Presiden
SBY pada peembukaan Musrenbangnas 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa
(30/4) pagi. (foto: abror/presidenri.go.id)
|
"Negara yang sangat
kapitalistik dan menyerahkan segala sesuatu ke pasar kini melakukan koreksi dan
perbaikan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain
arahannya saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)
2013 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (30/4) pagi.
Presiden ingn Indonesia
tidak terbawa arus pasar karena berbahaya bagi perekonomian nasional.
"Khusus Indonesia, kita semua harus berbuat, jangan hanya menyerahkan
kepada mekanisme pasar. Sangat berbahaya. Negara ikut bertanggungjawab atas
kondisi ekonomi negaranya," Presiden SBY menegaskan.
Pada bagian lain
arahannya, Presiden SBY mengingatkan para menteri dan seluruh kepala daerah
untuk bersama-sama memahami kondisi perekonomian nasional. Tujuannya, agar
kebijakan yang dihasilkan dapat menjaga pertumbuhan dan ketahanan ekonomi
nasional.
"Ketika dunia
mengalami krisis ekonomi, kita harus berupaya sekuat tenaga agar ekonomi kita
tetap tumbuh dan memiliki ketahanan yang baik," ujar Presiden SBY.
Ketahanan ekonomi ini
penting, tidak hanya sebatas pertumbuhan ekonomi, terutama di tengah krisis
ekonomi dunia saat ini. Menurut Presiden SBY, banyak negara yang akhirnya tidak
sanggup menahan dampak krisis ekonomi dunia. SBY tidak ingin dampak krisis
menjalar ke Indonesia, seperti yang terjadi pada negara lain.
Tunggu Kesiapan Kompensasi bagi Rakyat Miskin
Pada kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan naik.
Pelaksanaannya masih menunggu kesiapan kompensasi atas dampak kenaikan harga
BBM kepada rakyat miskin, seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM),
beasiswa, dan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Kondisi fiskal tak
lagi memungkinkan pemerintah mempertahankan harga subsidi BBM seperti sekarang
ini. Apalagi, subsidi BBM yang berjalan selama ini tidak tepat sasaran.
Konsumen kelas menengah ke atas bisa terus menikmati subsidi BBM," ujar
Presiden SBY.
Oleh karena itu,
pemerintah mengambil kebijakan subsidi BBM harus dikurangi. "Kenaikan
harga BBM dilakukan secara terbatas dan terukur. Harga BBM tak dinaikkan setara
harga pasar dan harga keekonomian," Presiden SBY menjelaskan.
SBY kembali menegaskan,
apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan, pemerintah wajib memberi perlindungan
sosial kepada rakyat miskin. Rakyat miskin akan mendapat kompensasi, antara
lain dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), beasiswa bagi
siswa miskin, dan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). "Kompensasi bagi
rakyat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM akan dibahas bersama DPR
dalam RAPBN Perubahan 2013," kata SBY.
Presiden berharap,
dengan penjelasan yang telah disampaikan ini, para menteri, gubernur, walikota,
dan seluruh pemimpin daerah bisa memahami dan bisa menjelaskan kepada masyarakat
luas.
Sumber: www.presidenri.go.id
No comments:
Post a Comment