Friday 10 October 2014

Kuartal Ketiga Tahun 2015, Produksi Cepu 165.000 BOPD


Menteri ESDM ad interim, Chairul Tanjung

BOJONEGORO – Pemerintah menargetkan produksi Lapangan Banyu Urip dapat mencapai 165.000 barel per hari (BOPD) pada kuartal ketiga tahun 2015 mendatang. Produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu meningkat 10.000 barel dari sebelumnya 30.000 BOPD dan akan terus meningkat hingga mencapai puncak 165.000 barel per hari pada tahun 2015.

Produksi Blok Cepu sangat penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi. Produksi proyek yang menelan biaya hingga mencapai USD 8 milyar akan dapat mengurangi kebutuhan impor BBM yang mencapai 500.000 barel per hari. 

“Konsumsi BBM kita jauh lebih besar dari produksi kita, konsumsi kita saat ini kurang lebih 1,3 juta barel per hari, dan trendnya meningkat sangat cepat, sementara produksi kita berada pada kisaran plus minus 800.000 dan itu trendnya menunjukkan penurunan, hal itulah yang menyebabkan kita harus impor BBM dalam jumlah yang sangat besar, inilah yang menyebabkan terjadinya negatif current acount defisit kita,” ujar Menteri Kordinator Perekonomian yang juga Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ad interim, Chairul Tanjung, saat memberikan sambutan di Acara Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip dan Proyek-Proyek Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral di Baojonegoro kemarin, Rabu (08/10/2014).

“ Saya sudah mendapat laporan, produksi Banyu Urip, Cepu ini sudah 30.000 barel berproduksi secara penuh, hari ini mulai tambah lagi 10.000 barel dan saya bertanya kepada Kepala SKK Migas, kapan dapat berproduksi 165.000nya dan dijawab, insya Allah kuartal ketiga tahun 2015 akan mencapai 165.000 barel,” lanjut Chairul.

Lapangan Banyu Urip diperkirakan mengandung lebih dari 450 juta barrel minyak dan direncanakan dapat memproduksi 165.000 barel minyak per hari. Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, sebuah fasilitas pengolahan pusat, pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barrel. Kapal tangker akan mengangkut minyak dari FSO tersebut ke pasar domestik dan dunia.

Sumber : ESDM

No comments:

Post a Comment