Saturday 28 September 2013

Kembangkan Energi Terbarukan Kami, Baru Nikmati Gas Kami

BALI – Potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan  berlimpah, namun dalam pengembangannya masih belum mengembirakan sehingga ketergantungan terhadap energi berbasis fosil masih sangat tinggi. Salah satu kendala dalam mengembangkan EBT antara lain ketiadaan dana dan belum menariknya iklim investasi.

Untuk menghilangkan kendala pengembangan EBT, pemerintah selain akan memudahkan perijinan dan menerapkan feed in tariff juga menawarkan pengembangan EBT dengan menawarkannya kepada negara-negara sahabat, dengan sistem ”nikmati migas kami namun kembangkan energi baru terbarukan kami”. Salah satu negara yang ditawarkan sistem tersebut adalah Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor gas terbesar dari Indonesia.

”Kita harus cari jalan keluar agar tidak kelabakan karena kekurangan energi, agar you tetap dapat gas saya, dan agar sisanya bisa lebih lama dan lebih banyak, maka ajaklah perusahaan-perusahaan Jepang, investasi di Indonesia dibidang energi baru terbarukan. Kalau dia invest di sini kemudian panas bumi kita yang 30.000 Mw keluar semua, terus tenaga air kita jadi listrik semua, kita banyak punya listrik, maka gasnya boleh dinikmatinya. Jadi jangan cuma minta-minta gasnya dan dia tidak mau invest di sini,” ujar Menteri ESDM, Jero Wacik usai menerima State Minister of Economy, Trade and Industry, Jepang, Mr. Kazuyoshi Akada di sela-sela pertemuan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) di Nusa Dua Bali. Kamis, (26/09/2013).

”Saya bilang kepada Menterinya kok, you kan Menteri Jepang, saya Menteri Indonesia, semua Menterikan harus mikirin negaranya nomor satu, saya katakan kepadanya, kalau saya kepepet, maka ekspor gas saya ke negara anda dan ekspor batubara ke negara anda akan saya hentikan, kalau negeri saya membutuhkannya, daripada kita yang kelabakan, biar dia yang kelabakan, gitukan, itu cara berpikir saya,” lanjut Wacik.

Jepang adalah importir terbesar LNG di dunia, importir terbesar kedua batubara dan importir terbesar ketiga minyak. Jepang bergantung pada impor minyak untuk memenuhi sekitar 42 persen dari kebutuhan energinya pada tahun 2010. Jepang merupakan negara yang sangat konsen mengenai ketersediaan energi dalam negerinya, ditengah tingginya kebutuhan energinya yang sangat tinggi dan terbatasnya cadangan yang ada pemerintah Jepang menyambut baik tawaran Pemerintah Indonesia. " Pihak Jepang senang semua, dan mereka berjanji akan membawa mengumpulkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk beramai-ramai berinvestasi di Indonesia" ujar Wacik.

Sebelumnya pada Pertemuan the 4th Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD ke-4) pada tanggal 28 Maret 2013 lalu di Tokyo, Jepang, Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sub energi baru terbarukan, terutama geothermal. Saat ini Jepang menempati posisi ke-3 di dunia sebagai penghasil sumber geothermal, setelah Amerika Serikat dan Indonesia.

Sumber: esdm


No comments:

Post a Comment