Monday 2 August 2010

Awal terciptanya minyak dan gas bumi

Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Pada kesempatan ini penulis selaku petugas Hupmas merasa terpanggil untuk mensosialisasikan secara garis besar mengenai awal terciptanya minyak dan gas bumi di " Planet Biru " ini melalui media internet/web site PT PERTAMINA (PERSERO) DOH NAD - Sumbagut yang mengudara sejak Desember 2003.

Seperti diketahui, sejarah telah mencatat bahwa kegiatan usaha penambangan minyak dan gas bumi di belahan bumi manapun selalu menjadi incaran pelaku industri migas sejak ratusan tahun lalu. Kenapa ? Sebab energi forsil ini bukan hanya mampu memberikan satu macam cairan energi saja kepada umat manusia, tapi begitu banjak jenis dan ragamya yang bersumber dari minyak mentah (crude oil) dan condensate yang kalau diolah akan melahirkan generasi turunannya seperti bensin, premium, premix, avtur, avgas, solar, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, minyak pelumas, minyak gemuk, aspal, LNG, elpiji dan berbagai produk petrokimia seperti serat nylon, plastik, cat, racun serangga, pupuk, lilin, karet sintetis, sabun, salep dan sebagainya. Namun, apa, bagaimana dan kapan proses terciptanya minyak dan gas yang terkandung di dalam perut bumi, masih merupakan suatu tanda-tanya besar bagi umat manusia sejak dulu sampai saat tulisan ini dibuat.

Berbagai usaha dan penelitian sudahpun dilakukan oleh para ahli untuk menguak tabir misteri ihwal apa, bagaimana dan kapan terciptanya minyak dan gas bumi serta di mana minyak bumi itu secara pasti dapat ditemukan. Masih terus diteliti, baik berdasarkan ilmu kimia, aktivitas elektronik seperti seismik, pelacakan melalui satelit maupun ilmu bakteri.

Dewasa ini ada tiga macam teori yang selama ini dipakai orang dalam menyelidiki rahasia terbentuknya minyak dan gas bumi. Pertama, lewat teori "bio-genetic" atau yang lebih dikenal dengan sebutan teori "organic". Kedua, teori "a-biogenetic" atau "in-organic." Dan ketiga, teori "duplex origin" yang merupakan perpaduan dari kedua teori terdahulu.

Dalam rumusan teori pertama memperkirakan bahwa minyak dan gas bumi terbentuk dari berbagai jenis organisme laut, hewani dan nabati. Hingga saat ini teori tersebut yang banyak diterima oleh para pakar dan ilmuwan perminyakan di mancanegara. Teori ini selanjutnya menyatakan bahwa minyak dan gas bumi hanya terdapat di dasar laut purba yang berada jauh di bawah permukaan planet bumi. Katanya sih, di jaman purbakala, wajah dan bentuk bumi yang kita huni saat ini, tidak sama keadaannya dengan apa yang kita kenal saat ini. Apa yang kita kenal dengan daratan dewasa ini, dulu merupakan lautan dan danau yang amat luas. Demikian pula halnya dengan keadaan bukit-bukit dan gunung-gunung yang menjulang tinggi ke angkasa, mungkin dulu merupakan daerah-daerah yang digenangi air dan lautan.

Dalam kondisi demikian, jauh sebelum manusia berperan di muka bumi, konon kabarnya telah hidup beranekaragam flora dan fauna, antara lain berbagai jenis ikan purba yang besar dan jutaan jenis binatang darat mulai yang berukuran kecil sampai yang berukuran raksasa seperti kelompok spesies Dinosaurus dan berbagai spesies tumbuh-tumbuhan purba. Fosil fauna dan flora yang sudah punah itu terkubur dalam peredaran waktu yang cukup panjang, akhirnya terbenam dan terjebak di dalam lapisan-lapisan endapan lumpur dan pasir, jauh di dasar lautan purba yang terus berevolusi. Ada yang menjadi lautan dan ada pula yang sudah berubah menjadi daratan dan gurun pasir.

Bersama lapisan-lapisan tersebut, mengendap pula lumpur-lumpur lain yang bercampur dengan bahan-bahan organik jenis lainnya. Benda-benda tersebut kemudian terkikis dan dihanyutkan oleh air hujan ke sungai yang terus menuju ke laut. Sebagai akibat dari tindihan lapisan-lapisan yang berat, ditambah lagi dengan adanya daya berat air laut yang secara bersamaan menekan endapan tersebut ke bawah. Akibatnya proses yang berlangsung jutaan tahun lamanya, endapan-endapan itu akhirnya ada yang berubah menjadi lapisan batu dan karang yang kemudian dikenal dalam dunia perminyakan dengan sebutan lapisan sedimen.

Selain itu, lapisan-lapisan sedimen tersebut ada yang tercipta dari butiran-butiran kecil yang melengkat satu dengan lainnya.Akibat proses tersebut, butiran-butiran yang telah menyatu itu jadi berpori-pori yang dapat ditembus oleh cairan. Sedangkan butiran-butiran yang sangat halus mengendap di dasar lautan yang letaknya lebih jauh dari bibir pantai dan kemudian berubah menjadi batuan tanah liat yang disebut juga sebagai serpih atau shale.

Lapisan-lapisan itu kemudian makin lama menjadi makin tebal. Proses ini tentunya berlangsung secara berkesinambungan dari jaman ke jaman sampai memakan waktu jutaan tahun lamanya.

Meskipun tidak diketahui secara pasti bagaimana bahan-bahan yang terdapat di dalam lapisan-lapisan sedimen itu menjadi minyak dan gas bumi, tapi itulah langkah awal yang diketahui oleh manusia tentang prakiraan terjadinya proses pembentukan minyak dan gas bumi. Bahan-bahan utama itu diperkirakan berubah ujub dari padat menjadi setengah cair, cair total dan sebagiannya lagi menjadi gas alam.

Menurut beberapa ilmuwan, akumulasi minyak dan gas alam yang berada di dalam jebakan, terjadi dan tercipta ketika sifat-sifat fisik dan geolometri dari bebatuan yang berubah jutaan tahun lamanya.

Dapat dijelaskan di sini bahwa bentuk utama dari jebakan atau cekungan tempat bersemayamnya minyak dan gas alam adalah terdiri dari antiklin, patahan dan stratigraphi.

Sementara jebakan minyak dan gas bumi yang berada di antiklin membutuhkan bentuk geometri closure, permen-able dan porous. Sedangkan stratigraphi jebakan migas terbentuk melalui migrasi primer dan sekunder dari source rock dan lapisan permen-able menuju jebakan yang disebut sebagai struktur stratigraphi.

Dapat ditambahkan bahwa sebagian besar jebakan itu adalah merupakan kombinasi jebakan yang terbentuk karena migrasi mekanisme kombinasi antiklin dan stratigraphi.

Demikianlah proses itu berjalan tiada hentinya, hingga timbul dugaan bahwa minyak dan gas bumi mulai terbentuk paling sedikitnya pada lima ratus juta tahun yang silam. Walahualam.-

No comments:

Post a Comment