Friday 15 February 2013

SKK Migas Targetkan Penurunan Produksi Minyak Sebesar 0%

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini saat memberi keterangan kepada pers.

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan laju penurunan produksi minyak pada tahun ini hanya sebesar 0,2%  dengan berbagai upaya seperti pengeboran pengembangan, work over, well service dan optimasi fasilitas yang didukung oleh perubahan struktur di dalam organisasi.Tanpa melakukan kegiatan apapun, maka  laju penurunan produksi minyak pada tahun ini  diperkirakan akan mencapai 21%.

Sementara produksi gas diharapkan dapat ditingkatkan hingga 4,2% dengan melakukan upaya pengeboran pengembangan, work over, well service dan optimasi fasilitas produksi. Jika SKK migas tidak melakukan kegiatan apapun untuk menahan laju penurunan produksi maka produksi gas tahun ini akan turun sebesar 20%.

Pada tahun 2012 laju penurunan produksi minyak bisa ditahan menjadi 4,7% dan pada tahun 2011 bisa ditahan sebesar 4,5%. Sementara laju penurunan produksi gas pada tahun 2012 sebesar 3,1% dan tahun 2011 sebesar 5%.

“Pada tahun ini kami menargetkan laju penurunan produksi minyak menjadi hanya 0% dan produksi gas dapat ditingkatkan hingga 4,2%,” ujar Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dalam Rapat Kerja SKK Migas tahun 2013 yang bertema “Upaya Pencarian Cadangan Baru dan Peningkatan Produksi Migas Secara Optimal dan Terintegrasi,” di Jakarta, Kamis (14/02).

Untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut maka dibentuk antara lain divisi survey dan pengeboran, divisi pengawasan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development) dimana semua hal tesebut dibentuk untuk penajaman fokus agar bisa menahan laju penurunan produksi minyak dan gas dan menambah cadangan untuk pencapaian target jangka panjang.

“Dalam operasi perminyakan, salah satu hal yang paling utama adalah pengeboran tanpa adanya pengeboran maka mustahil akan ada penambahan produksi minyak untuk menahan laju penurunan produksi atau meningkatkan produksi gas karena itu aktivitas pengeboran akan kita tingkatkan,” ujarnya.

Dia berharap tahun 2013 menjadi tahun kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian target kinerja hulu migas. Harapan tersebut muncul karena terdapat sejumlah hambatan yang berpotensi mengganggu penambahan cadangan baru dan pencapaian target produksi minyak dan gas Nasional tahun ini.

Untuk mencapai target produksi minyak dan gas tahun 2013, harus dilakukan kegiatan Pengeboran sumur pengembangan, work over dan kepastian proyek dapat direalisasikan tepat waktu. Namun masih terdapat hambatan antara lain pengadaan rig, perijinan, pembebasan lahan, evaluasi G&G, menunggu kepastian pembeli yang membuat proyek terhenti, masalah formasi dan masalah cuaca sebesar.

Sementara dalam melakukan kegiatan eksplorasi yang akan memberikan dampak realisasi produksi pada 10 – 15 tahun mendatang terdapat juga hambatan-hambatan antara lain masalah ijin dan pembebasan lahan, masalah proses pengadaan, jadwal rig, persiapan lokasi, evaluasi Geologi dan Geofisika dan lain-lain.

Untuk mengatasi kendala eksternal, Rudi mengharapkan bantuan dari semua pihak terkait. “Kami sangat butuh bantuan dari semua pihak,” ujarnya.

Dalam rangka memperoleh dukungan tersebut, SKK Migas berusaha semakin membuka diri terhadap pemangku kepentingan. Contoh implementasi dari kebijakan tersebut, adalah melibatkan sejumlah pemangku kepentingan pada saat melakukan rapat kerja tahunan yang bertujuan untuk menetapkan program kerja tahun 2013. “Kami mengundang Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan  Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kepala Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Bea Cukai, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan Indonesia Petroleum Association (IPA),” imbuh Rudi. Rapat Kerja ini juga mengundang seluruh pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI. “Mereka adalah wakil rakyat,” kata Rudi.

Masukan dan jalan keluar dari seluruh pemangku kepentingan dibutuhkan untuk mencapai target produksi minyak dan gas nasional. “Jika target produksi minyak dan gas berhasil dicapai maka hal tersebut merupakan keberhasilan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, bukan keberhasilan SKK Migas saja,” kata Rudi.

Dalam rangka mendukung pengadaan energi saat ini dan di masa mendatang, SKK Migas memiliki target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk menambah cadangan serta meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Target jangka pendek adalah dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan dan mengawal agar proyek dapat berjalan tepat waktu, target jangka menengah akan dicapai dengan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Sementara target jangka panjang untuk menambah cadangan harus diperbanyak kegiatan eksplorasi. “Penambahan produksi dan cadangan hanya dapat dilakukan dengan pengeboran karena itu yang paling penting dalam kegiatan operasi minyak dan gas bumi adalah pengeboran,” tandasnya. (esdm)

No comments:

Post a Comment