Tuesday 25 January 2011

Petugas Rumah Sakit Columbia Asia Medan Bentak Wartawan


TelukHaruNews

Petugas Rumah Sakit Columbia Asia Medan, Henrikston telah membentak wartawan ketika melakukan peliputan peristiwa kebakaran di Power House rumah sakit yang dulu bernama Gleni/Gleneagles, Kamis (23/12).

“Saya tidak tahu ! Ini bukan gudang kami. Ini PLN punya. Mulai dari gembok, kunci, sampai perawatannya, PLN yang mengurusi. Jadi anda-anda tanya sama PLN saja,” ucap Henrikston sambil membentak wartawan yang hendak melakukan peliputan.

Henrikston terkesan menutup-nutupi informasi mengenai musibah yang nyaris membakar rumah sakit tempatnya bekerja. seperti yang dilaporkan wartawan harian Global Medan, Qodrat Al-Qadri, Jumat (24/12).

Selain itu, salah seorang petugas sekuriti rumah sakit itu sempat adu mulut dengan wartawan Mingguan PRESTASI karena dilarang untuk mengabadikan peristiwa kebakaran di power house (rumah genset) yang berada di belakang kiri bangunan induk RS Columbia Asia Jalan Listrik Medan, dan minta agar sang wartawan untuk mengapus gambar yang ada di dalam kamera. Tetapi karena demi kepentingan masyarakat yang membutuhkan informasi, sang wartawan menolak sambil berlalu dari TKP.

Sementara itu dilaporkan bahwa Ka. Humas RS Columbia Asia, Dewi terkesan arogan dengan menyepelekan koran mingguan, dan mengangungkan koran beken terbitan Medan. Tindakan ini sangat disesalkan oleh sementara kalangan wartawan.

Bukan hanya itu, wartawan harian Global (Jumat,24/12) juga menulis bahwa Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Pemadam Kebakaran, Rahmad Syahzega, mengaku pihaknya merasa dipermainkan mengenai keterangan musibah terbakarnya gudang penyimpan genset di RS Columbia Asia.

“Seumur-umur saya jadi petugas pemadam, baru kali ini ada kejadian pihak rumah sakit memberi keterangan berbelit-belit saat diminta data. Masa mereka tidak tahu mengenai gudang ini, alasannya punya PLN,” ucap Rahmad kecewa

Pasien Mengeluh

Berdasarkan hasil pemantauan TelukHaruNews, banyak pasien yang rawat inap di Rumah Sakit Columbia Asia Medan mengeluh dengan suara bising dan banyaknya debu yang timbul akibat adanya pekerjaan renovasi. Debu tersebut beterbangan di lorong (ruangan) menuju ke kamar bedah yang dilalui pasien yang akan dioperasi.

Menurut salah seorang keluarga pasien yang tidak ingin disebutkan identitasnya, renovasi sih okey-okey saja, tetapi jangan sampai mengganggu kenyaman dan ketenangan pasien yang rawat inap.

“Suara bor dinding sangat berisik saat pasien beristirahat untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Seharusnya pihak rumah sakit mengevakuasi pasien ke lantai lainnya. Sudah bayar mahal untuk kenyamanan, malahan kegaduhan yang kami terima,” keluhnya.

Dokter dan Perawat Teledor

Selain itu ada lagi peristiwa yang fatal dan nyaris mengancam keselamatan pasien karena dokter salah mendianogsa penyakit pasien di lantai 4. Dokter memvonis pasien sebagai menderita jantung bengkak sesuai film hasil CT Scan yang diberikan oleh perawat. Sang dokterpun lantas menulis resep obat untuk dikonsumsikan kepada pasien bersangkutan, sesuai hasil CT scan.

Vonis tersebut tentu membuat pasien dan keluarganya terkejut, karena sejak masuk ke RS Columbia Asia pasien merasa tidak pernah di scan oleh pihak rumah sakit, malah diperlihatkan film hasil CT Scan yang tidak jelas siapa pemiliknya.

Begitu diprotes pihak keluarga pasien yang menyarankan sang dokter untuk melihat kembali film hasil CT Scan itu atas nama siapa. Setelah diteliti, ternyata benar bahwa film hasil CT Scan namanya berbeda dengan nama pasien terkait. Baik dokter maupun sang perawat dengan tanpa beban lantas minta maaf.

Semoga kejadian semacam ini tidak terulang kembali karena dapat membahayakan nyawa pasien akibat keteledoran dokter dan perawat Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Imbaunya. (F1)

No comments:

Post a Comment