Sunday 17 June 2018

Puskesmas Pangkalansusu Sering Kekurangan Obat

Foto: Telukharunews

Pangkalansusu, Telukharunews – Sejak sebulan lalu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara mengalami kekosongan beberapa jenis obat sehingga beberapa pasien BPJS Kesehatan tidak mendapatkan obat sesuai kebutuhannya.

Ketika dikonfirmasikan Telukharunews kepada salah seorang petugas yang dinas di Puskesmas itu pada Minggu (17/6) dia membenarkan memang ada kekosongan beberapa jenis obat, misalnya obat untuk menormalkan tekanan darah tinggi (tensi) yang tersedia saat ini hanya Captropil padahal sang pasien membutuhkan Amlodipine.

Beberapa hari sebelumnya diperoleh informasi dari petugas apotik Puskesmas yang sama menyebutkan, masalah kekosongan obat di Puskesmas Pangkalansusu sudah disampaikan beberapa pekan lalu kepada pihak BPJS, tapi hingga saat ini realisasi untuk mengisi kekosongan obat di tempat kami belum dapat dipenuhi oleh pihak terkait.

Menurut hasil pengamatan Telukharunews sebenarnya pihak BJPS Kesehatan cukup peduli untuk melayani dan menjaga kesehatan masyarakat, contohnya, dalam pemberitaan media massa pusat yang disebarluaskan oleh koran daerah dengan judul berita “BPJS Kesehatan Siapkan Posko Kesehatan Pemudik” masing-masing di Terminal Pulo Gadung Jakarta, Terminal Bungarasih Surabaya, Terminal Tirtonadi Surakarta, Stasiun Yogyakarta, Rest Area Cikampek Km 57, Pelabuhan Merak Banten, Pelabuhan Gilimanuk Bali dan  Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar.

Kegiatan BPJS Kesehatan yang kabarnya sangat peduli dengan kesehatan pemudik seperti Posko tersebut di atas ditanggapi sinis oleh salah seorang pasien BPJS Kesehatan di Kecamatan Pangkalansusu yang kecewa karena tidak memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.

“Datang ke Puskesmas hanya diperiksa tensinya (tekanan darah) saja, sedangkan obatnya tidak diberikan dengan alasan, habis. Yang  ada hanya Captropil,” keluhnya.

Masih menurut pasien itu, efek samping (dampak) Captropil tidak cocok dengan dia dan yang pas hanya Amlodipe karena efek sampingnya tidak terlampau terasa bagi dia.

Untuk menjamin stabilitas tekanan darah tingginya mau tidak mau dia terpaksa membeli obat Amlodipine di apotik seharga Rp10.000,-/strip/papan isi 10 tablet 10 mg. yang diproduksi oleh Landsen PT Pertiwi Agung.

"Sudah 2 papan saya beli di apotik dan ini yang ke 3," kata dia kepada Telukharunews. 

Imbau pasien BPJS Kesehatan mandiri yang setiap bulan bayar iyuran Rp80.000,- semoga pihak BPJS Kesehatan peduli dengan kami yang tinggal di pedesaan. Jangan hanya peduli dengan kesehatan pemudik tapi kami (pasien) yang di pedesaan ditinggalkan. ***

No comments:

Post a Comment