Friday, 21 December 2012

Presiden SBY : Hanya Ada Dua Pilihan, Jadi Pemenang atau Pecundang

Presiden SBY dan perwakilan PPI Sedunia sebelum acara sarapan bersama, di Kedubes RI di India, Kamis (20/12) pagi. (foto: abror/presidensby.info)

New Delhi, India: Menghadapi era globalisasi saat ini hanya ada dua pilihan bagi bangsa-bangsa di dunia: menjadi pemenang atau pecundang. Indonesia harus menang dengan tampil cerdas untuk melihat peluang yang ditawarkan globalisasi.

Presiden Susilo Bambang Yuhyono mengatakan hal ini saat sarapan bersama 53 perwakilan peserta Simposium Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPI) Sedunia 2012, di Wisma Indonesia, kompleks Kedutaan Besar RI di New Delhi, India, Kamis (20/12) pukul 09.30 waktu setempat atau 11.00 WIB. Simposium PPI Sedunia 2012 sendiri berlangsung sejak 18 hingga 22 Desember dan juga dihadiri empat Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) dari universitas di tanah air serta satu organisasi eksternal mahasiwa.

"Bagi bangsa-bangsa sedunia dalam menjalani kehidupan era globalisasi hanya ada dua pilihan, yakni menjadi pemenang atau pecundang," kata Presiden SBY dalam sambutannya.

Menjadi pemenang, ujar Presiden SBY, artinya kita sadar ada pengaruh buruk dari globalisasi, mencegahnya agar tidak merusak tantanan negeri sendiri seraya melihat peluang yang bisa didapatkan dan ciptakan. "Termasuk kecerdasan kita untuk mengalirkan sumber-sumber kemakmuran dari dunia, dari negara-negara sahabat," SBY menambahkan.

Melihat globalisasi serba ancaman merupakan sikap pecundang, bukan sesuatu yang cerdas. Harus cerdas dan arif nelihat peluang untuk Indonesia seraya menjaga warisan bangsa. "Inilah yang saya anggap nilai strategis dari apa yang dibicarakan oleh para mahasiswa atau pemuda untuk memikirkan negeri kita, termasuk untuk memastikan bahwa masa depan negeri kita makin baik dibandingkan masa sekarang ini," Presiden SBY menjelaskan.

Presiden berharap mahasiswa yang menimba ilmu di negara sahabat dapat melihat perkembangan dunia lebih luas lagi sambil memastikan posisi Indonesia di mata dunia. Mereka dapat melihat mana yang sudah baik dan mana yang perlu ditingkatkan.

"Itu akan baik bagi karir para pemuda semua di masa depan. Apa pun peran dan tugas para mahasiswa dan pemuda yang sekarang sedang melakukan studi, nantinya akan lebih siap dibandingkan mereka yang kurang paham yang terjadi didunia ini," ujar Presiden SBY.

Simposium PPI Sedunia 2012 dimaksudkan untuk terus meningkatkan jaringan komunikasi antara intelektual muda Indonesia yang berada di seluruh dunia. Dalam laporannya, Ketua Panitia Didi Rahmadi mengatakan simposium dihadiri 23 PPI, plus 4 BEM dari perguruan tinggi di Indonesia, dan satu organisiasi ekstra universitas. Simposium bertemakan 'Peran Aktif Pelajar dalam Mewujudkan Kemandirian Bangsa'.

"Salah satu tujuan diadakannya Simposium PPI Sedunia ini adalah memberikan kontribusi kepada bangsa melalui peran pelajar Indonesia untuk mewujudkan kemandirian bangsa dan membangun jaringan komunikasi para pelajar untuk meneguhkan komitmen kepada bangsa," jelas Didi Rachmadi.

Suasana sarapan berlangsung hangat, Presiden SBY dan para intelektual muda juga sempat berdialog mengenai isu dalam negeri dan global yang menjadi perhatian bersama. SBY sarapan satu meja bersama Koordinator Presdium PPI Dunia Zulham Efendi, Ketua Panitia Simposium Didi Rahmadi, dan Ketua Umum PPI Republik Rakyat Tiongkok Metta Widyani. Hadir pula Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Menperin MS Hidayat, serta tuan rumah Dubes RI untuk India Rizal Wilmar Indrakesuma.
(www.presidenri.go.id)

No comments:

Post a Comment