Wednesday 20 February 2013

Gas Bumi: Dulu Dibuang, Kini Diburu


JAKARTA - Produksi gas bumi Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Untuk tahun 2013, produksinya ditargetkan mencapai 1,517 juta barel setara minyak per hari. Lebih besar jika dibandingkan minyak bumi yang direncanakan sebesar 900.000 barel per hari. Gas bumi kini menjadi incaran investor dalam dan luar negeri karena harganya yang cukup menggiurkan. Padahal dulu, energi tak terbarukan ini hanya dibuang-buang saja. 

Gas bumi saat ini juga menjadi salah satu andalan pendapatan negara dari subsektor migas. Mulai 2013, pendapatan dari gas bumi masuk dalam APBN. Sebelumnya, hanya minyak bumi saja yang masuk dalam perhitungan APBN.

”Kalau hanya bicara lifting minyak (dalam APBN), kita kusut. Sekarang gas sudah masuk dalam perhitungan APBN, lebih cerah,” ujar Menteri ESDM Jero Wacik.

Harga gas di pasar dunia sekitar US$ 12-18 per MMBTU. Dulu, ketika Indonesia pertama kali mengembangkan gas bumi, harga  ekspornya hanya sekitar US$ 3 per MMBTU.

”Dulu gas diekspor murah. Istilahnya, masih untung ada yang beli,” imbuh Wacik.

Seiring perkembangan ekonomi Indonesia, dalam negeri membutuhkan banyak gas. Untuk memenuhinya,  Pemerintah terus mengembangkan gas baik konvensional maupun non konvensional seperti gas metana batubara (CBM) dan shale gas. Selain tetap mengekpor gas untuk memperoleh pendapatan negara, sebagian produksi gas dialokasikan untuk domestik. Komposisi produksi gas untuk domestik tahun 2012, sebagaimana dipaparkan Menteri ESDM Jero Wacik pada Raker dengan Komisi VII DPR, Senin (18/2), mencapai 45,4%, ekspor 46,2% dan losses 8,6%.

Untuk domestik, gas dimanfaatkan bagi pabrik pupuk, kilang, petrokimia, kondensasi, LPG, PGN, PLN, Krakatau Steel, gas kota, industri lain, LNG domestik dan pemakaian sendiri.

Dalam menyalurkan gas untuk domestik, Pemerintah masih terkendala infrastruktur. Apalagi sebagian lapangan gas berada di offshore. Agar gas dapat disalurkan ke daerah yang membutuhkannya, dibangun sejumlah proyek infrastruktur seperti pipa gas dan FSRU. Rencananya, sebanyak 8 proyek akan rampung pada 2014.

Sejumlah proyek pengembangan gas bumi yang terus didukung Pemerintah, antara lain Natuna D Alpha yang potensinya sekitar 46 TCF, Tangguh Train 3 8,09 TCF, Donggi Senoro 2,8 TCF dan Masela 9,18 TCF. (esdm)

No comments:

Post a Comment