Saturday 28 September 2013

Indonesia Tawarkan Pengembangan Shale Gas Kepada Amerika

BALI – Dalam pertemuan bilateral dengan delegasi Amerika di rangkaian sela-sela pertemuan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) di Nusa Dua Bali. Kamis, (26/09/2013), Pemerintah Indonesia menawarkan pegembangan shale gas kepada Pemerintah Amerika Serikat. Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika dibandingkan CBM yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF.

“Saat Presiden Obama melawat ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden RI salah satu agenda pertemuan yang dibahas adalah bagaimana mentransfer teknologi dari Amerika untuk menghemat pemakaian energi dan mengembangkan shale gas, kan mereka sudah menemukan shale gas, kitakan punya sumbernya dan saya minta kepada mereka mulailah terjun di Indonesia untuk mengeksplorasi shale gas,” tutur Menteri ESDM, Jero Wacik.

Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang telah lebih dulu mengembangkan shale gas. Dampak dari pengembangan itu, harga gas di AS turun tajam karena ketersediaan gas yang melimpah dari shale gas. Amerika Serikat termasuk sukses dalam mengembangkan shale gas. Di negara tersebut, pengembangan shale gas tidak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, melainkan sebaliknya dilakukan perusahaan-perusahaan kecil, perusahaan-perusahaan AS yang mengembangkan shale gas tersebut selanjutnya membentuk asosiasi khusus untuk pengembangan migas non konvensional yang tidak dicampuri oleh perusahaan pendukung lainnya. Ini memudahkan mereka untuk saling bertukar pengalaman dan ilmu.

Potensi shale gas Indonesia tersebut termasuk besar.Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika dibandingkan CBM yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF.

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pemerintah, hingga saat ini terdapat 7 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan 1 berbentuk klasafet formation. Cekungan terbanyak berada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan, seperti Baong Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di Pulau Jawa dan Kalimantan, shale gas masing-masing berada di 2 cekungan. Di Papua, berbentuk klasafet formation.

Shale gas adalah  gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi.  Proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas, sekitar 5 tahun. Pemerintah saat ini tengah menyusun aturan hukum pengembangan shale gas.


Sumber: esdm

No comments:

Post a Comment