Thursday 14 July 2016

ICP Juni 2016 Turun Jadi US$ 44,50 per Barel


Camar - 1 Foto: Ditjen Migas

JAKARTA, Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan Juni 2016 berdasarkan perhitungan Formula ICP mengalami penurunan dari US$ 44,68 per barel menjadi US$ 44,50 per barel atau turun US$ 0,18 per barel dari bulan Mei 2016.

Sementara ICP SLC Juni 2016 sebesar US$ 45,64 per barel atau turun sebesar US$ 3,82 per barel dari US$ 49,46 per barel pada bulan sebelumnya.

Di sisi lain, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Juni 2016 dibandingkan bulan Mei 2016 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:

  • Brent (ICE) naik  sebesar US$ 2,28 per barel  dari US$ 47,65 per barel menjadi US$ 49.93 per barel.
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 2,06 per barel dari US$ 46,80 per barel menjadi US$ 48.85 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 2,61 per barel dari US$ 43,21 per barel menjadi US$ 45.82 per barel.

Harga minyak mentah utama di pasar Internasional mengalami penguatan, diakibatkan oleh beberapa faktor yakni:

  • Terdapat revisi turun proyeksi surplus suplai minyak dunia terhadap permintaan minyak pada semester I 2016 menjadi di kisaran 0,8 juta barel per hari (Publikasi International Energy Agency/IEA Juni 2016) dibandingkan 1,5 juta barel per hari (IEA Januari 2016).
  • Tingkat permintaan minyak dunia pada kuartal 1 dan kuartal 2 2016 direvisi naik masing – masing 0,2 juta barel per hari (Publikasi IEA Juni 2016) menjadi berturut – turut 95,17 dan 95,48 juta barel per hari dibandingkan publikasi IEA Mei 2016.
  • Produksi minyak dunia bulan Mei 2016 mengalami penurunan dibandingkan bulan April 2016, baik dari negara – negara OPEC maupun Non OPEC, sebesar 0,8 juta barel per hari menjadi 95,4 juta barel per hari (publikasi IEA Juni 2016) dan sebesar 0,7 juta barel per hari menjadi 94,5 juta barel per hari (Publikasi MOMR OPEC Juni 2016).

Terdapat penurunan produksi minyak mentah dan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat pada akhir Juni 2016 dibandingkan pada akhir Mei 2016 (EIA 29 Juni 2016):

  • Produksi minyak mentah turun sebesar 113 ribu barel per hari menjadi 8,622 juta barel per hari, terendah sejak September 2014.
  • Stok minyak mentah komersial turun 9,1 juta barel menjadi 526,6 juta barel. 
Throughput minyak mentah kilang dunia pada bulan Juni 2016 naik 1 juta barel per hari menjadi 79,4 juta barel per hari dibandingkan bulan Mei 2016 (Publikasi IEA Juni 2016).

Terdapat penurunan oil rig di dunia (kecuali Cina dan FSU), hingga mencapai 19 rig pada bulan Mei 2016 dibandingkan bulan April 2016 menjadi 1.038 rig (Publikasi OPEC MOMR Juni 2016).

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi, antara lain :

  • Pertumbuhan permintaan minyak tahunan India pada April 2016 naik sebesar 0,4 juta barel per hari menjadi 4,5 juta barel per hari dari 4,1 juta barel per hari pada bulan April 2015. Proyeksi pertumbuhan tahunan India pada 2016 sebesar 0,4 juta barel per hari  dan merupakan pertumbuhan permintaan minyak tertinggi di dunia (Publikasi IEA Juni 2016).
  • Produksi minyak Cina pada bulan April 2016 kembali turun 55 ribu barel per hari dibandingkan bulan Maret 2016 menjadi 4,04 juta barel per hari, melanjutkan penurunan sejak akhir tahun 2015 (Publikasi IEA Juni 2016).

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, ICP SLC dan ICP rata – rata Minyak Mentah Indonesia tidak sejalan dengan membaiknya harga minyak mentah dunia, hal ini mengingat di bulan Juni 2016 terdapat koreksi harga minyak mentah SLC di pasar. ICP SLC pada bulan Mei 2016 meningkat cukup tajam dibandingkan bulan April 2016 sebesar US$12,21 per barel (disebabkan adanya penawaran yang tinggi terhadap Minyak Mentah SLC oleh trading company di pasar), sedangkan harga minyak mentah utama dunia lainnya (WTI, Brent, Basket OPEC) hanya meningkat di kisaran US$ 4,31-5.67 per barel. Selanjutnya koreksi harga pasar minyak mentah SLC, pada bulan Juni 2016 mengalami penurunan yang mengakibatkan ICP SLC turun US$ 3,82 per barel dibandingkan bulan Mei 2016. Di lain pihak, terdapat 17  ICP dari 52 ICP Minyak Mentah Indonesia yang mengacu pada ICP SLC, sehingga berdampak menurunnya rata – rata ICP Minyak Mentah Indonesia.

Sumber: Ditjen Migas

No comments:

Post a Comment