BUMN tahun 2012 mencapai US$ 69 juta, meningkat dibanding tahun 2011 yang sebesar US$ 65 juta. Secara total, dana yang disimpan di perbankan nasional per 30 November 2012 mencapai US$ 301 juta.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, SKMIGAS, Hadi Prasetyo menambahkan, pihaknya bersama kontraktor kontrak kerja sama melakukan penghematan melalui pengadaan bersama dan optimalisasi pemanfaatan aset. Per semester I tahun 2012, penghematan pengadaan bersama mencapai US$ 123,97 juta. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2011 yang realisasinya sebesar US$ 103,50 juta. “Kami optimis angka penghematan akan jauh lebih tinggi dari target tahun ini yang sebesar US$ 125 juta,” kata Hadi.

Sedangkan optimalisasi pemanfaatan aset hingga November 2012 sebanyak US$ 39,96 juta, naik tipis dari pencapaian tahun 2011 yang sebesar US$ 39,62 juta. Pengadaan bersama adalah pengadaan kolektif yang dilakukan kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah berdekatan. Sebagai contoh, penghematan kontrak bersama sewa helikopter dan pesawat oleh ConocoPhillips, Premier Oil, dan Star Energy di Natuna, Kepulauan Riau. Adapun optimalisasi pemanfaatan aset adalah pemanfaatan aset milik kontraktor oleh kontraktor lain. Sebagai contoh, pemanfaatan bersama fasilitas penampungan kondensat milik Petrochina Jabung oleh JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang di Sumatera Selatan.(esdm)

No comments:

Post a Comment