Elpiji Tabung 12 kg,
Nanti Dulu
Menteri ESDM Jero Wacik |
JAKARTA - Wacana
kenaikkan harga BBM kembali menyeruak ke permukaan. Pemerintah melalui Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menilai kebijakan kenaikan
harga BBM bersubsidi jenis premium merupakan opsi terakhir yang akan diambil
pemerintah guna menekan anggaran negara untuk alokasi subsidi BBM.
Kemungkinan melonjaknya
kuota anggaran untuk subsidi BBM sudah diperkirakan banyak pihak. Untuk itu,
pemerintah perlu mengambil langkah secara tugas guna menekan anggaran untuk
subsidi BBM yang terus melonjak. Sejumlah opsi pun terus dilakukan guna
mengantisipasi kelonjakan tersebut.
"Jika opsi-opsi lain seperti penghematan BBM subsidi dan pembatasan BBM subsidi tidak berhasil dilakukan pemerintah maka kenaikan harga BBM memang harus dilakukan," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam door stop dengan wartawan usai acara penyerahan SK Kenaikan Pangkat Pra TMT Periode April 2013 di Kementerian ESDM pada Jumat (15/03/13).
"Jika opsi-opsi lain seperti penghematan BBM subsidi dan pembatasan BBM subsidi tidak berhasil dilakukan pemerintah maka kenaikan harga BBM memang harus dilakukan," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam door stop dengan wartawan usai acara penyerahan SK Kenaikan Pangkat Pra TMT Periode April 2013 di Kementerian ESDM pada Jumat (15/03/13).
Selain itu, beberapa
pihak juga menilai bahwa kenaikkan harga BBM ini memang tidak bisa dihindari
lagi. Pasalnya, selain berdasarkan perhitungan ekonomi yang sudah tidak cocok,
ada beberapa faktor yang memperkuat wacana kebijakan tersebut, diantaranya
harga minyak mentah dunia yang terus melonjak serta alokasi anggaran untuk
subsidi BBM yang sudah terlalu tinggi sehingga tidak lagi memungkinkan jika
terus ditambah.
"Banyak yang
mengusulkan bahwa harga BBM premium sudah tidak cocok secara perhitungan
ekonomi karena harga bahan bakar di luar negeri juga tinggi kemudian subsidi
kita juga sudah terlalu tinggi.Tetapi juga kebijakan harga BBM tidak hanya
urusan ekonomi karena menyangkut juga kepada sosial, menyangkut efek terhadap
kemiskinan, dan inilah yang menjadi pertimbangan serius pemerintah. Tidak bisa
gegabah. Sehingga opsi menaikkan harga BBM menjadi opsi terakhir bagi
pemerintah." kata Wacik.
Dikatakan Wacik,
"Kalau opsi-opsi lain sudah dilakukan dan tidak berhasil, tidak signifikan
hasilnya dan berat ekonomi nasionalnya, maka menaikkan harga BBM menjadi opsi
terakhirnya. Sabar sedikit, sedang dikaji oleh pemerintah."
Selanjutnya Wacik
menyampaikan, masyarakat agar bersabar dan menunggu keputusan akhir dari
pemerintah dan tidak terpengaruh terhadap wacana tersebut. "Hal-hal yang
seperti ini selalu pikiran pemerintah adalah rakyat, terutama adalah rakyat
yang bagian bawah. Tidak boleh kebijakannya begitu rupa sehingga rakyat bagian
bawah terkena. Ini fokus kami (pemerintah) dalam membahas. Karena itu sabar
sedikit, apapun nanti keputusannya nanti tetap pikiran utamanya adalah rakyat
menjadi pertimbangan utama”.
Harga BBM opsi terakhir. LPG 12 kg Nanti dulu |
Kenaikan
Harga LPG 12 Kg
Menyinggung tentang
adanya wacana menaikkan harga LPG tabung 12 kg, pemerintah belum mengijinkan PT
Pertamina (Persero) menaikkan harga jual LPG tabung 12 kg pada saat ini karena
akan memberatkan masyarakat.
"Secara rasional,
bisa naik. Tapi membebani masyarakat," kata Menteri ESDM Jero Wacik
disela-sela peluncuran Buku Hemat Energi dan Air di TMII, Kamis (14/3).
Keputusan untuk tidak
menaikkan harga jual LPG tabung 12 kg, menurut Wacik, merupakan hasil kajian
dirinya dengan Menteri Perekonomian Hatta Radjasa dan Meneg BUMN Dahlan Iskan.
"Karena kepentingan
rakyat, kita nggak boleh gegabah. Jadi belum naik sementara ini. Waktu ini
tidak tepat," ujarnya.
Dengan tidak naiknya
harga LPG 12 kg, maka Pertamina diperkirakan akan menanggung kerugian sekitar
Rp 5 triliun. Sebelumnya, perusahaan pelat merah itu mengajukan kenaikan harga
LPG 12 kg sebesar Rp 25.400 per tabung. Jika kenaikan ini disetujui, Pertamina
bisa menekan kerugian sebesar Rp 1,1 triliun. (ditjen migas/esdm)
No comments:
Post a Comment