Tuesday 18 September 2012

Aktifitas Meningkat, Status Gunungapi Gamalama Ditingkatkan Menjadi Siaga


BANDUNG - Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental terhadap aktivitas vulkanik G. Gamalama yang dilakukan dari arah Pos PGA di Marikurubu , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terhitung sejak tanggal 16 September 2012 pukul 14.30 WIT menaikkan status G. Gamalama dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).

Dalam release yang diterima redaksi esdm.go.id dinyatakan, hasil pemantauan visual dan kegempaan G. Gamalama dalam kurun waktu awal September 2012 tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Kenaikan kegiatan pada 16 September 2012 yang disusul dengan kejadian letusan tanpa didahului oleh kemunculan gempa - gempa vulkanik mengindikasikan sistem konduit G. Gamalama bersifat terbuka, diinterpretasikan titik letusan sama dengan titik letusan terakhir pada Desember 2011.

Ditambahkan, kegempaan G. Gamalama didominasi Gempa Hembusan. Kejadian Gempa Hembusan dan kemunculan Getaran Tremor bisa juga diakibatkan oleh adanya kontak antara permukaan batuan di daerah puncak yang masih bersuhu relatif tinggi dengan air hujan.

Berdasarkan karakter letusannya ancaman bahaya letusan G. Gamalama adalah berupa lontaran batu pijar, jatuhan hujan abu dan lahar, aliran dan guguran lava, awan panas, dan gas beracun. Kawasan Rawan Bencana G. Gamalama terdiri dari tiga kawasan, yaitu:
  1. Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), serta kawasan yang sangat berpotensi tertimpa lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat dalam radius 2.5 km dari pusat erupsi.
  2. Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan guguran lava, serta kawasan yang berpotensi tertimpa lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat dalam radius 2.5 km dari pusat erupsi.
  3. 3.Kawasan Rawan Bencana I (KRB I) adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava, serta kawasan yang rawan terhadap hujan abu dan kemungkinan dapat tertimpa lontaran batu (pijar) dalam radius 3.5 km dari pusat erupsi.
Sehubungan dengan status kegiatan G. Gamalama SIAGA maka direkomendasikan :
  1. Masyarakat di sekitar G. Gamalama diharap tenang, tidak terpancing isyu-isyu tentang letusan G. Gamalama, namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara.
  2. Masyarakat di sekitar G. Gamalama dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak G. Gamalama dalam radius 2,5 km.
  3. Jika terjadi hujan abu cukup deras, agar masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut, karena abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernapasan.
  4. Pada musim hujan saat ini masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di G. Gamalama agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar . Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate tentang aktivitas G. Gamalama.
  5. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Gamalama di Desa Marikurubu, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Propinsi Maluku Utara atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Pemantauan secara intensif terus dilakukan PVMBG guna mengevaluasi kegiatan G. Gamalama, serta pemahaman terhadap aktivitas G. Gamalama harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman bahaya letusan G. Gamalama. (esdm)

No comments:

Post a Comment