Monday, 10 December 2012

Menko Perekonomian : Gas dan EBT, Masa Depan Kebutuhan Energi Kita

Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa saat diwawancarai oleh Pers 

JAKARTA – Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan bahwa kebutuhan energy nasional dimasa mendatang berada di Gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Meski memiliki cadangan gas bumi yang cukup besar ketersediaan infrastruktur gas bumi yang belum mencukupi merupakan kendala pengoptimalan pemanfaatan gas bumi untuk domestik. Demikian diungkapkan Menko saat memberikan sambutan di acara Peresmian Delapan Proyek Pertamina, Kamis, (6/12/2012).

“Bauran energy tahun 2012, gas bumi masih tinggi yaitu sekitar 20%, batubara 24,7%, minyak bumi, ketika kita mengalami deflasi, penurunan tetapi kita masih mengkonsumsi  48,4% dan EBT 6,9%, pada tahun 2014 nanti, kita targetkan gas bumi menurun menjadi 19%, kemudian tahun 2025 turun lagi menjadi sekitar 18%, batubara meningkat 30,2%, tahun 2025 naik lagi menjadi 31%, minyak bumi dari 48,4%  turun menjadi 40% tahun 23% dan EBT 6,9% menjadi andalan kita akan meningkat menjadi sekitar 10% dan menjadi 26% pada tahun 2025.

Bauran energi tersebut menurut Hatta menjadi sangat penting dan memiliki arti yang strategis. “Kalau kita melihat data seperti yang kami sampaikan, minyak bumi, barusaja dirilis oleh Kementerian ESDM terbukti cadangan kita tersisa 4 miliar barel dengan potensi sekitar 9 miliar barel, potensi ini lanjut Menko hanya bisa kita buktikan jika ada investasi dan teknologi, untuk gas bumi, kita masih memiliki reserve yang masih cukup besar yaitu sekitar 300 Tcf dan kita dianugerahi Allah memilik CBM yang diperkirakan 400 tcf, angka yang luar biasa besar sekali dan shale gas yang masih harus dibuktikan oleh ahli-ahli kita diperkirakan sekitar 500 Tcf sehingga bisa kita katakan masa depan bangsa kita ada pada gas dan energi baru terbarukan, batubara kita memiliki 50 miliar ton sebagian besar adalah low rank".

Selanjutnya untuk EBT, Hatta mengatakan, “panas bumi equivalent dengan 26.000 Mw dan saat ini produksi kita setiap hari jika kita setarakan dengan barrel oil equivalent sekitar 6 juta barrel oil equivalen dan nanti pada tahun 2025 kita sudah akan mencapai angka 9-10 juta barrel oil equivalen".

Dalam kesempatan yang berbeda peran penting RBT dalam menopang kebutuhan energy nasional juga diungkapan Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini mengatakan. ”Saat kebutuhan energi makin meningkat, sementara energi fosil ini yang 95% akan mengeluarkan CO2 pengotor udara lingkungan, sementara ini tidak bisa diteruskan untuk dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat..ini harus sedikit direm, oleh karena itu kebutuhan energi nanti harus dipenuhi dari yang sekarang 5% (EBT)”,  ujar Rudi dalam acara Public Corner Metro TV, Jumat (7/12/2012).

“Oleh karena itu kita harus konsentrasi meningkatkan penggunaan energi dari EBT, demi anak cucu nanti agar masih dapat menikmati energi dari minyak dan batubara dan demi anak cucu nanti pemenuhan energinya dari energi baru terbarukan,” imbuhnya. (esdm)

No comments:

Post a Comment