Sunday 25 May 2014

Akbar: Dukung Jokowi-JK, Pengurus Golkar Bisa Contoh Sikap Luhut




Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan saat jumpa pers di Wisma Bakrie, Jumat (16/5/2014). Foto Kompas.com/
Arimbi Ramadhiani.
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menghormati sikap Luhut Panjaitan yang mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar karena memilih mendukung pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Menurut dia, keputusan Luhut yang mengundurkan diri itu sudah tepat. Dengan demikian, sikap politik Luhut secara pribadi tidak akan terkait dengan partai secara struktural, meskipun ia tetap tercatat sebagai kader Partai Golkar.

"Saya pikir ini bisa jadi contoh. Misalnya ada anggota Dewan Pertimbangan, atau pengurus DPP yang punya sikap sama, saya kira ini solusi yang baik," kata Akbar di kediamannya, Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2014).

Partai berlambang pohon beringin ini telah resmi mendukung pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Oleh karena itu, Akbar menyarankan pengurus lain yang memiliki sikap berbeda dengan partai untuk mengundurkan diri dari kepengurusan partai.

"Mereka tidak perlu dipecat. Mereka harus mau melakukan langkah tidak lagi duduk dalam struktural partai," tegas Akbar.

Setelah Luhut, Indra J Piliang menyusul mengundurkan diri dari Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar karena mendukung pasangan Jokowi-JK.

Dia menjelaskan keputusannya mundur sebagai pengurus itu lantaran berusaha menghormati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sudah memutuskan arah koalisi partainya ke Prabowo-Hatta.

Meski sudah mundur sebagai pengurus Golkar, Indra memastikan dirinya tak akan mundur sebagai kader Golkar. Sebab, kata Indra, dia sudah 5 tahun dia menjadi kader Golkar.

Sebelumnya pendukung Jokowi-JK, Fahmi Idris juga mundur dari jabatannya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menghormati sikap Luhut Panjaitan yang mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar karena memilih mendukung pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Menurut dia, keputusan Luhut yang mengundurkan diri itu sudah tepat. Dengan demikian, sikap politik Luhut secara pribadi tidak akan terkait dengan partai secara struktural, meskipun ia tetap tercatat sebagai kader Partai Golkar.

"Saya pikir ini bisa jadi contoh. Misalnya ada anggota Dewan Pertimbangan, atau pengurus DPP yang punya sikap sama, saya kira ini solusi yang baik," kata Akbar di kediamannya, Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2014).

Partai berlambang pohon beringin ini telah resmi mendukung pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Oleh karena itu, Akbar menyarankan pengurus lain yang memiliki sikap berbeda dengan partai untuk mengundurkan diri dari kepengurusan partai.

"Mereka tidak perlu dipecat. Mereka harus mau melakukan langkah tidak lagi duduk dalam struktural partai," tegas Akbar.

Setelah Luhut, Indra J Piliang menyusul mengundurkan diri dari Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar karena mendukung pasangan Jokowi-JK.

Dia menjelaskan keputusannya mundur sebagai pengurus itu lantaran berusaha menghormati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sudah memutuskan arah koalisi partainya ke Prabowo-Hatta.

Meski sudah mundur sebagai pengurus Golkar, Indra memastikan dirinya tak akan mundur sebagai kader Golkar. Sebab, kata Indra, dia sudah 5 tahun dia menjadi kader Golkar.

Sebelumnya pendukung Jokowi-JK, Fahmi Idris juga mundur dari jabatannya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar. (KOMPAS.com)

No comments:

Post a Comment