Saturday 23 February 2013

PVMBG Naikkan Status Gunung Tangkubanperahu Menjadi Waspada (Level II)

Gunung Tangkubanperahu

BANDUNG – Terhitung sejak tanggal 21 Februari 2013 pukul 22.30 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM meningkatkan status G.Tangkubanperahu dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II). Peningkatan status ini berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, visual, suhu tanah sekitar kawah serta analisis data aktifitas gunung tersebut.

Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan meningkatkan pemantauan secara intensif guna melakukan evaluasi kegiatan G. Tangkubanperahu dan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan status kegiatan G. Tangkubanperahu akan diturunkan/dinaikkan jika terjadi penurunan/ peningkatan aktivitas vulkanik.

Catatan kegempaan G. Tangkuban Perahu menunjukkan,   tanggal  1 – 7 Februari 2013, terekam 10 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 2 (dua) kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). Tamggal 8 – 14 Februari 2013, terekam 10 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 1 (satu) kali gempa Hembusan, 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL), 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dan tanggal 15 – 21 Februari 2013, terekam 12 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 2 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 3 (tiga) kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).

Selanjutnya, tanggal 21 Februari, Pukul 02:36 WIB terekam 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), kemudian muncul 7 kali gempa Low-Frequency (LF) dengan amplituda maksimum 1 mm dan lama gempa 4 detik. Pada Pukul 03:36 WIB terekam Tremor Vulkanik dengan amplituda maksimum rata-rata 1 - 2 mm selama 10 menit. Sejak Pukul 19:13 WIB sampai saat ini terjadi Tremor Vulkanik yang menerus dengan amplituda yang semakin meningkat (amplituda maksimum > 30 mm).

Pada 21 Februari 2013 Pukul 03:36 WIB, teramati adanya aktivitas Tremor vulkanik dan disertai ditemukan abu tipis halus pada Pukul 06 WIB di sekitar bibir K. Ratu G. Tangkubanparahu. Aktivitas Tremor Vulkanik terjadi lagi saat ini selama 2 jam dengan amplituda yang cenderung terus meningkat.

Gunungapi Tangkubanparahu merupakan gunungapi aktif strato yang memiliki 9 kawah. Dua kawah utama di puncak adalah K. Ratu dan K. Upas berdiameter masing-masing sekitar 1000 m dengan kedalaman kawah sekitar 400 m. Secara administratif terletak di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Erupsi G. Tangkubanparahu yang tercatat dalam sejarah adalah berupa letusan-letusan freatik yang bersumber terutama dari K. Ratu. Kawah Ratu merupakan tempat aktivitas utama G. Tangkubanparahu  yang selama periode erupsi 1829-1994 setidaknya telah mengalami 3 kali letusan magmatik (kolom asap maksimal mencapai 2 km) dan 4 kali letusan freatik.

Potensi Bencana meliputi, Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran batu pijar, guguran lava, hujan abu lebat dan atau gas beracun/membahayakan kesehatan. Secara umum yang disebut kawasan rawan bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda oleh awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran lahar dan gas beracun/membahayakan kesehatan.

Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai/ di dekat lembah sungai atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.

Sehubungan dengan peningkatan status ini, PVMBG merekomendasikan, masyarakat di sekitar G. Tangkubanperahu diharap tenang, tidak terpancing isyu-isyu tentang letusan dan tidak mendekati kawah yang ada di puncak G. Tangkubanperahu dalam radius 1,5 km dari kawah aktif.

Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar G. Tangkubanperahu dalam KRB II untuk selalu waspada dan tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Tangkubanperahu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat. (esdm)

No comments:

Post a Comment