Thursday 18 September 2014

Pemerintah dan Komisi VII Sepakati Asumsi Makro RAPBN 2015


Pelaksana tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung dalam Rapat Kerja mengenai RKA-KL dengan Komisi VII DPR, Rabu (17/9) Foto ESDM

JAKARTA - Rapat kerja Pemerintah dengan Komisi VII DPR yang dipimpin Milton Pakpahan, Senin (15/9), menyepakati asumsi makro RAPBN 2015 yang terkait sektor ESDM. Asumsi makro yang disepakati adalah ICP US$ 105 per barel, total produksi/lifting migas sebesar 2.148.000 barel setara minyak per hari, terdiri dari lifting minyak 900.000 barel per hari dan gas bumi 1.248.000 barel per hari.

Sebelumnya Pemerintah yang diwakili Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung, mengajukan lifting minyak 845.000 barel per hari. Hal ini didasarkan pada data-data produksi lapangan migas di Indonesia, termasuk rencana produksi Blok Cepu tahun 2015 yang rata-rata sekitar 119.000 barel per hari. Saat ini, rata-rata produksi Blok Cepu mencapai 29.000 barel per hari dan pertengahan September diperkirakan naik menjadi 39.000 barel per hari.

“Bulan April dan Mei, produksi Blok Cepu naik menjadi 90.000 barel per hari, bulan Juni menjadi 130.000 barel per hari dan sekitar Juli hingga Agustus mencapai puncak produksi 165.000 barel per hari,” papar Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko.

Kesepakatan lainnya adalah volume BBM bersubsidi sebesar 46-47 juta KL atau turun dari usulan pemerintah sebesar 48 juta KL. Sebelumnya Pemerintah mengajukan kuota BBM bersubsidi tahun 2015 sebesar 48 juta KL. Meski upaya pengendalian tetap dijalankan, papar Kepala BPH Migas Andy Sommeng, namun pertumbuhan jumlah kendaraan berdasarkan data 3 tahun terakhir, rata-rata penjualan mobil mencapai 1,1 juta unit per tahun dan sepeda motor 7,6 juta unit per tahun. Sedangkan untuk tahun 2014, target penjualan mobil sebesar 1,25 juta unit dan motor sebesar 8 juta unit.

Kenaikan volume BBM bersubsidi juga disebabkan oleh tingginya disparitas harga BBM bersubsidi dengan non subsidi, meski sudah ada kenaikan harga pada Juni 2013. Disparitas ini mengakibatkan terjadinya migrasi pengguna BBM non subsidi ke BBM subsidi dan masih adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi, khususnya jenis minyak Solar.

Volume LPG ukuran tabung 3 kg disepakati sebesar 5.766 juta ton. Subsidi BBN untuk biodiesel Rp 1.500 per liter dan bioethanol Rp 2.000. Sedangkan subsidi LGV Rp 1.500 per liter. Alpha BBM bersubsidi ditetapkan sama dengan formula APBN-P 2013. Subsidi listrik akan diputuskan dalam rapat kerja berikutnya.

Sumber : ESDM


No comments:

Post a Comment