Pada awal Badai Tropis Narelle, 2010-05U (Pasifik Selatan) yang terpantau oleh Telukharunews pada tanggal 8
Januari 2013 pukul 21:00 berada di posisi Barat-BaratDaya (248˚) dengan maksimum
angin berkelanjutan hanya berkecepatan 50 knots (57.54 mph), tapi pada keesokan
harinya (9/1/2013 pkl.03:00) kecepatannya telah berubah menjadi 55 knots (63.29
mph) ketika berada di kordinat
256˚ Barat-BaratDaya, dan masih di
kordinat 256˚ Barat-BaratDaya pada pukul 08:00 kembali terjadi perubahan
menjadi 60 knots (69.05
mph), dan pada hari yang sama menyusul lagi perubahan pada pukul 14:00 kecepatan
angin menjadi 65 knots (74.8 mph) saat berada di kordinat 201˚ Selatan-BaratDaya.
Kekuatan dan kecepatan anginnya
terus bertambah. Saat ini kondisinya berada di level 3 dan kemungkinan bisa
meningkat ke level 4.
Sedangkan pada 10 Januari 2013 pukul 14:00 saat berada di kordinat
196˚ Selatan-BaratDaya angka
kecepatan maksimum angin berkelajutan tercatat telah berubah kecepatannya
menjadi 75 knots (86,31 mph), dan berubah lagi menjadi 80 knots (92,06 mph)
saat berada di kordinat 208˚ Selatan-BaratDaya pada pukul 20:00 di hari yang
sama.
Menurut berita yang ditayangkan
beberapa media televisi Indonesia, akibat terjadinya perubahan iklim yang
ekstrim secara global telah berdampak terjadinya curah hujan lebat disertai
angin kencang dan puting beliung yang mengakibat rumah warga jadi rusak di
beberapa daerah di Indonesia.
Hal ini juga disebabkan oleh badai
tropis Sonamu yang bergolak di perairan Kepulauan Spartly, Laut China Selatan
beberapa hari lalu dan badai tropis di perairan sebelah selatan Jawa Timur yang
kini mulai unjuk kekuatannya.
No comments:
Post a Comment