Telukharunews - Pertamina EP Region KTI berhasil melakukan pemboran sumur BN-25 di lapangan Bunyu, Kalimantan Timur. Keberhasilan tersebut dibuktikan melalui uji produksi yang menghasilkan minyak sebesar 3.180 BOPD dan gas sebesar 0,9 MMSCFD pada Rabu,16 Mei 2012.
Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi optimalisasi produksi minyak di Bunyu. Syamsu Alam menjelaskan bahwa upaya optimalisasi produksi antara lain melalui pemboran dan perubahan metode pengangkatan minyak. “Kami bersyukur bahwa dalam lima bulan ini lapangan Bunyu menunjukkan dinamika yang sangat positif sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi Pertamina EP di Kawasan Timur Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, pada kesempatan terpisah GM Region KTI Satoto Agustono menjelaskan bahwa peningkatan produksi di Bunyu dilakukan melalui beberapa upaya diantaranya grid based drilling. Sementara itu, lapangan Bunyu juga menerapkan teknologi cross well seismic untuk mengetahui potensi di bawah permukaan.
“Metode pengangkatan minyak di Bunyu adalah gas lift, sembur alam, dan electrical submersible pump. Sementara itu, lapangan Bunyu memiliki tantangan diantaranya karakteristik ketidakpastian yang cukup tinggi serta kontur lokasi yang berupa perbukitan,” tegasnya.
Satoto menjelaskan bahwa untuk Region KTI menerapkan metode improved oil recovery yang mencakup seluruh fase pengurasan dan terintegrasi.
Sebelumnya, lapangan Bunyu juga mendapatkan peningkatan produksi signifikan dari sumur-sumur BN-24 dan BN-26. (PEP)
Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi optimalisasi produksi minyak di Bunyu. Syamsu Alam menjelaskan bahwa upaya optimalisasi produksi antara lain melalui pemboran dan perubahan metode pengangkatan minyak. “Kami bersyukur bahwa dalam lima bulan ini lapangan Bunyu menunjukkan dinamika yang sangat positif sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi Pertamina EP di Kawasan Timur Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, pada kesempatan terpisah GM Region KTI Satoto Agustono menjelaskan bahwa peningkatan produksi di Bunyu dilakukan melalui beberapa upaya diantaranya grid based drilling. Sementara itu, lapangan Bunyu juga menerapkan teknologi cross well seismic untuk mengetahui potensi di bawah permukaan.
“Metode pengangkatan minyak di Bunyu adalah gas lift, sembur alam, dan electrical submersible pump. Sementara itu, lapangan Bunyu memiliki tantangan diantaranya karakteristik ketidakpastian yang cukup tinggi serta kontur lokasi yang berupa perbukitan,” tegasnya.
Satoto menjelaskan bahwa untuk Region KTI menerapkan metode improved oil recovery yang mencakup seluruh fase pengurasan dan terintegrasi.
Sebelumnya, lapangan Bunyu juga mendapatkan peningkatan produksi signifikan dari sumur-sumur BN-24 dan BN-26. (PEP)
No comments:
Post a Comment