Friday 21 December 2012

25% Masyarakat Indonesia Belum Mendapatkan Akses Energi


JAKARTA - Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara konsisten, namun disisi lain masih terdapat 25% masyarakat Indonesia masih belum mendapatkan akses terhadap energi, khususnya listrik. Kedua kondisi tersebut membutuhkan pasokan energi yang lebih tinggi, dimana kemajuan ekonomi harus diimbangi dengan penyediaan energi yang cukup serta penyaluran energi yang lebih baik dan luas dalam mengatasi permasalahan akses terhadap energi listrik. Demikian diungkapkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rudi Rubiandini dalam acara Malam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2012, Kamis, (20/12/2012).

“Tingginya laju konsumsi energi mengakibatkan ketimpangan antara laju pengurasan sumber daya energi  fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) dengan kecepatan untuk menemukan cadangan baru, sehingga diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi cadangan energi fosil akan habis dan Indonesia akan sangat bergantung kepada energi impor. Di sisi lain, energi terbarukan yang potensinya sangat besar, saat ini pemanfaatannya masih relatif kecil, dan pemanfaatan energi fosil masih mendominasi dari konsumsi energi nasional”, tutur Wamen ESDM, Rudi Rubiandini.

Pemerintah telah melakukan upaya percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan, untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan pasokan energi di masa depan. Ditambah lagi dengan harga energi yang masih disubsidi terlalu besar, menyebabkan perilaku masyarakat Indonesia cenderung konsumtif dan boros terhadap penggunaan energi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut menurut Rudi, perlu dilakukan langkah-langkah strategis, salah satunya gerakan atau program penghematan energi baik melalui perubahan perilaku maupun penggunaan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan. “Dalam jangka pendek, penghematan energi dilakukan sebagai upaya menekan beban subsidi, sedangkan untuk jangka panjang bertujuan memperkecil kesenjangan antara sisi permintaan dan penyediaan energi. Pertumbuhan permintaan energi yang tinggi tanpa diimbangi penyediaan yang cukup, hanya akan berujung pada terjadinya krisis energi,” imbuh Rudi.

“Program penghematan energi merupakan tanggung jawab kita bersama yang mencakup seluruh tahap kegiatan pengelolaan energi, yaitu penyediaan energi, pengusahaan energi, pemanfaatan energi dan konservasi sumber daya energi,”ujarnya lagi. (esdm)

No comments:

Post a Comment