Thursday 7 February 2013

Alokasi Gas untuk Kebutuhan Dalam Negeri



JAKARTA - Menteri ESDM Jero Wacik bersama dengan Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo dan Dirjen Migas, A. Edy Hermantoro. menggelar jumpa pers terkait alokasi gas untuk kebutuhan domestik tahun 2013 dan tahun mendatang. Press Conference dilaksanakan di Lobby Kementerian ESDM pada Rabu (06/02/13).

“Dulu listrik banyak dibangkitkan dengan solar dan BBM. Sekarang kita sudah berhenti. Sekarang kita menggunakan gas, gunakan batubara sekarang, karena BBM-nya sudah makin naik harganya, makin mahal.” Ujar Jero Wacik dalam sambutannya.

Seiring dengan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia, hal ini juga berdampak pada peningkatan kebutuhan gas domestik. Jero menambahkan bahwa tentu jumlah gas untuk kebutuhan domestic masih kurang dan juga prasarana infrastruktur kita belum lengkap. Kalaupun ada gasnya, membawa ke industrinya pun belum bisa. Karena harus ada pipa, FSRU, penampungan sementara bagaimana membawa gas yang dari tengah laut itu untuk sampai ke industry, apalagi sampai ke rumah tangga.

Lebih lanjut Jero Wacik menjelaskan, pasokan gas untuk kebuthan gas domestik untuk kebutuhan industri, pembangkit, pupuk dan transportasi akan dipasokl dari :
  1. LNG dari BP Tangguh, Papua mulai sejak tahun 2012,  20 kargo / tahun untuk Indonesia.
  2. LNG Tangguh Train 3 (ex Sempra) akan mulai produksi tahun 2018,  40% untuk domestik.
  3. Blok Mahakam : seluruh excess Kargo dari Mahakam PSC di prioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri, yakni sebesar 16 kargo.
  4. Dari Eni Jangkrik dan North East Jangkrik, alokasinya :
  • Tahun 2016 : 14 Kargo
  • Tahun 2017-2022 : 18 Kargo
  • Tahun 2023 : 7 Kargo
  • Tahun 2024 - 2025 : 4 Kargo

      5. Dari Chevron IDD di Selat Makassar:  
  • Tahun 2017 - 2019 : 50 Kargo
  • Tahun 2020 - 2021 : 30 Kargo.
  • Tahun 2022 : 16 Kargo.
  • Tahun 2023 : 10 Kargo
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan LNG untuk FSRU, Menteri ESDM telah menandatangani surat alokasi gas untuk domestik yang ditujukan kepada SKK Migas untuk memenuhi kebutuhan empat FSRU yang berlokasi di Jakarta, Jawa Tengah, Arun (Aceh) dan Banten tersebut.

Mengenai besaran pasokan yang dibutuhkan FSRU, Lebih lanjut Direktur Jenderal Migas, A. Edy Hermantoro menjelaskan, untuk Nusantara Regas, tahun 2013 hingga 2025 sebanyak 27 kargo, LNG Regasifikasi Arun, tahun 2015 sebanyak 8 kargo, 2016 hingga 2025 16 kargo. Untuk FSRU Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 8 kargo, 2016 hingga 2018 sebanyak 16 kargo dan 2019 hingga 2022 sebanyak 22 kargo, tahun 2023 sebanyak 16 kargo dan 2024 hingga 2024 sebanyak 8 kargo. Terakhir untuk kebutuhan LNG untuk FSRU Jawa Barat, tahun 2015 akan dipasok sebanyak 6 kargo, tahun 2016 hingga 2022 sebanyak 16 kargo. (esdm)

No comments:

Post a Comment