Friday 6 March 2015

Februari 2015 Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi US$ 54,32 per Barel



Salah satu lokasi pemboran sumur migas di WKP Pertamina EP Pangkalansusu. Foto THNews.
JAKARTA, Telukharunews.com - Harga minyak mentah Indonesia (ICP) bulan Februari 2015 berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai US$ 54,32 per barel, naik sebesar US$ 9,02 per barel dari US$ 45,30 per barel pada bulan Januari 2015.

Sementara harga Minas/SLC pada Februari 2015 mencapai US$ 54,11 per barel, naik US$ 8,55 per barel dari US$ 45,56 per barel pada bulan Januari 2015.

Peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut, menurut Tim Harga Minyak Indonesia, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) dan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan Februari 2015, pasokan minyak mentah OPEC di bulan Januari 2015 mengalami penurunan akibat penurunan pasokan antara lain dari Irak dan Libya, yakni:
  • Berdasarkan publikasi IEA, pasokan minyak mentah OPEC turun sebesar 0,24 juta barel per hari menjadi sebesar 30,31 juta barel per hari.
  • Berdasarkan publikasi OPEC, pasokan minyak mentah OPEC turun sebesar 0,05 juta barel per hari menjadi sebesar 30,15 juta barel per hari.
Selain itu, berdasarkan publikasi IEA bulan Februari 2015, pasokan minyak mentah Non-OPEC bulan Januari 2015 turun sebesar 0,07 juta barel per hari menjadi sebesar 57,22 juta barel per hari akibat penurunan pasokan dari AS, Kanada, Norwegia, Rusia, Indonesia, Yaman dan Kolombia.

Faktor lainnya adalah berdasarkan publikasi OPEC bulan Februari 2015, proyeksi pasokan minyak mentah Non-OPEC tahun 2015 turun sebesar 0,41 juta barel per hari menjadi sebesar 57,09 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Lebih lanjut Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, berdasarkan publikasi IEA dan OPEC, proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2015 menunjukan peningkatan dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, yakni:
  • IEA merevisi proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2015 sebesar 93,4 juta barel per hari, naik 0,04 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
  • OPEC merevisi proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2015 sebesar 92,32 juta barel per hari, naik 0,02 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration)-USA, tingkat stok gasoline dan distillate fuel oil selama bulan Februari 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Januari 2015:
  • Stok gasoline di bulan Februari 2015 turun 0,6 juta barel menjadi sebesar 240 juta barel.
  • Stok distillate fuel oil di bulan Februari 2015 turun 9,8 juta barel menjadi sebesar 124,7 juta barel. 
Ketidakstabilan kondisi geopolitik khususnya di Irak, Nigeria dan Libya akibat perang sipil yang terjadi di negara tersebut, juga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga minyak.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan minyak mentah direct burning dari Jepang.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Februari 2015 dibandingkan bulan Januari 2014 secara umum mengalami peningkatan, sebagai berikut:
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 3,39 per barel dari US$ 47,33 per barel menjadi US$ 50,72 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 9,04 per barel dari US$ 49,76 per barel menjadi US$ 58,80 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 9,58 per barel dari US$ 44,34 per barel menjadi US$ 53,92 per barel.
Rata-Rata ICP 2014 Capai US$ 96,51 per Barel

Sementara harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama tahun 2014 berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai US$ 96,51 per barel. Harga ICP tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar US$ 106,90 per barel, sedangkan terendah bulan Desember 2014 sebesar US$ 59,56 per barel.

Khusus untuk harga rata-rata ICP Pertamina EP Lirik dari US$ 109,92/barel pada Januari 2014 secara bertahap anjlok menjadi US$ 59,89/barel di Desember 2014 atau rata-rata harga ICP PEP Lirik tercatat sebesar US$ 98,52/barel di tahun 2014.

Bila dibandingkan dengan harga rata-rata di tahun 2013 yang sebesar US$ 108,04/barel berarti sudah terjadi penurunan sebesar US$ 9,52/barel di tahun 2014.

Sedangkan harga minyak mentah jenis NSC/Katapa/Arbei yang dihasilkan Pertamina EP Pangkalansusu dan Pertamina EP Rantau pada tahun 2014 rata-rata adalah US$ 97,85/barel. Januari US$ 105,78/barel. Februari US$ 107,19/barel. Maret US$ 106,09/barel. April US$ 106,33/barel. Mei US$ 107,66/barel. Juni US$ 110,25/barel. Juli US$ 106,81/barel. Agustus US$ 101,70/barel. September US$ 96,98/barel. Oktober  US$ 85,95/barel. November US$ 77,48/barel.  Desember US$ 62,02/barel. Rata-rata US$ 97,85/barel di tahun 2014.

Sementara harga ICP jenis NSC/Katapa/Arbei tahun 2013 untuk Januari US$ 110,85/barel. Februari US$ 114,98/barel. Maret US$ 108,42/barel. April US$ 102,37/barel. Mei US$ 101,66/barel. Juni US$ 101,71/barel. Juli US$ 105,65/barel.  Agustus US$ 109,18/barel. September US$ 110,64/barel. Oktober US$ 108,30/barel. November US$ 106,49/barel. Desember US$ 109,22/barel. Rata-rata US$ 107,46/barel di tahun 2013.

Jadi bila dibandingkan dengan harga rata-rata di tahun 2013 yang sebesar US$ 107,46/bbl artinya sudah terjadi penurunan sebesar US$ 9,61/barel di tahun 2014.

Sedangkan harga rata-rata Minas/SLC selama 2014 mencapai US$ 98,63 per barel. Harga Minas/SLC tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar US$ 112,46 per barel dan terendah bulan Desember yang mencapai US$ 60 per barel.

Dibandingkan tahun 2013, harga rata-rata ICP maupun Minas/SLC tahun 2014 mengalami penurunan. Tahun lalu, rata-rata ICP mencapai US$ 105,85 per barel. Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 108,15 per barel.

Sementara itu, harga rata-rata ICP Desember 2013 hingga November 2014 mencapai US$ 100,48 per barel. Angka ini menjadi dasar penerimaan negara dan subsidi karena APBN menggunakan cash basis.  Penghitungan ICP menggunakan formula 50% RIM ditambah 50% Platts. (fi)

Sumber : Ditjen Migas

No comments:

Post a Comment