Wamen ESDM, Rudi Rubiandini |
JAKARTA (Telukharunews) –
Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral,membuka secara resmi acara focus
group discussion panas bumi. Hadir sebagai narasumber dalam acara yang
mengusung tema “ Mencari Terobosan Investasi Panas Bumi Indonesia” antara lain,
Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan
Konservasi Energi, Kardaya Warnika serta Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan
Produksi, Sutijastoto,
“Dalam mengelola energi nasional, kita menghadapi beberapa tantangan yang harus dipecahkan bersama-sama. Tentunya tantangan yang paling singkat. adalah kita suka dengan yang mahal, BBM itu yang paling mahal dan kita ciptakan energy dengan BBM paradigma ini yang harus kita tentang dan balikkan, bagaimana kita menghasilkan energy tanpa menggunakan BBM sebagai tulangpunggung seperti Prancis dengan beraninya menggunakan nuklir hingga 70%, Inggris menggunakan gas hingga mencapai 60%. Dan kita lihat Negara-negara lain dengan mix yang cukup signifikan sementara di Indonesia 70% atau 68, sekian persen menggunakan migas , minyaknya sendiri adalah 48%, dan ini cukup memberatkan”, ujar Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini mengawali sambutannya, Senin (30/07/2012).
Wamen menambahkan, kendala selanjutnya adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan pasokan, dimana kebutuhan energi dalam 10 tahun terakhir tumbuh rata-rata 7% per tahun, dan tentunya ini akan berjalan terus dengan 7% walaupun ada gerakan penghematan, karena GDP Indonesia terus naik dan jumlah manusia Indonesia juga terus naik jadi tidak mungkin jumlah energy yang dibutuhkan terus turun.
“Sementara itu, kemampuan pasokan energi kita masih terbatas. Sebagai akibatnya, kita akan segera menjadi net energy importer dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita harus berupaya secara maksimal untuk mencegah kondisi tersebut jangan terjadi,” lanjut Wamen.
Kendala kedua, berdasarkan bauran energi nasional di tahun 2010, ketergantungan terhadap sumber energi berbasis fosil dalam bauran energi nasional masih tinggi, yaitu minyak bumi 47%, gas alam 21% dan batubara 26%. Dengan demikian, perekonomian kita masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga energi, khususnya minyak bumi, global yang sangat tidak stabil.
Kendala yang ketiga, pemanfaatan sumber energi alternatif khususnya energi terbarukan masih belum maksimal disebabkan berbagai hambatan dari sisi infrastruktur dan aspek keekonomian. Dan yang terakhir, masih adanya beberapa kendala regulasi dalam pengembangan pengusahaan energi, seperti adanya tumpang tindih kebijakan dan kewenangan, serta penerapan kebijakan fiskal.
Selanjutnya Wamen menegaskan, panas bumi adalah salah satu potensi energi terbarukan utama yang kita miliki. Kita sama-sama ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki cadangan panas bumi yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 29.038 MW, namun yang sudah dimanfaatkan untuk tenaga listrik baru mencapai 1.189 MW, atau sekitar 4,1% dari cadangan yang ada. (esdm)
“Dalam mengelola energi nasional, kita menghadapi beberapa tantangan yang harus dipecahkan bersama-sama. Tentunya tantangan yang paling singkat. adalah kita suka dengan yang mahal, BBM itu yang paling mahal dan kita ciptakan energy dengan BBM paradigma ini yang harus kita tentang dan balikkan, bagaimana kita menghasilkan energy tanpa menggunakan BBM sebagai tulangpunggung seperti Prancis dengan beraninya menggunakan nuklir hingga 70%, Inggris menggunakan gas hingga mencapai 60%. Dan kita lihat Negara-negara lain dengan mix yang cukup signifikan sementara di Indonesia 70% atau 68, sekian persen menggunakan migas , minyaknya sendiri adalah 48%, dan ini cukup memberatkan”, ujar Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini mengawali sambutannya, Senin (30/07/2012).
Wamen menambahkan, kendala selanjutnya adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan pasokan, dimana kebutuhan energi dalam 10 tahun terakhir tumbuh rata-rata 7% per tahun, dan tentunya ini akan berjalan terus dengan 7% walaupun ada gerakan penghematan, karena GDP Indonesia terus naik dan jumlah manusia Indonesia juga terus naik jadi tidak mungkin jumlah energy yang dibutuhkan terus turun.
“Sementara itu, kemampuan pasokan energi kita masih terbatas. Sebagai akibatnya, kita akan segera menjadi net energy importer dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita harus berupaya secara maksimal untuk mencegah kondisi tersebut jangan terjadi,” lanjut Wamen.
Kendala kedua, berdasarkan bauran energi nasional di tahun 2010, ketergantungan terhadap sumber energi berbasis fosil dalam bauran energi nasional masih tinggi, yaitu minyak bumi 47%, gas alam 21% dan batubara 26%. Dengan demikian, perekonomian kita masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga energi, khususnya minyak bumi, global yang sangat tidak stabil.
Kendala yang ketiga, pemanfaatan sumber energi alternatif khususnya energi terbarukan masih belum maksimal disebabkan berbagai hambatan dari sisi infrastruktur dan aspek keekonomian. Dan yang terakhir, masih adanya beberapa kendala regulasi dalam pengembangan pengusahaan energi, seperti adanya tumpang tindih kebijakan dan kewenangan, serta penerapan kebijakan fiskal.
Selanjutnya Wamen menegaskan, panas bumi adalah salah satu potensi energi terbarukan utama yang kita miliki. Kita sama-sama ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki cadangan panas bumi yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 29.038 MW, namun yang sudah dimanfaatkan untuk tenaga listrik baru mencapai 1.189 MW, atau sekitar 4,1% dari cadangan yang ada. (esdm)
No comments:
Post a Comment