MT Magnitude saat mengisi Katapa/Arbey/NSC crude di Perairan Teluk Aru, Langkat. (Foto THNews) |
Sementara harga Minas/SLC Juli 2012 sebesar US$ 106,52 per barel, naik US$ 3,15 per barel dari US$ 103,37 per barel pada bulan Juni 2012, dan demikian juga harga Lirik tercatat sebesar US$ 106,41 atau naik sebesar US$ 3,15 dari US$ 103,26 pada Juni lalu. Sedangkan untuk NSC/Katapa/Arbey juga terjadi kenaikan US$ 3,69 dari US$ 100,20 pada Juni menjadi US$ 103,89 pada Juli.
Peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan
harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu memanasnya kembali hubungan Iran dengan negara-negara barat
setelah embargo Uni Eropa atas minyak Iran berlaku efektif mulai 1 Juli 2012
yang ditandai oleh beberapa peristiwa:
Upaya Parlemen Iran untuk memblokir Selat Hormuz dengan menyusun UU agar tanker minyak dengan tujuan negara-negara pendukung embargo tidak dapat melintas serta isu pemberlakuan toll fee atas tanker yang melewati Selat Hormuz.
AS dan Inggris menyatakan tidak akan mentolerir upaya Iran menutup Selat Hormuz. Militer AS menambah jumlah kapal induk di kawasan Timur tengah.
Israel menuduh Iran mendalangi pengeboman di Bulgaria, dikhawatirkan akan memunculkan konflik militer terbuka antara kedua negara.
Faktor lainnya adalah konflik terbuka antara pemerintah berkuasa pihak opisisi di Suriah, turut meningkatkan kekhawatiran pasar atas stabilitas politik di Timur Tengah.
Selain itu, turunnya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,07-0,14 juta barel per hari pada bulan Juni 2012 dibandingkan bulan sebelumnya berdasarkan publikasi OPEC, IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies) dan Reuters Juli 2012 akibat penurunan produksi di Iran, Angola, Qatar dan Libya. CGES memperkirakan produksi Iran saat ini hanya 2,9 juta barel per hari atau merupakan level produksi terendah sejak akhir tahun 1980-an.
Naiknya harga minyak internasional juga disebabkan turunnya produksi minyak dari negara-negara Non OPEC sebesar 0,40 juta barel per hari pada bulan Juni 2012 dibandingkan bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA akibat penurunan produksi di AS, Meksiko, Inggris, Norwegia, Rusia, China, Malaysia, Indonesia, Argentina dan Yaman. Produksi minyak Norwegia diperkirakan turun hingga 13% akibat pemogokan kerja.
Penyebab lainnya, respon positif pasar atas langkah-langkah penanggulangan krisis dan kondisi indikator ekonomi yaitu:
Sejumlah stimulus ekonomi yang akan diberikan oleh Bank Sentral AS, Eropa dan China guna menopang perekonomian yang lesu berupa kebijakan pelonggaran moneter tahap 3 di AS, pemotongan bunga oleh Bank Central Eropa dan penurunan rasio cadangan bank di China.
Membaiknya pasar perumahan AS dan pertumbuhan GDP Triwulan 2 di AS yang melebihi ekspektasi pasar.
Stok minyak mentah komersial AS di akhir bulan Juli 2012 mengalami penurunan sebesar 2,8 juta barel dibandingkan stok bulan sebelumnya, juga memperkuat harga minyak di pasar internasional.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan Jepang akibat tingginya permintaan produk minyak khususnya jenis light dan middle distillates serta belum beroperasinya beberapa pembangkit tenaga nuklir serta peningkatan penggunaan bahan bakar komersial di India, sejalan dengan program peningkatan infrastruktur yang digalakkan pemerintahnya.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan juli 2012 dibandingkan bulan Juni 2012, sebagai berikut:
Upaya Parlemen Iran untuk memblokir Selat Hormuz dengan menyusun UU agar tanker minyak dengan tujuan negara-negara pendukung embargo tidak dapat melintas serta isu pemberlakuan toll fee atas tanker yang melewati Selat Hormuz.
AS dan Inggris menyatakan tidak akan mentolerir upaya Iran menutup Selat Hormuz. Militer AS menambah jumlah kapal induk di kawasan Timur tengah.
Israel menuduh Iran mendalangi pengeboman di Bulgaria, dikhawatirkan akan memunculkan konflik militer terbuka antara kedua negara.
Faktor lainnya adalah konflik terbuka antara pemerintah berkuasa pihak opisisi di Suriah, turut meningkatkan kekhawatiran pasar atas stabilitas politik di Timur Tengah.
Selain itu, turunnya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,07-0,14 juta barel per hari pada bulan Juni 2012 dibandingkan bulan sebelumnya berdasarkan publikasi OPEC, IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies) dan Reuters Juli 2012 akibat penurunan produksi di Iran, Angola, Qatar dan Libya. CGES memperkirakan produksi Iran saat ini hanya 2,9 juta barel per hari atau merupakan level produksi terendah sejak akhir tahun 1980-an.
Naiknya harga minyak internasional juga disebabkan turunnya produksi minyak dari negara-negara Non OPEC sebesar 0,40 juta barel per hari pada bulan Juni 2012 dibandingkan bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA akibat penurunan produksi di AS, Meksiko, Inggris, Norwegia, Rusia, China, Malaysia, Indonesia, Argentina dan Yaman. Produksi minyak Norwegia diperkirakan turun hingga 13% akibat pemogokan kerja.
Penyebab lainnya, respon positif pasar atas langkah-langkah penanggulangan krisis dan kondisi indikator ekonomi yaitu:
Sejumlah stimulus ekonomi yang akan diberikan oleh Bank Sentral AS, Eropa dan China guna menopang perekonomian yang lesu berupa kebijakan pelonggaran moneter tahap 3 di AS, pemotongan bunga oleh Bank Central Eropa dan penurunan rasio cadangan bank di China.
Membaiknya pasar perumahan AS dan pertumbuhan GDP Triwulan 2 di AS yang melebihi ekspektasi pasar.
Stok minyak mentah komersial AS di akhir bulan Juli 2012 mengalami penurunan sebesar 2,8 juta barel dibandingkan stok bulan sebelumnya, juga memperkuat harga minyak di pasar internasional.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan Jepang akibat tingginya permintaan produk minyak khususnya jenis light dan middle distillates serta belum beroperasinya beberapa pembangkit tenaga nuklir serta peningkatan penggunaan bahan bakar komersial di India, sejalan dengan program peningkatan infrastruktur yang digalakkan pemerintahnya.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan juli 2012 dibandingkan bulan Juni 2012, sebagai berikut:
- WTI
(Nymex) naik sebesar US$ 5,52 per barel dari US$ 82,41 per barel menjadi
US$ 87,93 per barel.
- Brent
(ICE) naik sebesar US$ 6,79 per barel dari US$ 95,93 per barel menjadi US$
102,72 per barel.
- Tapis
(Platts) naik sebesar US$ 4,56 per barel dari US$ 100,27 per barel menjadi
US$ 104,83 per barel.
- Basket
OPEC naik sebesar US$ 5,44 per barel dari US$ 93,98 per barel menjadi US$
99,42 per barel.
(Sumber : esdm)
No comments:
Post a Comment