Monday 18 March 2013

Kenaikkan Harga BBM jadi Opsi Terakhir Pemerintah


Elpiji Tabung 12 kg, Nanti Dulu
                      
Menteri ESDM Jero Wacik
JAKARTA - Wacana kenaikkan harga BBM kembali menyeruak ke permukaan. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menilai kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium merupakan opsi terakhir yang akan diambil pemerintah guna menekan anggaran negara untuk alokasi subsidi BBM.

Kemungkinan melonjaknya kuota anggaran untuk subsidi BBM sudah diperkirakan banyak pihak. Untuk itu, pemerintah perlu mengambil langkah secara tugas guna menekan anggaran untuk subsidi BBM yang terus melonjak. Sejumlah opsi pun terus dilakukan guna mengantisipasi kelonjakan tersebut.

"Jika opsi-opsi lain seperti penghematan BBM subsidi dan pembatasan BBM subsidi tidak berhasil dilakukan pemerintah maka kenaikan harga BBM memang harus dilakukan," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam door stop dengan wartawan usai acara penyerahan SK Kenaikan Pangkat Pra TMT Periode April 2013 di Kementerian ESDM pada Jumat (15/03/13).

Selain itu, beberapa pihak juga menilai bahwa kenaikkan harga BBM ini memang tidak bisa dihindari lagi. Pasalnya, selain berdasarkan perhitungan ekonomi yang sudah tidak cocok, ada beberapa faktor yang memperkuat wacana kebijakan tersebut, diantaranya harga minyak mentah dunia yang terus melonjak serta alokasi anggaran untuk subsidi BBM yang sudah terlalu tinggi sehingga tidak lagi memungkinkan jika terus ditambah.

"Banyak yang mengusulkan bahwa harga BBM premium sudah tidak cocok secara perhitungan ekonomi karena harga bahan bakar di luar negeri juga tinggi kemudian subsidi kita juga sudah terlalu tinggi.Tetapi juga kebijakan harga BBM tidak hanya urusan ekonomi karena menyangkut juga kepada sosial, menyangkut efek terhadap kemiskinan, dan inilah yang menjadi pertimbangan serius pemerintah. Tidak bisa gegabah. Sehingga opsi menaikkan harga BBM menjadi opsi terakhir bagi pemerintah." kata Wacik.

Dikatakan Wacik, "Kalau opsi-opsi lain sudah dilakukan dan tidak berhasil, tidak signifikan hasilnya dan berat ekonomi nasionalnya, maka menaikkan harga BBM menjadi opsi terakhirnya. Sabar sedikit, sedang dikaji oleh pemerintah."

Selanjutnya Wacik menyampaikan, masyarakat agar bersabar dan menunggu keputusan akhir dari pemerintah dan tidak terpengaruh terhadap wacana tersebut. "Hal-hal yang seperti ini selalu pikiran pemerintah adalah rakyat, terutama adalah rakyat yang bagian bawah. Tidak boleh kebijakannya begitu rupa sehingga rakyat bagian bawah terkena. Ini fokus kami (pemerintah) dalam membahas. Karena itu sabar sedikit, apapun nanti keputusannya nanti tetap pikiran utamanya adalah rakyat menjadi pertimbangan utama”.
Harga BBM opsi terakhir. LPG 12 kg Nanti dulu
Kenaikan Harga LPG 12 Kg

Menyinggung tentang adanya wacana menaikkan harga LPG tabung 12 kg, pemerintah belum mengijinkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual LPG tabung 12 kg pada saat ini karena akan memberatkan masyarakat.

"Secara rasional, bisa naik. Tapi membebani masyarakat," kata Menteri ESDM Jero Wacik disela-sela peluncuran Buku Hemat Energi dan Air di TMII, Kamis (14/3).

Keputusan untuk tidak menaikkan harga jual LPG tabung 12 kg, menurut Wacik, merupakan hasil kajian dirinya dengan Menteri Perekonomian Hatta Radjasa dan Meneg BUMN Dahlan Iskan.

"Karena kepentingan rakyat, kita nggak boleh gegabah. Jadi belum naik sementara ini. Waktu ini tidak tepat," ujarnya.

Dengan tidak naiknya harga LPG 12 kg, maka Pertamina diperkirakan akan menanggung kerugian sekitar Rp 5 triliun. Sebelumnya, perusahaan pelat merah itu mengajukan kenaikan harga LPG 12 kg sebesar Rp 25.400 per tabung. Jika kenaikan ini disetujui, Pertamina bisa menekan kerugian sebesar Rp 1,1 triliun. (ditjen migas/esdm)

No comments:

Post a Comment