Thursday 10 January 2013

Wamen ESDM : EOR Kunci Produksi Minyak Nasional


MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN -  Saat meresmikan Stasiun Enhanced Oil Recovery (EOR) Pilot Lapangan Kaji-Semoga, Rimau Asset, Sumatera Selatan, Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini menyatakan teknologi EOR merupakan kunci produksi minyak nasional. Mahalnya biaya penerapan EOR merupakan kendala dalam penerapannya.

“Untuk mengais-ngais sisa minyak tidak mudah, penerapan EOR untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi dilakukan sesuai dengan karakteristik minyaknya, jika minyaknya kental seperti di duri, harus pakai uap jangan pakai surfaktan, di minas yang minyaknya ringan jangan pakai uap karena pernah gagal di batuan kapur seperti di lapangan kaji ini jika pakai surfaktan, di cuci saja tidak mau ngalir karena lubangnya sudah besar, tidak mengalir, maka pakai polimer. di Total, pakai gas, karena mereka memiliki gas banyak. Jadi pilihannya banyak,” ujar Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini usai peresmian Stasiun Enhanced Oil Recovery (EOR) Pilot Lapangan Kaji-Semoga, Rimau Asset, Sumatera Selatan, Senin, (7/1/2013).

Mahalnya biaya penerapan EOR di lapangan tersier menyebakan pemanfaatannya tidak masif karena itu Wamen menyarankan untuk melibatkan pihak lain yang memiliki kekuatan financial dan teknologi serta pengalaman, tidak mesti pihak asing bisa dengan BUMN, BUMD ada yang memakai investor swasta nasional. “Jalan pintasnya adalah melakukan kerjasama dengan pihak lain yang memiliki biaya dan pengalaman,” imbuh Wamen.

Beberapa negara terbukti dengan menggunakan EOR dapat mempertahankan produksi minyaknya seperti di Datsun, China yang dapat mempertahankan produksi tetap di 2 juta barel konstan hingga 20 tahun.
Peningkatan produksi melalui teknologi EOR dinyatakan dalam Permen No 06 Tahun 2010 tentang Peningkatan Produksi Migas dan Inpres No 2 Tahun 2012. Dalam Permen No 6 Tahun 2010, antara lain ditetapkan bahwa KKKS memproduksikan kembali lapangan yang pernah berproduksi, salah satunya melalui teknologi EOR. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi lapangan yang tidak berproduksi namun berpotensi.

Kewajiban studi EOR juga telah dimasukkan dalam kontrak bagi hasil (PSC). Selain upaya-upaya tersebut, Pemerintah juga mendorong keterlibatan badan litbang atau perguruan tinggi untuk berperan dalam penelitian jenis fluida injection, microbial, CO2 dan nitrogen.


Ada tiga macam teknik dengan menggunakan EOR, pertama, teknik termal dengan menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir.

Kedua, menggunakan teknik chemicall yaitu dengan menginjeksikan bahan kimia berupa surfaktan, hasilnya minyak dapat lebih mudah mengalir. Ketiga, proses miscible yaitu dengan menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi.(esdm)

No comments:

Post a Comment