Friday 20 August 2010

Keadaan Pertamina Saat Ini Dalam Kondisi Alert

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA

Keadaan Pertamina saat ini sedang berada dalam posisi alert. Kondisi itu bukan hanya disebabkan oleh isu yang akhir-akhir ini melanda perusahaan plat merah itu, tetapi karena kondisi keuangan Pertamina sedang dalam keadaan kurang menggembirakan karena masih banyak piutang perusahaan itu yang belum dapat dicairkan. Demikian diungkapkan Dirut Pertamina, Karen Agustiawan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Field Manager PT Pertamina EP Pangkalansusu, Sigit Gunanto pada acara puncak peringatan HUT RI ke 65 di halaman kantor Pertamina EP Pangkalansusu yang berlangsung cukup hikmat walau diguyur hujan gerimis, Selasa (17/8).

“ Saat ini, kondisi perusahaan sedang berada dalam kondisi alert. Bukan hanya karena isu-isu besar yang saya sampaikan tadi. Namun lebih dari itu, kondisi keuangan Pertamina juga sedang dalam keadaan yang tidak begitu menggembirakan. Masih banyak piutang-piutang perusahaan yang belum dapat kita cairkan. Karena itulah, Direksi berupaya keras untuk melakukan prioritisasi terhadap proyek-proyek tertentu,” kata Karen.

Melalui Direktorat Perencanaan lnvestasi dan Manajemen Risiko, Pertamina kini sedang berupaya untuk menyinergikan sekaligus secara ketat menyeleksi setiap rencana investasi yang akan dilakukan, sehingga benar-benar mampu dihasilkan proyek-proyek besar dan berkualitas tinggi yang cepat menghasilkan keuntungan bagi Pertamina. Pertamina untung, Negara juga diuntungkan. Itulah harapan Pertamina ke depan. Untuk mewujudkan impian tersebut, Jajaran Direksi Pertamina selalu mengingatkan akan betapa pentingnya efisiensi diterapkan di seluruh sektor kegiatan usaha. Namun, efisiensi tersebut harus dilakukan dengan tetap mengutamakan aspek lindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (HSE = Health, Safety and Enveronment).

“ Pengembangan SDM, rekrutmen, dan program pengembangan SDM yang tidak hanya bersifat nice to know pun bukan sesuatu yang harus dihindari,” ujar Karen. Menurut wanita pertama yang menduduki kursi Direktur Utama Pertamina, proses melanjutkan transformasi sumber daya manusia Pertamina harus terus dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah pengembangan dan penerapan teknologi. Dan Karen cukup bangga ketika dalam Forum Sharing Teknologi Hulu belum lama ini, pekerja Pertamina mampu menghasilkan puluhan software (perangkat lunak) di bidang eksplorasi dan produksi. Dia mengingatkan seluruh jajaran Pertamina, apabila memang ingin menjadikan Pertamina semakin kompetitif di industri migas dunia, maka tiada kata lain, upaya yang telah dilakukan tersebut harus senantiasa dikembangkan.

Menurut Karen, apa yang dikemukan adalah merupakan kondisi ril yang sedang dialami oleh Pertamina. Bukan untuk menakut-nakuti atau bahkan membuat pesimistis terhadap nasib Pertamina ke depan. Namun justru sebaliknya. Saya menyampaikan kondisi tersebut sebenar-benamya agar kita semua tersadar, bahwa ini adalah momen bagi kita untuk merapatkan barisan, merasa senasib sepenanggungan, tetap prihatin dan waspada serta semakin optimis untuk terus-menerus bersamasama berjuang dan berdedikasi melalui Pertamina untuk ketersediaan energi masa depan tanah air kita, tanah air Indonesia.

Selain itu dia juga mengingatkan kepada seluruh pekerja Pertamina bahwa Pertamina adalah tempat kita mencari nafkah. Oleh sebab itu, apakah hati kita tidak tergerak ketika sumber nafkah kita ini sedang dirundung berbagai masalah ? Biarlah pertanyaan ini dijawab oleh hati nurani kita masing-masing.

“ Saya mengungkapkan hal ini jujur dari lubuk hati saya yang paling dalam. Saya bukan sedang berkeluh kesah kepada seluruh pekerja Pertamina. Tapi saya harus mengatakan hal ini karena saya ingin agar kita semua terketuk hatinya dan mulai bergerak untuk semakin peduli dengan nasib perusahaan ini”, kata Karen.

Pada kesempatan itu Karen juga menyampaikan bahwa ada kalanya kita memang harus belajar dari sejarah untuk membangkitkan optimisme kita di dalam melangkah ke depan.

Betapa berat perjuangan bangsa ini merebut kemerdekaan dari belenggu penjajahan yang lebih dari 3,5 abad bercokol di Nusantara. Namun berkat semangat pantang menyerah yang didorong oleh keinginan luhur para pejuang negeri ini, maka pada hari ini, 65 tahun silam, bambu runcing dan peralatan perang yang seadanya, mampu mengalahkan senapan mesin dan meriam-meriam Belanda dalam agresi I dan II. Semangat seperti inilah yang harus terus-menerus kita tanamkan di dalam dada kita sebagai warga negara lndonesia. Karen mengobarkan semangat para pekerja Pertamina untuk tetap berihktiar dan berdoa kita secara berkesinambungan, agar Pertamina dapat menjadi perusahaan minyak dan gas nasional berkelas dunia. Itu bukan yang sulit untuk kita capai. Meski demikian, sama seperti halnya pejuang negeri ini, kita harus yakin atas setiap langkah yang kita lakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita besar tersebut, tandasnya. Dirgahayu Republik Indonesia. (FI)

No comments:

Post a Comment