Thursday 28 November 2013

R. Sukhyar : Tidak Ada Negara Yang Bisa Hidup Dari Resources Industri

Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar 
NUSA DUA - Kemajuan suatu bangsa bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, namun merupakan sebuah perjalanan panjang dengan pola perencanaan yang baik. Seluruh negara maju pada awalnya merupakan negara berkembang yang hanya bermodalkan sumber daya alam, seiring dengan berjalannya waktu mereka melakukan pengolahan dan menghasilkan produk jadi. Menjadi negara maju memerlukan tekad yang kuat dan perencanaan yang matang. Mengandalkan sumberdaya alam sebagai modal pada akhirnya akan membawa kebangkrutan sebuah bangsa.

Pada awal abad ke 19, beberapa negara melakukan kegiatan eksploitasi pertambangan, bersamaan benefit hasil dari pertambangan dipergunakan untuk memajukan pendidikan, riset dibidang geologi, mineral dan metalurgi, pada akhirnya negara-negara tersebut tampil menjadi negara-negara maju yang setelah habisnya resources mereka berganti dengan produk hasil industri. “ Tidak ada negara yang bisa hidup dari resources industri , No way itu, mesti ada value added,” ujar Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar usai rapat 13th ASEAN Senior Official Meeting on Mineral (ASOMM). Selasa, (26/11/2013).

“Tahapannya adalah, resources, manufacture baru service. Swedia dan Finlandia itu jawaranya cooper dan nickel kemudian dia lompat cluster, sekarang mereka jawaranya telekomunikasi,” lanjut  Sukhyar.

Dijelaskan Sukhyar, beberapa negara telah melaksanakan kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah (raw material) seperti, Myanmar dan Laos dan menurut Sukhyar pelarangan seperti ini merupakan gejala global semua negara termasuk negara-negara Afrika. “Kan poinnya negara-negara yang kaya resources, pasti terbelakang. Lalu muncullah sebutan resources curse. Jadi bagaimana semuanya fair business. Yang dibutuhkan negara maju kan bukan hanya raw material tapi juga intermediate. Artinya untuk proses raw material ke intermediate ambil aja investasi dari negara maju. Jangan hanya negara maju ingin raw material, jangan gitu dong, karena negara-negara seperti kita kan butuh lapangan kerja mbok yang kita punya dijadiin intermediate, kemudian diambil,” ujar Sukhyar.


Sumber: website Kementerian Esdm.

No comments:

Post a Comment