Wednesday 8 October 2014

Blok Cepu Jadi Prioritas Pemerintahan SBY


Presiden SBY menandatangani peresmian Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, secara simbolis di Bandara Juanda, Surabaya, Jatim, Selasa (7/10) sore. (foto: abror/presidenri.go.id)


SURABAYA, Jawa Timur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. Peresmian dilakukan secara simbolis di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Selasa (7/10) sore. Blok Cepu ini menjadi prioritas pemerintahan Presiden SBY sejak sepuluh tahun lalu.

Dengan peresmian Lapangan Banyu Urip ini yang merupakan ladang minyak dan gas bumi ini, kapasitas produksi meningkat 10.000 barel/hari dari semula sebesar 30.000 barel/hari. Diharapkan secara bertahap kapasitas produksi ini akan meningkat dan mencapai puncaknya pada angka 165.000 barel per hari pada 2015 mendatang.

Dalam sambutannya, Presiden SBY mengatakan bahwa pemerintah wajib meningkatkan kapasitas produksi sumber energi, baik minyak dan gas, batu bara, dan kemudian listrik. "Tentu kita ingin kekuatan energi yang lebih besar, tetapi kita juga mesti memperhatikan faktor lingkungan. Oleh karena itu, energi harus diletakkan sebagai pertumbuhan ekonomi sekaligus capaian tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan," SBY menjelaskan.

Blok Cepu, lanjut SBY, memiliki sejarah panjang. Ketika memimpin Indonesia 10 tahun lalu, SBY menempatkan penyelesaian Blok Cepu ini sebagai prioritas.

"Saya ingat kita lakukan negosiasi di Indonesia dan Amerika Serikat. Bahkan ketika terjadi silang pendapat antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, saya turun tangan dengan kapasitas saya sebagai presiden untuk mengakurkan. Alhmdulillah tercapai kesepakatan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah," Kepala Negara menjelaskan.

Peresmian hari ini, dinilai SBY penting untuk meningkatkan produksi minyak Indonesia "Dengan koordinasi semua pihak, semua yang menjadi target kita bisa segera tercapai," imbuhnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Chairul Tanjung melaporkan bahwa peningkatan produksi dari Lapangan Banyu Urip ini merupakan bagian dari upaya mendukung pencapaian target produksi migas nasional. "Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana," ujarnya.

Investasi di Proyek Banyu Urip mencapai lebih dari 2,5 miliar dolar AS. Rinciannya, untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar 2,2 miliar dolar AS dan pengeboran sumur sebanyak 377 juta dolar AS. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction), yakni, fasilitas produksi utama, pipa darat 72 km, pipa laut, dan menara tambat, serta fasilitas infrastruktur.

Berkaitan dengan peresmian ini, Chairul Tanjung akan melakukan kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan 11 proyek-proyek lain di sektor energi.

Peresmian fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY. Turut hadir pada kesempatan ini Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendikbud M. Nuh, Seskab Dipo Alam, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Plt. Kepala SKK Migas J. Widjonarko, dan Ketua Badan Kerja Sama PI Blok Cepu Hadi Ismoyo.

Sumber: presidenri.go.id

No comments:

Post a Comment