Wednesday 9 October 2013

Firmanzah: Kerja Sama ASEAN Harus Berorientasi pada Warga, Saling Menguntungkan, dan Adil

KTT ke-21 APEC di Bali telah berakhir dengan sukses. Giliran Presiden SBY pergi ke Brunei Darussalam untuk menghadiri KTT ke-23 ASEAN, Rabu (9/10) pagi. Pertemuan di Brunei bertemakan 'Our People, Our Future Together' ini membahas tiga topik utama, yakni Komunitas ASEAN 2015, peran ASEAN dan hubungannya dengan kawasan lain, serta isu regional dan internasional. (foto: abror/presidenri.go.id)
BANDAR SERI BEGAWAN, Brunei - Indonesia menghendaki kerja sama ASEAN harus dibangun atas dasar dan berorientasi pada warga, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kerja sama ini harus saling menguntungkan dan adil.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menyampaikan hal ini dalam keterangan persnya di International Convention Centre, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (9/10) sore.

"Presiden menyampaikan bahwa kerangka kerja sama ASEAN harus people-oriented atau people-centered. Kerja sama ASEAN harus menekankan manusia atau masyarakat ASEAN sebagai target kerangka kerja sama kawasan," kata Firmanzah.

Orientasi dimaksudkan agar kualitas hidup masyarakat ASEAN yang semakin membaik. Bentuk kerja sama yang dilakukan pun, lanjut Firmanzah, harus bersifat saling menguntungkan dan adil. "Hal ini pula yang diperjuangkan Indonesia pada KTT APEC 2013 di Bali kemarin," Firmanzah menjelaskan.

Posisi Indoesia pada KTT ke-23 ASEAN di Brune Darussalam ini sangat jelas, yakni mendukung peningkatan konektivitas, seperti konektivitas fisik, sosial budaya, regulasi, dan hubungan antarwarga. "Kita harus bekerja sama untuk memperkuat konektivitas melalui pembangunan infrastruktur dan promosi investasi infrastruktur," ujar Firmanzah.

Sedangkan dalam pertemuan antara ASEAN dengan Jepang dan Korea Selatan, Indonesia menyampaikan pentingnya memperkuat peningkatan kerja sama. "Ini yang bisa membuat ekonomi ASEAN dan Asia lebih produktif," Firmanzah menambahkan.

Posisi ini juga sama seperti yang disampaikan Indonesia pada KTT APEC di Bali kemarin. Juga sesuai dengan agenda dalam negeri, yakni mendorong sejumlah program percepatan pembangunan khususnya dalam agenda Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang sedang berjalan.

Berkaitan dengan kesiapan Indonesia menghadapi Komunitas ASEAN 2015, Indonesia kini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN. Hal itu ditunjukkan dengan angka PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia yang tertinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. "Kesiapan sejumlah negara menjadi concern dari masing-masing pemimpin ASEAN. Indonesia hingga kini mengalami banyak kemajuan dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015," Firmanzah menambahkan.

Pada bagian lain keterangannya, Firmanzah menjelaskan bahwa ASEAN kini menjadi salah satu pilar yang cukup penting dalam tatanan konstruksi eknomi dunia. Pertemuan kali ini menarik banyak negara maju untuk melakukan kerja sama dengan ASEAN. "Sekarang dan ke depan, ASEAN memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi kekuatan baru perekonomian dunia," imbuhnya.


Twitter: @websitepresiden
Sumber: presidenri.go.id

No comments:

Post a Comment