Monday 10 December 2012

Presiden SBY Resmikan Delapan Proyek Unggulan Pertamina Senilai US$15,8 miliar

Menteri ESDM, Jero Wacik, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, dan Dirut Pertamina, Karen Agustiawan dampingi Presiden RI resmikan delapan proyek unggulan Pertamina senilai US$15,8 miliar di atas di atas KRI Makassar yang berlayar mendekati Floating Storage and Regasification Unit (Teks THNews/foto esdm).

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik damping Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono diatas KRI Makasar meresmikan delapan proyek unggulan Pertamina. Selain Menteri ESDM, nampak hadir mendampingi Presiden dalam acara peresmian proyek dengan total investasi US$15,8 miliar tersebut, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Meneg BUMN, Dahlan Iskan, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, dan Dirut Pertamina, Karen Agustiawan, Kamis, (6/12/2012).

"Alhamdulillah hari ini kita dapat kembali menyatukan semangat tekad dan langkah kita untuk terus memajukan sektor energi sebagai bagian dari upaya kita untuk terus meningkatkan pembangunan ekonomi  demi kesejahteraan rakyat yang sama-sama kita cintai,” ujar Presiden Republik Indonesia, Susilo BambangYudhoyono mengawali sambutannya.

Ditambahkannya, “saya sering mengatakan, sebagaimana juga saya katakan waktu saya meresmikan sejumlah proyek MP3EI di balikpapan Kaliamntan Timur, tahun 2012 sampai tahun 2014 hingga tahun kedepannya lagi, itu adalah tahun-tahun pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan ekonomi, dan pembangunan sektor energy”.

“ Kita gembira ground breaking demi ground breaking telah terus dilaksanakan dari waktu ke waktu. Saya punya catatan bahwa 41 proyek telah dimulai pada tahun 2012 ini telah dimulai dengan nilai Rp 149 triliun. Sementara itu, investasi di luar Pulau Jawa juga meningkat tajam, contoh, angka pada kuartal ketiga tahun 2012 ini telah mencapai Rp 38 triliun atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 60% ini membuktikan bahwa MP3EI sebuah masterplan yang kita susun secara bersama-sama bukanlah "macan kertas" sebagaimana dilontarkan kaum skeptis, kaum sinis dan kaum pesimis”, imbuh Kepala Negara.

ditegaskan Presiden. “ini penting, bangsa ini tidak akan maju manakala kita lebih senang bersikap skeptis, sinis dan pesimis. bangsa ini akan maju manakala kita semua memiliki sikap optimisme, berpikir posistif dan  kemudian semua menjadi bagian dari solusi, semua bersedia bekerja untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan”.

Menurut Presiden, sektor energi adalah sektor yang penting dan apa yang dilakukan oleh Pertamina ini adalah langkah nyata untuk mencapai sasaran yang diharapkan.” Jadi bukan talk only tapi pertamina juga take action,” pungkas Presiden.

Delapan proyek unggulan Pertamina yang diresmikan meliputi, Enhanced Oil Recovery Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina EP Cepu senilai US$15 miliar yang diharapkan dapat menambah produksi Pertamina 80.000 barel per hari pada 2025, Gas Processing Plant Sungai Kenawang dan Pulau Gading senilai US$325 juta dengan tambahan produksi migas sebanyak 26.000 barel setara minyak per hari, dan NGL Plant Perta Samtan Gas senilai US$193 juta yang akan menambah pasokan LPG dan kondensat.

Proyek selanjutya, pemanfaatan proyek infrastruktur, yaitu Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat senilai US$93,28 juta yang dapat menghemat subsidi listrik dari pemakaian BBM oleh PLN sebesar Rp16 triliun per tahun, proyek Terminal LPG Tanjung Sekong yang berkapasitas 10.000 MT senilai US$35 juta, dan pembangunan SPBG Coco untuk mengurangi subsidi BBM di sektor transportasi senilai US$3,7 juta.

Pengoperasian tiga unit kapal tanker (KAKAP, MEDITRAN, GAMKONORA) senilai US$78,8 juta. Adapun, Presiden juga meresmikan proyek energy terbarukan berupa pengoperasian PL TP Ulubelu Unit 1 dan 2 dengan investasi sebesar US$114 juta merupakan proyek selanjutnya yang juga diresmikan Presiden dalam kesempatan yang sama.

Selain delapan proyek tersebut, terdapat beberapa inisiatif Pertamina yang akan mendukung pengembangan bisnis, meliputi Pertamina Hulu Way berupa pedoman praktik terbaik operasi migas Pertamina, petrochemical business partnership berupa pengembangan unit bisnis petrokimia terintegrasi yang bekerjasama dengan mitra-mitra global untuk merebut pasar petrokimia domestic. Pertamina juga segera membangun Pertamina Corporate University untuk peningkatan kualitas SDM perusahaan, dan pembangunan Pertamina Energy Tower sebagai pusat perkantoran terintegrasi.

Sebagai bentuk dukungan perusahaan untuk pengembangan energi terbarukan, Pertamina juga segera membangun pabrik solar cell berkapasitas 60MWp dan pabrik solar modul 30 MWp senilai US$48,6 juta. Pertamina juga berinisiatif untuk menambah produksi panas bumi sebesar 100.000 barel setara minyak per hari melalui pembentukan Geothermal Brigade 100K BOEPD.
Delapan proyek yang diresmikan akan menambah keunggulan Pertamina di berbagai lini bisnis perusahaan dari hulu ke hilir, dari energi fosil hingga energi terbarukan, yang sangat mendukung visi perusahaan. Proyek-proyek tersebut merupakan milestone perusahaan untuk menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional, agen utama pendorong perekonomian Indonesia kini dan di masa mendatang, sekaligus sebagai kado HUT Pertamina ke-55.

Dasawarsa ini, penguasaan energi dunia terus bergeser dari semula terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan global atau International Oil Company ke National Oil Company. Perubahan ini semakin membuka cakrawala pandang sekaligus menjadi peluang bagi Pertamina, sebagai National Oil Company Indonesia untuk terus meningkatkan peran dan kiprahnya, tidak hanya untuk menjadi ujung tombak ketahanan energi nasional, tetapi juga pelaku utama bisnis energi di tataran regional dan global.

“Pertamina telah menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mencapai cita-cita sebagai World Class Energy Company dan dapat berdiri sejajar dengan perusahaan global. Untuk itu, Pertamina akan lebih ekspansif menjalankan bisnis di masa mendatang, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri. Kami siap menjadi lokomotif Indonesia Incorporated, bersinergi dengan BUMN-BUMN lainnya untuk mengharumkan nama Indonesia di percaturan ekonomi dunia melalui ekspansi bisnis,” tutur Karen.

Menurut Karen Agustiawan, peresmian proyek ini tidak sekadar menunjukkan peran kepemimpinan Pertamina di sektor energi, melainkan juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, dan membuka lapangan kerja baru.

“Peresmian proyek-proyek ini merupakan bukti kepemimpinan Pertamina sebagai tulang punggung bagi ketahanan energi nasional. Pertamina bahkan telah bertekad untuk dapat meng-energize Asia pada 2025 dengan melakukan diversifikasi lini bisnis sehingga Pertamina menjadi integrated energy holding company,” tambahnya.(sumber esdm/pertamina.com)


No comments:

Post a Comment