Friday 25 May 2012

BI: Utang Luar Negeri Swasta Meningkat


tribunnews.com
Manado (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri swasta Indonesia pada tahun 2012 terus meningkat bahkan lebih tinggi dibanding saat krisis ekonomi moneter tahun 1997 dan 1998.

"Posisi Februari 2012, utang luar negeri swasta mencapai 109,1 miliar dolar AS, sekitar 32,7 persen lebih tinggi ketimbang posisi 1997 dan 1998 hanya berkisar 82,2 miliar dolar AS," kata Manager Divisi Penatausahaan dan Publikasi Pinjaman Luar Negeri BI, Sri Endah Susilo Rini pada Forum Kemitraan Korporasi dan Bank Indonesia di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Kamis.



Mayoritas utang luar negeri swasta tersebut kata Sri sebanyak 85 persen atau 90 miliar dolar AS dimiliki non bank, sedangkan utang luar negeri swasta bank mencapai sebesar 19 miliar dolar AS. 


Dari jumlah utang luar negeri swasta tersebut mayoritas adalah utang jangka panjang, totalnya mencapai 73,9 miliar dolar AS. Utang jangka panjang tersebut, kata Sri relatif lebih rendah dibanding utang luar negeri jangka pendek sebesar yang hanya mencapai 35,1 miliar dolar AS.


"Sebagian besar dalam bentuk loan agreement yang bersifat jangka panjang dengan jadwal pembayaran yang lebih pasti," kata Sri.


Peningkatan utang luar negeri swasta diikuti dengan perubahan karakteristik debitor, yang semula di dominasi perusahaan nasional dan badan usaha milik negara (BUMN) sekarang lebih banyak perusahaan asing dan campuran. 


"Share perusahaan asing dan campuran meningkat dari 42 persen pada 2006 menjadi 48,8 persen di posisi Februari 2012," kata Sri.


Peningkatan posisi utang luar negeri swasta didominasi perusahaan asing dan campuran tersebut, kata Sri memberikan implikasi positif berupa menurunnya resiko gagal bayar. 


Posisi utang luar negeri swasta dari perusahaan induk dan afiliasi menunjukan tren meningkat dari 23,2 persen di tahun 2006 menjadi 35,2 persen 2012. Kendati posisi utang luar negeri swasta mengalami tren peningkatan, namun rasio-rasio beban utang secara umum menunjukan tren membaik, kata Sri.


No comments:

Post a Comment