Monday 18 February 2013

Presiden Minta Kemendikbud Terus Sosialisasikan Kurikulum Baru


Presiden SBY
JAKARTA : Presiden meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mengkomunikasikan dan menyosialisasikan wacana penataan kembali kurikulum pengajaran baru yang telah direncanakan. Kurikulum baru tersebut bukan hanya bertujuan membangun manusia Indonesia yang cerdas, tapi juga diharapkan memiliki mental yang tangguh.

"Saya harap komunikasikan dan sosialisakan, jelaskan mengapa perlu dilakukan penataan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain pengantarnya saat membuka sidang paripurna kabinet di Kantor Presiden, Senin (18/2) sore. Sidang membahas evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bidang kesejahteraan rakyat dan polhukam.

Pendidikan dan pengajaran di Indonesia, lanjut Presiden, bukan hanya untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang cerdas, namun juga manusia yang tangguh mentalnya, sehat jasmani, toleran dan rukun terhadap saudaranya yang berbeda agama, suku, dan indentitas lain. "Ini penting dan sangat mendasar agar bangsa yang majemuk ini bisa hidup rukun, tenteram, dan damai," Presiden menambahkan.

Pada bagian lain pengantarnya, Presiden juga menyinggung kondisi Indonesia yang rawan bencana. Presiden meminta Menko Kesra Agung Laksono menyampaikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk terus mewaspadai situasi tersebut.

"BNPB telah bekerja dengan baik. Namun, terus waspada dan lakukan tindakan preventif untuk kurangi jatuhnya korban," kata SBY merujuk pada sejumlah bencana alam di beberapa daerah. Presiden juga meminta agar luapan lumpur Lapindo juga harus tetap diawasi. "Jangan sampai dengan curah hujan tinggi akan menimbulkan luapan," SBY menegaskan.

Hal ketiga yang disampaikan SBY di luar agenda sidang kali ini adalah soal konflik sosial dan kekerasan yang masih terjadi di sejumlah daerah. Memang angkanya menurun, tapi belum bisa digolongkan sebagai aman. "Ini belum aman, dalam arti harus terus waspada dan terus cegah agar tidak terjadi. Inpres telah dituangkan," Presiden menjelaskan. "Saya berpesan agar program-program untuk daerah yang rawan konflik, baik itu proram di bidang kesra atau ekonomi, jangan sampai tidak terlaksana karena itu juga bisa menimbulkan permasalahan baru," SBY menegaskan.

Yang terakhir, soal harga stabilitas harga sembako. Seperti diketahui, dalam dua bulan terakhir harga daging sapi mencapai Rp 70-80 ribu per kilogram. Harga bawang putih mencapai Rp 25 ribu - Rp 30 ribu. "Saya tahu duduk perkaranya, ada masalah daging sapi impor, produksi dalam negeri, dan sebagainya. Saya minta menteri terkait dan khususnya Menteri Perdagangan untuk terus mengecek harga ini," kata SBY. "Yang jelas kendalikan sesuatu yang tidak wajar karena ini sudah menjadi sorotan masyarakat." (www.presidenri.go.id)

No comments:

Post a Comment