Sunday 28 April 2013

Logikanya, Subsidi untuk Orang Kaya Dikurangi


Presiden SBY memberi keterangan pers di Bandara Halim PK, Jakarta, Jumat (26/4) setiba dari Brunei. (foto: abror/presidenri.go.id)
JAKARTA- Sesuai undang-undang, susidi bahan bakar mintak (BBM) hanya diberikan kepada masyarakat miskin. Pemerintah sendiri sedang mengkaji opsi mana yang dipilih, apakah menetapkan satu harga atau dibedakan antara harga BBM untuk kelompok kaya dan miskin.

"Logikanya, yang mampu, yang kaya, mesti dikurangi. Sementara subsidi untuk yang tidak mampu mesti dipertahankan sampai suatu saat daya belinya meningkat dengan baik," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (26/4) siang, setiba dari Brunei Darussalam.

Presiden SBY dan delegasi sendiri tiba di Tanah Air pukul 13.00 WIB, dan langsung mengadakan rapat terbatas kabinet di Ruang VIP Bandara Halim PK. Rapat membahas tiga isu, laporan penyelenggaran ujian nasional (UN), proses hukum Susno Duaji, dan opsi kenaikan BBM bersubsidi. Rapat dihadiri, antara lain, Wapres Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menteri ESDM Jero Wacik, Mendag Gita Wirjawan, Menkum dan HAM Amir Syamsudin, Mendikbud Mohamad Nuh, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Jaksa Agung Basrief Arief.

Sekarang ini Presiden SBY masih menunggu laporan lengkap teknis di lapangan mengenai kemungkinan diberlakukan sistem dua harga. "Kalau memang tidak memungkinkan, risikonya terlalu besar, tentu tidak mungkin itu pemerintah pilih," ujar Presiden SBY.

Jika opsi pembedaan dua harga BBM tersebut secara teknis sulit, pemerintah tetap harus akan mencari solusi. Jika opsi satu harga BBM yang harus diambil, pemerintah tetap akan memproteksi rakyat miskin. "Sekali lagi saya katakan, rakyat yang miskin dan tidak mampu wajib mendapatkan bantuan langsung, wajib mendapatkan proteksi sosial," SBY menegaskan.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Presiden akan mengumumkan opsi mana yang akan dipilih, tentu setelah mendapatkan laporan lengkap persiapan di lapangan. Yang jelas, keputusan soal BBM ini memang bukan keputusan yang mudah. "Saya tahu implikasinya kepada saudara-saudara kita yang tidak mampu," Presiden menambahkan.

"Secara moral saya wajib memastikan apapun keputusan yang kita ambil dalam waktu dekat ini, rakyat yang tidak mampu harus kita bantu dan lindungi. Tidak ada urusan lain kecuali itu," SBY menandaskan. Kebijakan subsidi BBM ini, lanjut Presiden, di satu sisi menjaga perekonomi, fiskal kita sehat, tetapi di sisi lain masyarakat miskin tetap dibantu.

Sumber: presidenri.go.id

No comments:

Post a Comment