Saturday 5 May 2012

HARGA GAS EKSPOR KE PETRONAS RESMI NAIK

Telukharunews – Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) memastikan kenaikan harga jual gas bumi dari ConocoPhillips ke Petronas, Malaysia.


“Amandemen kontrak akan ditandatangani besok, disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,” kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, BPMIGAS, Gde Pradnyana, di Jakarta, Rabu (2/5).

Dia menjelaskan, harga gas dari Anambas, Kepulauan Riau ke Duyong, Malaysia itu naik secara signifikan. ConocoPhilips menjual gas ke Petronas sejak 2002 lalu dari Natuna Blok B dengan volume kontraknya sebanyak 263 miliar british thermal unit per hari (bBtud). Dengan kenaikan harga tersebut, pemerintah Indonesia akan memperoleh tambahan pendapatan negara. “Diperkirakan US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun) selama periode 2012-2022,” katanya.

Di dalam negeri, sebelumnya BPMIGAS telah berhasil menaikan harga gas dari lapangan Maleo yang dioperasikan Santos di Jawa Timur. Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pembeli telah setuju memperbaiki harga dari US$ 2,4 per juta british thermal unit (mmBtu) menjadi US$ 5 per mmBtu dengan pasokan sebesar 110 juta kaki kubik per hari. “Kami intensif mendorong perbaikan harga gas ekspor maupun domestik,” kata Gde.

Alasannya, selain meningkatkan penerimaan negara, perbaikan harga gas dapat menggiatkan kegiatan operasi migas, khususnya di lapangan-lapangan gas marginal yang selama ini belum dikembangkan. “Investor akan lebih tertarik karena harganya bersaing,” katanya. Hal ini akan menjamin ketersediaan pasokan gas domestik yang berkesinambungan di masa yang akan datang.

Gde menegaskan, BPMIGAS terus berupaya meningkatkan pasokan gas domestik setiap tahunnya. Mulai 2009, porsi domestik telah lebih tinggi dari ekspor. Jumlah untuk domestik akan makin bertambah dengan beroperasinya terminal terapung penerima gas alam cair (LNG) di Teluk Jakarta.

“Tahun ini, untuk pertama kalinya LNG dipasok ke domestik,” kata dia. Sebelumnya, seluruh produksi LNG diekspor ke Asia Pasifik dan Amerika karena tidak adanya infrastruktur pendukungnya.

Dia mengungkapkan, BPMIGAS berhasil mendorong produsen gas bumi di Kalimantan Timur, khususnya Total E&P Indonesie sebagai pemasok terbesar kilang LNG Bontang, untuk mengalokasikan sebanyak 11,75 juta metrik ton LNG selama 11 tahun kontrak dengan harga US$ 11 per mmBtu. Harga ini masih di bawah harga ekspor yang sekitar US$ 18 per mmBtu. Meski lebih murah, domestik dianggap perlu mendapat prioritas. “Karena pasokan gas tersebut dapat memberikan efek berganda (multiplier effect) pada perekonomian nasional,” kata Gde. (bpmigas)

No comments:

Post a Comment